Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hari Baik Menurut Hindu Bali 8 September 2025, Baik Memuja Leluhur

ilustrasi leluhur (unsplash.com/Polina Kuzovkova)
ilustrasi leluhur (unsplash.com/Polina Kuzovkova)

Rahajeng semeng semeton sareng sami (selamat pagi teman-teman semuanya), semoga kabarnya baik dan sehat selalu ya. Meskipun cuaca tengah tak menentu, tapi harus tetap semangat memulai hari dengan ramalan hari baik menurut Hindu Bali. Ramalan pada Senin, 8 September 2025 berdasarkan Kalender Bali Digital ini diawali dengan amerta dadi. 

Amerta dadi adalah hari baik untuk upacara Dewa Yadnya dan pemujaan terhadap leluhur. Sementara, banyu urug artinya baik untuk membuat bendungan. Namun, tidak baik untuk membuat sumur. Penasaran bagaimana ramalan hari baik lainnya? Yuk baca selengkapnya di bawah ini.

Baik menanam tebu

ilustrasi  tebu (freepik.com/bdspn)
ilustrasi tebu (freepik.com/bdspn)

Dadig krana adalah hari baik untuk menanam tebu dan mentimun. Namun, tidak baik untuk upacara atau yadnya, mengadakan pertemuan atau rapat, dan bersenggama. Carik walangati merupakan hari yang tidak baik untuk melakukan pernikahan atau wiwaha, atiwa-tiwa atau ngaben dan membangun rumah. 

Gagak anungsang pati artinya tidak baik melakukan upacara membakar mayat dan atiwa-tiwa. Kala bancaran adalah hari baik untuk membuat senjata, taji, dan pengiris (pisau besar untuk mengiris atau untuk mengadap nira). 

Tidak baik melaksanakan karya ayu

Ilustrasi sembahyang di pura. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi sembahyang di pura. (IDN Times/Yuko Utami)

Kaleburau artinya tidak baik melakukan karya ayu atau yadnya. Hari ini juga tidak baik melaksanakan atiwa-tiwa atau ngaben. Sementara, kala siyung adalah hari yang tidak baik, hari ini harus diwaspadai karena mengandung pengaruh buas.

Kala sor merupakan hari yang tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, dan membuat terowongan. Kala temah artinya tidak baik untuk dewasa ayu

Baik membuat kentongan

Ilustrasi kentongan milik warga Bantul. IDN Times/Daruwaskita
Ilustrasi kentongan milik warga Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Karnasula artinya baik untuk membuat kentongan, bajra, kendang, kroncongan (denta sapi dari kayu) dan sejenisnya. Namun, tidak baik untuk membangun rumah tempat tidur, dan mengadakan rapat atau pertemuan. Sampar wangke artinya tidak baik untuk bersenggama, kalau dilanggar bisa melahirkan bayi yang penuh kesialan dan kemalangan. 

Salah wadi merupakan hari yang tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya, seperti wiwaha, mapendes, potong rambut, dan lain-lain. Termasuk tidak baik melangsungkan upacara Pitra Yadnya, misalnya penguburan, atiwa-tiwa atau ngaben, nyekah, ngasti, dan lainnya. Pararasan: Aras Tuding, Pancasuda: Sumur Sinaba, Ekajalaresi: Buat Suka, Pratiti: Bhawa.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Saksi dan 21 Korban TPPO di Pelabuhan Benoa Ajukan Perlindungan LPSK

08 Sep 2025, 21:42 WIBNews