10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

Siapa tahu ada yang mau membangun rumah

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Umat Hindu di Bali percaya bahwa posisi rumah dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi penghuninya. Hal ini tertuang dalam Lontar Bhama Kretih. Bhama Kretih merupakan lontar Tattwa di Bali, berisi penjelasan mengenai areal pekarangan rumah (Karang) yang memiliki sifat atau aura baik (Positif) dan buruk (Negatif).

Kali ini membahas dulu tentang pekarangan rumah yang memiliki aura negatif. Menurut Lontar Bhama Kretih, pekarangan yang memiliki aura negatif sering disebut dengan istilah Karang Panes. Karang Panes ini akan memberikan dampak yang kurang baik bagi penghuninya. Apa saja ciri-ciri pekarangan rumah yang memiliki aura negatif? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

1. Karang Karubuhan, pekarangan yang berhadap-hadapan atau berpapasan dengan perempatan atau pertigaan atau persimpangan jalan

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

2. Karang Sandanglawe, pekarangan yang pintu masuknya berpapasan dengan pekarangan milik orang lain

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Baca Juga: 5 Tempat Melukat Populer di Bali, Bikin Tenang Batin

3. Karang Kuta Kabanda, pekarangan yang diapit oleh dua ruas jalan

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Balifoto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/ Mathew Schwartz)

4. Karang Sula Nyupi, pekarangan yang berpapasan dengan jalan raya atau numbak marga atau numbak rurung

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Balifoto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Fredrik Öhlander)

5. Karang Gerah, pekarangan yang terletak di hulu pura atau parahyangan

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto ilustrasi pura. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

6. Karang Tenget, pekarangan bekas pekuburan, bekas pura, atau bekas pertapaan

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto ilustrasi kuburan di Bali. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

7. Karang Buta Salah Wetu, pekarangan yang pernah ada kejadian aneh misalnya kelahiran babi berkepala gajah, pohon kelapa bercabang, pisang berbuah melalui batangnya, dan lainnya

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (Instagram.com/april_cepril)

8. Karang Boros Wong, pekarangan yang memiliki dua pintu masuk sama tinggi dan sejajar

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (pixabay.com/ptrabattoni)

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

9. Suduk Angga, pekarangan yang dibatasi oleh pagar hidup (Tanaman), di mana akar-akar atau tunasnya masuk ke pekarangan orang lain

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Jon Tyson)

10. Karang Kalingkuhan, pekarangan yang dikelilingi tanah atau rumah milik satu orang

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi BaliFoto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Andreas Gücklhorn)

Bagaimana dampaknya jika seseorang menempati pekarangan dengan kriteria yang disebutkan di atas? Menurut Lontar Bhama Kretih, hal tersebut dapat mengakibatkan penghuninya tertimpa berbagai bencana seperti sakit yang tidak wajar, sering bertengkar, kekurangan harta benda (Uang, dan lainnya) meskipun sudah tekun bekerja (Kos boros), dan sebagainya.

Setiap orang harus menghindari tinggal di pekarangan rumah dengan kriteria tersebut. Namun jika karena suatu keadaan harus menempati rumah dalam kondisi pekarangan yang sudah dijelaskan di atas, maka harus diadakan upacara pengeruwatan.

Apakah tempat tinggalmu memiliki kriteria di atas? Segera berkonsultasi dengan orang yang mengerti akan hal ini untuk membuatkan upakara penanggulangannya!

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya