Jenazah Wayan Supini Tiba di Bali, Dijemput Keluarga

Badung, IDN Times - Jenazah terapis asal Bali yang menjadi korban gempa di Turki, Ni Wayan Supini, tiba di Terminal Kargo dan Pos Domestik Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, pada Kamis (23/2/2023), pukul 16.00 Wita. Selanjutnya jenazah dibawa menggunakan Mobil Jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Denpasar menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung untuk dititipkan sementara.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jenazah korban yang baru 7 bulan bekerja di Turki ini ditemukan di reruntuhan apartemen di Dyarbarkir, pasca gempa bumi berkekuatan 7,8 SR yang mengguncang Turki, pada Senin (6/6/2023) lalu.
1. Keluarga tidak bisa melakukan video call dengan korban

Suami korban, Nyoman Ranten (50) mengaku tidak menyangka menjemput jenazah istrinya seperti ini. Ia ingat benar melakukan video call sebelum musibah kejadian tersebut.
Pada 6 Februari 2023 lalu, ia sudah tidak bisa menghubungi istrinya dan baru mendapatkan informasi bahwa istrinya menjadi korban, pada 17 Februari 2023. Informasi tersebut berasal dari Mabes Polri yang diteruskan ke Polresta Denpasar, lalu ke pihak keluarga.
“Kami kan sering video call-an juga. Yang paling sering kan anak saya yang masih kecil ini sering kali minta. Bahkan pada saat kami belum dapat kabar pun dia sering nelepon, biar bisa aja komunikasi dengan ibunya. Tapi nggak pernah direspons karena belum ada berita yang benar-benar,” ungkapnya.
2. Tidak diaben dan akan dikuburkan tanggal 10 Maret 2023

Nyoman Ranten mengungkapkan bahwa jenazah istrinya akan dikuburkan tanggal 10 Maret 2023 mendatang. Keluarganya harus lapang dada menerima keputusan pararem (aturan) karena kematian istrinya dikategorikan salah pati sehingga tidak bisa diaben ataupun kremasi.
“Kami akan kubur tanggal 10 Maret kalau nggak salah ya, karena sesuai dengan turan adat kami. Ya karena ini sudah dikategorikan mati salah pati. Ya jadinya itu yang sesuai pararem. Harapan kami sih bisa kremasi supaya kesedihan kami bisa sekali saja. Sudah sekali aja, sudah nggak lagi-lagi nunggu,” ungkapnya.
Saat ini keluarga besarnya masih melakukan serangkaian acara odalan sehingga rencana penguburan istrinya akan dibicarakan lagi usai upacara tersebut selesai.
3. Keluarga besar menjemput jenazah ke Terminal Kargo Domestik

Sementara itu, anak pertama korban, I Gede Kresna Adi Pratama Putra (20), mengatakan keluarganya masih berkeinginan agar jenazah ibunya bisa diaben. Namun karena terkendala pararem, sehingga keluarga besar harus menyimpan keinginan tersebut.
Penjemputan jenazah ibunya disambut oleh keluarga inti dari Kabupaten Klungkung. Termasuk dari saudara-saudara keluarga korban sendiri.
“(Penjemputan) ya seperti ini tidak ada yang khusus. Tidak ada yang spesial. Dari keluarga Klungkung cuma kami aja. Keluarga inti aja. Kalau dari keluarga ibu, ya saudara-saudara misan, sepupu ya,” jelasnya.