HET Pupuk Subsidi Turun, Petani Tabanan Harap Kualitas Tetap Sama

- Turunnya harga pupuk mampu tekan biaya operasional petani
- Empat jenis pupuk paling banyak digunakan petani Tabanan: Urea, NPK, NPK formula khusus kakao, dan pupuk organik
- Petani diingatkan berhati-hati saat membeli pupuk secara online dengan harga murah
Tabanan, IDN Times - Pemerintah pusat menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Kebijakan ini berlaku per 22 Oktober 2025. Adanya kebijakan ini diharapkan meringankan beban biaya operasional petani terutama menjelang masa tanam.
Petani di Tabanan, I Wayan Sukaharta, menyambut baik kebijakan ini. Tetapi ia berharap dengan adanya penurunan HET pupuk bersubsidi, kualitas pupuk tetap sama. "Tentu senang dengan kebijakan ini. Tetapi kualitas pupuk diharapkan tetap sama meski HET nya turun," ujarnya, Rabu (5/11/2025).
1. Turunnya harga pupuk mampu tekan biaya operasional

Sukaharta melanjutkan, turunnya HET pupuk subsidi ini tentunya dapat menekan biaya operasional yang dikeluarkan petani. Selain itu dengan turunnya harga ini, petani mampu membeli sesuai dosis anjuran tanpa mengurangi dari kebutuhan. Tetapi ia berharap turunnya harga ini tidak menurunkan kualitas dari pupuk itu sendiri.
"Kalau harga turun tapi mutu berkurang, hasil panen juga tidak akan maksimal,” katanya.
Untuk itu, dia pun meminta pihak berwenang terus mengawasi mutu dan distribusi pupuk bersubsidi supaya tepat sasaran.
"Efektivitas pupuk sangat menentukan produktivitas tanaman, apalagi di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu," tegasnya.
2. Empat jenis pupuk yang paling banyak digunakan petani Tabanan

Plt. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Ni Kadek Ari Erlina Yanti mengatakan, di Tabanan terdapat empat jenis pupuk bersubsidi yang paling banyak digunakan petani, yakni Urea, NPK, NPK formula khusus kakao, dan pupuk organik.
Ia juga membenarkan adanya penurunan HET pupuk subsidi sebesar 20 persen yang telah diberlakukan mulai 22 Oktober 2025. Menurutnya, penurunan HET berlaku untuk penebusan pupuk setelah tanggal 22 Oktober.
"Oleh karena itu, penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk tahun depan juga mengacu pada harga baru,” jelasnya.
3. Petani berhati-hati saat membeli pupuk secara online

Ari melanjutkan, dengan penurunan HET ini maka harga terbaru pupuk subsidi antara lain pupuk urea turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram (atau Rp90 ribu per sak dari sebelumnya Rp112.500). Sementara pupuk NPK turun dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram (dari Rp115 ribu menjadi Rp92 ribu per sak).
Ari mengingatkan petani agar berhati-hati membeli pupuk, terutama yang dijual secara online. Menurutnya, pupuk bersubsidi hanya boleh disalurkan melalui kios pengecer resmi yang terdaftar dalam sistem RDKK.
“Jangan tergiur membeli pupuk murah secara online karena belum tentu terjamin mutunya. Pastikan membeli pupuk subsidi di kios resmi agar kualitas dan keasliannya terjaga,” tegasnya.



















