2 Anggota Subak Palian Tabanan Tewas Tertimbun Jembatan yang Runtuh

Tabanan, IDN Times – Kejadian tragis terjadi di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Selasa (7/5) lalu. Sebab dua orang anggota Subak Palian tewas tertimbun proyek jembatan yang jebol. Kedua korban itu bernama I Ketut Sudana (50) dan I Wayan Budi (50). Proyek tersebut sementara harus dihentikan dan polisi tengah melakukan penyelidikan.
1. Lima orang langsung terperosok ke dalam jembatan yang ambrol

Saat itu warga Subak Palian sedang melakukan kegiatan gotong royong. Sekitar pukul 07.15 Wita, tiba-tiba terdengar suara kentongan. Kepala Dusun Puseh, I Nyoman Suda, lantas melakukan pengecekan ke jalan dan mendapat kabar bahwa ada musibah.
“Saya dapat informasi jika ada warga yang tertimbun jembatan ambrol (Runtuh),” ujarnya.
Lima warga terperosok ke lubang sedalam sekitar tujuh meter, berdiameter dua meter tersebut. Dua orang selamat, satu orang tertanam reruntuhan hingga sebatas leher, dan dua orang lainnya terpendam.
“Dua orang yang terpendam ini yang meninggal,” ujarnya.
Kurang lebih satu jam setelah kejadian, I Ketut Sudana bisa dievakuasi dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit (RS) Semara Ratih. Namun kondisinya kritis dan meninggal. Sementara I Wayan Budi baru bisa dievakuasi sekitar enam jam pasca kejadian oleh anggota Kepolisian Resor (Polres) Tabanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan. Mereka bersama warga mengevakuasinya menggunakan peralatan sederhana. Yaitu menggunakan tali tambang untuk menarik jenazah korban.
2. Mereka tengah merenovasi jembatan dari dana desa seniali Rp150 juta

Jembatan di jalan Subak Palian, Desa Perean ini merupakan penghubung jalan antara dua dusun, yakni Dusun Puseh dan Dusun Punyuh. Kepala Dusun Puseh, I Nyoman Suda, menyebutkan mereka bergotong royong karena mengerjakan proyek untuk memperbaiki jembatan yang telah dibangun tahun 1980 ini. Biaya renovasi jembatan itu, kata Suda, berasal dari dana desa dengan anggaran Rp150 juta.
Warga subak tersebut mengurug badan jembatan menggunakan tanah hingga menjadi datar. “Kemarin (Senin, 6 Mei 2019) juga ada kegiatan serupa. Penumpukan tanah dilakukan dengan mengambil di sekitar,” ungkapnya.
3. Kasus ini masih dilidik

Kepolisian Sektor (Polsek) Baturiti tengah melakukan lidik terkait kasus ambrolnya jembatan penghubung tersebut. Kapolsek Baturiti, Kompol I Nengah Sudiartana, menyebutkan, masyarakat tidak mengetahui pasti konstruksi jembatan. Kasus ini dilidik oleh pihak kepolisian agar bisa memastikan penyebab ambrolnya jembatan yang panjangnya sekitar enam meter tersebut.
“Ini dibuat tahun 1980, masyarakat melakukan pengurugan untuk menaikkan jembatan dengan tanah sehingga jebol,” ujarnya.