Ratusan Napi Lapas Kerobokan Positif COVID-19, Jamaruli: Semuanya OTG

Sudah muncul klaster lapas  

Badung, IDN Times - Ratusan narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Denpasar dan Lapas Perempuan Denpasar dinyatakan positif COVID-19. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ka Kanwil Kemenkumham) Bali, Jamaruli Manihuruk datang ke Lapas Kerobokan pada Senin (26/10/2020), pukul 10.06 Wita.

"Kalau penelusuran, pasti kami lakukan. Tadi saya sudah ngomong ke Kalapas di sini. Pegawai saya haruskan mandi (di dalam lapas) sebelum masuk," jelas Jamaruli Manihuruk.

Baca Juga: 5 Kemungkinan Penyebab Hasil Rapid Test Napi Lapas Kerobokan Reaktif

1. Napi yang positif COVID-19 diketahui tanpa gejala

Ratusan Napi Lapas Kerobokan Positif COVID-19, Jamaruli: Semuanya OTGTangkapan layar. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Jamaruli Manihuruk, dari 359 napi yang diswab, sebanyak 91 napi hasil tesnya positif. Tercatat dari jumlah tersebut ada tujuh orang di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).

Keseluruhannya di Wisma Bedugul ada 80 WNA. Dari jumlah tersebut, 65 orang dinyatakan hasil rapid test-nya reaktif dan 15 orang lainnya non reaktif.

"Saya cek barusan semuanya kondisinya sebenarnya dalam keadaan baik. OTG (Orang Tanpa Gejala). Jadi enggak ada kelihatan dari mereka saat saya tanya, ada yang batuk, tidak ada. Ada yang flu, nggak ada," jelasnya.

Pihak Lapas juga menyiapkan vitamin untuk para napi yang saat ini sedang diisolasi. Para napi juga diwajibkan berolahraga sampai berkeringat. Selain itu, mereka juga diharuskan berjemur, memakai masker, dan lebih menjaga kebersihan.

"Jadi kalau melihat kondisinya, sama sekali nggak ada gangguan. OTG semua," ungkapnya.

Baca Juga: Kadivpas Tempatkan 627 Napi Lapas Kerobokan yang Reaktif di Enam Blok

2. Diisolasi di aula dan Wisma Kuta selama 14 hari

Ratusan Napi Lapas Kerobokan Positif COVID-19, Jamaruli: Semuanya OTGSuasana menunggu antrean rapid test di Lapas Kelas II A Kerobokan Bali. (Dok.IDN Times/tangkapanlayar)

Para napi yang positif COVID-19 diisolasi di aula lapas dan Wisma Kuta. Mereka tidak bisa diisolasi di tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah lantaran statusnya yang masih menjalani hukuman.

"Mereka kami buat isolasi tersendiri. Mereka ini kan enggak bisa keluar kan. Ya misalnya tempat isolasi yang disiapkan Pemda itu, nggak bisa. Mereka menjalani masa hukuman, jadi mereka tetap di dalam," ungkapnya.

Aula dengan kapasitas sekitar 300 orang tersebut ditempati oleh 60 napi yang positif COVID-19. Sisanya berada di Wisma Kuta. Sebanyak 91 napi telah diisolasi selama tiga hari dan dipastikan mereka akan menjalani isolasi selama 11 hari ke depan. 

3. Tidak ada pemindahan napi ke luar lapas

Ratusan Napi Lapas Kerobokan Positif COVID-19, Jamaruli: Semuanya OTGSejumlah residen dari Lapas Kerobokan dikirim untuk menjalani rehabilitasi (Dok. IDN Times/HUmas Kemenkumham Bali)

Jamaruli menegaskan bahwa tidak ada pemindahan napi ke luar lapas, apalagi dengan alasan untuk mengurangi kapasitas Lapas. Ia menyebut tindakan itu akan berisiko terhadap penularan penyakit.

"Ya kalau pemindahan, ya di dalam. Jangan sampai nanti kami pindahkan di tempat yang baru yang nggak ada yang sakit, ini menyebar di sana. Ya kami harus berhati-hati. Nggak nggak ada (pemindahan ke luar lapas)," ujarnya.

Seandainya pun nanti ada pemindahan ke luar lapas, harus menggunakan kendaraan khusus agar jangan sampai malah masyarakat di sepanjang jalan yang tertular.

"Tapi yang pastinya sekarang ini kita pisahkan tempatnya. Jangan sampai bercampur dengan yang memang sama sekali tidak kena," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya