Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik Wafat

Tokoh Mantri Manis yang selalu ditunggu pemirsa radio #Bali

Dunia seni tari Bali berduka. Seorang seniman legendaris, Ni Wayan Murdi, telah berpulang Sabtu (5/11/2022) lalu di Rumah Sakit (RS) Wangaya Denpasar, karena sakit sesak dan faktor usia.

Ni Wayan Murdi dikenal sebagai seniman arja klasik pada era 80 hingga 90-an. Ia populer karena suaranya yang khas sebagai tokoh Mantri Manis. Berikut ini profil Ni Wayan Murdi semasa hidupnya.

Baca Juga: Kisah Ida I Dewa Agung Istri Kanya, sang Raja Klungkung

Baca Juga: 7 Fakta Kuliner Bali yang Gak Banyak Diketahui Publik

1. Darah seni menurun dari ayahnya

Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik WafatAlm. Ni Wayan Murdi. (dok. I Made Wedastra)

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah pepatah yang tepat untuk menggambarkan Ni Wayan Murdi. Jiwa seninya menurun dari sang ayah yang merupakan seniman topeng sejati bernama I Nyoman Pugra. I Nyoman Pugra dikenal dengan tarian Topeng Pugra-nya.

Menurut anak angkat Ni Wayan Murdi, I Made Wedastra, Wayan Murdi kecil sering mengikuti ayahnya setiap pentas menari topeng.

"Ibu Murdi sudah terbiasa dengan tarian dan nyanyian, khususnya untuk arja dan topeng. Ibu belajar menari secara otodidak tanpa ada guru khusus," ungkap I Made Wedastra saat dihubungi melalui saluran telepon, Rabu (9/11/2022).

Selama di rumah, Wayan Murdi dilatih dan diajak menari oleh ayahnya. Berkat bakat dan keinginan yang sangat tinggi di dunia seni, Wayan Murdi menjelma sebagai seniman arja populer. Termasuk gerak tari yang dibawakan Wayan Murdi memperlihatkan ciri khas I Nyoman Pugra saat menari.

2. Tokoh Mantri Manis populer di era 80 hingga 90-an

Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik WafatIlustrasi pementasan arja klasik. (YouTube.com/Disbud Prov. Bali)

Wayan Murdi memulai pentas arja klasik sebagai tokoh Mantri Manis. Ia lalu dikenal sebagai Mantri Manis dengan suara dan tarian khasnya.

Pada era tahun 80 hingga 90-an, radio menjadi media informasi yang paling populer dibandingkan televisi. Walaupun hanya mendengarkan suara, namun mampu mengajak para pendengarnya berimajinasi sesuai yang diinginkan oleh pengisi acara radio.

Satu siaran radio yang paling populer pada masa itu adalah arja klasik yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI). Wayan Murdi kemudian mengisi acara kesenian arja klasik di radio milik pemerintah tersebut. Suaranya sebagai Mantri Manis sangat ditunggu-tunggu penggemar arja klasik di seluruh Bali.

"Karena hal tersebut, Ibu Murdi kemudian diangkat sebagai pegawai RRI. Berawal dari pegawai kontrak, kemudian ibu diangkat sebagai PNS di RRI," cerita Made Wedastra yang merupakan putra dari Bendesa Desa Adat Sumerta, Kota Denpasar, Drs I Wayan Butuantara MSi.

3. Sering pentas ke luar negeri dan mendapatkan penghargaan seni

Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik WafatFoto hanya ilustrasi (YouTube.com/Disbud Prov. Bali)

Ketenaran Ni Wayan Murdi sebagai pegiat seni tari kala itu membuatnya sering menerima pementasan arja klasik di beberapa daerah. Bahkan, Wayan Murdi bersama rombongan keseniannya beberapa kali pernah pentas ke luar negeri.

"Di tahun 80 hingga 90-an, Ibu Murdir bersama rekan-rekannya sering ke pentas tari ke luar negeri. Ibu Mudri sering pentas tari arja ke Eropa seperti Belanda, Prancis, dan Italia," tutur Made Wedastra, yang berprofesi sebagai dokter ini.

Saking seringnya pentas ke luar negeri, Wayan Murdi beberapa kali mendapatkan penghargaan seni.

"Yang saya ingat, Ibu mendapatkan penghargaan Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali sebagai pengabdi seni," ungkap Made Wedastra.

Dikutip dari berita Antara, Wayan Murdi mendapatkan penghargaan Cilpacastra Award sebagai Maestro Seni dari Bali yang diberikan oleh Telkomsel pada tahun 2011.

4. Sosok ibu yang sederhana dan mencintai arja

Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik WafatAlm. Ni Wayan Murdi. (instagram.com/madewedastra)

Ni Wayan Murdi adalah anak tunggal dan tidak menikah hingga akhir hayatnya. I Made Wedastra diangkat sebagai anak angkatnya. Sementara I Made Wedastra sendiri merupakan anak kandung I Wayan Butuantara, saudara sepupunya Wayan Murdi. I Wayan Butuantara, yang kini mewariskan Tari Topeng Pugra sampai sekarang.

Made Wedastra memandang Wayan Murdi sebagai ibu yang sederhana, tidak neko-neko, selalu berpikir positif terhadap sesuatu dan orang lain. Satu tutur sosok Mantri Manis yang selau diingat oleh Made Wedastra adalah "Jadilah berguna untuk orang lain, jangan mengejar materi, jangan menjadi sombong dengan keahlian yang kamu miliki."

"Kalimat tersebut sampai sekarang masih tetap saya ingat dan saya terapkan," kenang Made Wedastra.

5. Wayan Murdi mencurahkan hidupnya di dunia seni tari, khususnya arja

Profil Ni Wayan Murdi, Legenda Seniman Arja Klasik WafatAlm. Ni Wayan Murdi. (instagram.com/madewedastra)

Walaupun Wayan Murdi tidak memiliki sanggar tari, namun ia tak segan menurunkan keahliannya menari arja kepada orang-orang yang mau belajar kesenian klasik tersebut.

"Beberapa kali pernah ada yang datang ke rumah untuk belajar menjadi tokoh mantri. Ibu Murdi dengan senang hati mengajarkannya tanpa dibayar," kata Made Wedastra.

Menurut Made Wedastra, ibunya memiliki harapan agar seni tari arja, khususnya arja klasik, tidak sampai punah. Wayan Murdi menginginkan ada yang menjadi penerusnya sebagai seniman arja.

Dari penuturan Made Wedastra yang kerap menemani sang ibu menonton pertunjukan arja, Wayan Murdi sangat senang melihat gairah anak muda Bali yang mau melestarikan arja. Namun ada hal yang perlu dicatat, bahwa beberapa pentas arja saat ini tidak sesuai pakem arja yang sesungguhnya.

"Menurut ibu, pentas arja saat ini lebih banyak bercandanya, cerita sangat sedikit, dan pakaian yang tidak sesuai atau nyeleneh," ujar Made Wedastra.

Sang Mantri Manis kini telah tiada. Semoga seni arja klasik tetap lestari di tengah gempuran kemajuan zaman, sesuai harapan Ni Wayan Wurdi. Selamat jalan Sang Legenda, semoga selalu menginspirasi para seniman muda untuk melestarikan seni Bali.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya