Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jaringan GUSDURian: Aparat Tak Hadir di People's Water Forum

Pelecehan verbal terjadi ketika acara People's Water Forum tanggal 21 Mei 2024.(instagram.com/solidaritasperempuan)
Pelecehan verbal terjadi ketika acara People's Water Forum tanggal 21 Mei 2024.(instagram.com/solidaritasperempuan)

Badung, IDN Times - Selama pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18–25 Mei 2024, peristiwa intimidasi terjadi. Satu organisasi masyarakat (ormas) bernama Patriot Garuda Nusantara (PGN) membubarkan acara People's Water Forum (PWF) yang digelar oleh jaringan aktivis, masyarakat sipil, akademisi, dan pemerhati lingkungan di Hotel Oranjje, Jalan Hayam Wuruk, Kota Denpasar, Selasa (21/5/2024). PWF ini dibuat untuk mengkritisi privatisasi air dan mendorong pengelolaan air untuk kesejahteraan masyarakat.

Atas kejadian ini, Jaringan GUSDURian membuat pernyataan sikap mengenai pembubaran acara PWF tersebut. Berikut lima poin yang dipaparkan Jaringan GUSDURian dalam postingannya di laman Gusdurian.net yang ditandatangani oleh Koordinator Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid.

1. Jaringan GUSDurian mengecam pembubaran PWF

Poin pertama, Jaringan GUSDURian mengecam ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) yang secara terang-terangan melakukan aksi teror terhadap peserta dan pemateri PWF. Padahal kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran diatur di dalam konstitusi Pasal 28 dan Pasal 28E Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. 

Poin kedua, Jaringan GUSDUrian menyayangkan sikap aparat yang tidak melakukan upaya pengamanan terhadap peserta dan pemateri PWF. Padahal sebagai alat negara, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab aparat untuk berpihak pada konstitusi dengan melindungi peserta forum.

2. Meminta Kapolri mengusut aksi teror

Pelecehan verbal terjadi ketika acara People's Water Forum tanggal 21 Mei 2024.(instagram.com/solidaritasperempuan)
Pelecehan verbal terjadi ketika acara People's Water Forum tanggal 21 Mei 2024.(instagram.com/solidaritasperempuan)

Poin ketiga, Jaringan GUSDURian meminta kepada Kapolri untuk mengusut, menindak tegas, dan mengungkap dalang serta motif aksi teror tersebut. Tindakan pembubaran acara PWF adalah kegagalan negara dalam menghadirkan ruang aman bagi masyarakat yang berkumpul dan berserikat. Ini menjadi pertanda bahwa ada krisis demokrasi di Bali. 

Poin keempat dan kelima, Jaringan GUSDURian meminta pemerintah pusat mauun daerah menjamin hak warga negara untuk berkumpul dan berpendapat sesuai mandat konstitusi, serta mengajak para GUSDURian bersama jejaring masyarakat sipil lainnya untuk semakin memperkuat solidaritas, merawat gerakan, dan memberikan dukungan kepada para pejuang lingkungan yang selalu berkomitmen dalam mewujudkan kebaikan bagi masyarakat dan masa depan umat manusia. 

3. WWF dianggap tidak berdampak signifikan terhadap tata kelola air

Tarian sakral di acara Balinese Water Purification WWF ke-10 (IDN Times/Ayu Afria)
Tarian sakral di acara Balinese Water Purification WWF ke-10 (IDN Times/Ayu Afria)

Jaringan GUSDURian menyebutkan, WWF 2024 mendapatkan kritik dari kelompok masyarakat yang menilai acara tersebut tidak membawa dampak signifikan terhadap tata kelola air yang berkeadilan bagi masyarakat. Sebab forum tersebut disponsori oleh lembaga yang pro terhadap privatisasi pengelolaan sumber daya air.

Oleh karenanya, jaringan aktivis, masyarakat sipil, akademisi, dan pemerhati lingkungan membuat forum alternatif bernama People’s Water Forum 2024 yang juga bertempat di Bali pada 21–23 Mei 2024. Acara ini gagal digelar karena adanya tindakan pembubaran paksa oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN). Ormas tersebut bahkan melakukan perusakan atribut diskusi, kekerasan fisik, dan verbal, sabotase akses hotel tempat acara digelar, serta pelarangan liputan oleh jurnalis. Ironisnya, aksi premanisme ormas tersebut dilakukan di hadapan aparat yang tidak melakukan upaya pengamanan apa pun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us