Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Foto: Kondisi Gunung Anak Krakatau Pasca Tsunami Banten

raeuchermischungen-blog.info

Jakarta, IDN Times - Gelombang tsunami di Banten dan Lampung Selatan telah menelasn banyak korban, Sabtu (22/12), sekitar pukul 21.30 Wib. Total jumlah korban jiwa saat ini mencapi 281 orang meninggal dunia (data sampai Senin pagi), 28 orang hilang, serta 843 lainnya mengalami luka-luka. Angka ini belum termasuk kerugian material seperti rumah, hotel, dan fasilias umum yang hancur.

Peristiwa ini cukup mengejutkan karena tsunami datang tanpa didahului gempa bumi pada umumnya. Sehari setelah tsunami menerjang, baru diketahui dugaan penyebab gelombang tinggi tersebut, yakni karena aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berdiri di Selat Sunda.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rudy Suhendar, menduga penyebab tsunami adalah letusan Gunung Anak Krakatau.

Rudy menyebutkan Gunung Anak Krakatau meletus pada Sabtu (22/12) pukul 21.03 WIB. Lalu, pada pukul 21.27 WIB, gelombang tsunami menerjang wilayah Banten dan Lampung.

Namun penyebab pasti tsunami yang menerjang wilayah Banten masih terus diselidiki. Berikut foto-foto Gunung Anak Krakatau yang diambil sehari pasca tsunami.

1. Letusan Gunung Anak Krakatau dilihat dari ketinggian

ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

2. Asap putih membumbung saat Gunung Anak Krakatau meletus

Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau (ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.)

3. Letusan Gunung Anak Krakatau diduga menjadi penyebab tsunami yang menerjang Banten dan Lampung Selatan

ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

4. Kilat terlihat di antara kepulan asap letusan Anak Gunung Krakatau

Anak Gunung Krakatau (ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.)

5. Tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter saat Gunung Anak Krakatau erupsi

ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

Penyebab pasti tsunami memang masih terus diselidiki. Sebab menurut Rudy, getaran tremor tertinggi Gunung Anak Krakatau sudah terjadi sejak Juni 2018, namun tidak pernah menimbulkan gelombang tinggi apalagi tsunami.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us