Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Konflik Muncul ketika Kamu Bekerja di Perusahaan Keluarga

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/Redd Francisco)

Bekerja di perusahaan milik keluarga seakan menjadi mimpi sebagian orang, karena tidak perlu repot untuk melamar ke perusahaan lain. Menjadi pegawai di perusahaan keluarga juga seakan memberikan keleluasan dalam berekspresi, dan tidak harus jaim (jaga image) dengan para pegawai lain yang juga masih dalam lingkup keluarga. Namun, apakah bekerja di perusahaan keluarga benar-benar menyenangkan dan tidak ada kekurangan? 

Tentu saja suka-duka pasti kamu rasakan ketika bekerja di sebuah perusahaan keluarga, terutama soal profesionalitas. Bahkan banyak pula yang merasakan bahwa bekerja di luar bersama orang lain justru lebih baik daripada bersama keluarga. Sebenarnya apa saja kemungkinan buruk yang akan kamu dapatkan ketika bekerja di sebuah perusahaan keluarga? 

1. Kurangnya profesionalitas dalam bekerja

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/CoWomen)

Permasalahan mengenai profesionalitas bekerja menjadi konflik utama yang pasti terjadi dalam sebuah usaha keluarga. Mungkin akan banyak yang menganggap bahwa bekerja dalam lingkungan keluarga akan lebih santai, dan hal ini yang akan menyebabkan mereka seakan berleha-leha dengan kewajibannya. Padahal, sebuah usaha akan berjalan lancar apabila para pegawainya bisa mengerjakan tugas mereka dengan bijak dan tidak mengabaikan satu tugas pun.

Masalah profesionalitas juga bisa terjadi saat menghadapi konflik antarkaryawan. Bisa saja seorang HRD atau pemimpin justru membela keluarga terdekatnya tanpa melakukan peninjauan lebih lanjut siapa yang salah. Penyelesaian masalah yang tidak profesional ini menjadi red flag perusahaan yang akan berdampak lebih buruk di kemudian hari.

2. Tidak bisa memisahkan antara konflik kerja dan keluarga

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/Amy Hirschi)

Konflik dalam dunia kerja memang kerap terjadi dan menjadi hal yang sangat wajar. Namun, yang justru membuat tidak nyaman yaitu membawa konflik kerja dalam lingkup keluarga. Permasalahan ini memang sering terjadi pada perusahaan keluarga yang membuat para pegawainya menjadi tidak pandai dalam mengatur porsi antara waktu mereka ketika bekerja atau bersama dengan keluarga.

Tidak jarang juga permasalahan kerja akan menjadi topik panas ketika sedang melakukan kumpul keluarga. Hal ini justru menjadi sebuah obrolan yang tidak hangat dan memberikan suasana tegang yang tidak hangat. Adanya konflik dalam perusahaan seharusnya bisa diselesaikan pada jam kerja saja, dan tidak mengganggu urusan pribadi dalam keluarga.

3. Posisi tidak sesuai dengan kemampuan

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/Mimi Thian)

Pada perusahaan keluarga, perilaku nepotisme atau memasukkan orang lain tanpa memperhatikan kualifikasi sering terjadi. Pihak pimpinan biasanya akan memilih keluarga terdekatnya, seperti adik atau bahkan anaknya untuk menjadi anggota perusahaan. Sebenarnya perilaku ini bisa termaafkan jika mereka bisa memenuhi tugas dengan kemampuan yang mumpuni dalam menjalankan kewajiban bekerja.

Sayangnya, pemilihan anggota keluarga sebagai karyawan sering terkesan asal tanpa perhitungan. Posisi yang seharusnya bisa diisi oleh pihak yang lebih unggul justru akan terganggu dengan kehadiran karyawan yang sebenarnya tidak mampu mengerjakan tugas perusahaan. Akibatnya akan mengganggu jalannya perusahaan, atau bahkan membuat omzet perusahaan menurun karena kelalaian kerja ini.

4. Timbul kecemburuan antarkeluarga

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/Campaign Creators)

Konflik yang juga sering terjadi pada perusahaan keluarga yaitu adanya kecemburuan di antara sesama. Contoh dari kasus ini yaitu seorang pemimpin yang lebih menyayangi satu anggotanya karena status anak. Sedangkan anggota lain yang bukan anaknya akan terabaikan dan tidak menjadi perhatian pemimpin tersebut.

Perilaku dalam dunia kerja di sebuah perusahaan keluarga juga seakan mudah membuat masing-masing sakit hati. Kecemburuan kerap terjadi yang akan berdampak pada hubungan pribadi dalam keluarga. Jika sudah begini, kedua belah pihak harus bisa berbicara secara empat mata agar konflik tidak akan berkelanjutan.

5. Memilih pemimpin dengan gegabah

ilustrasi perusahaan keluarga (unsplash.com/Kylie Haulk)

Pada perusahaan keluarga, memilih pemimpin seakan menjadi sebuah kegiatan yang tanpa perhitungan. Masih banyak perusahaan keluarga yang hanya mengangkat seseorang menjadi pemimpin karena status mereka tanpa mempertimbangkan kemampuan. Padahal menjadi pemimpin merupakan sebuah tugas besar yang harus dilakukan dengan kemampuan yang bagus.

Memilih pemimpin dengan cara yang gegabah ini tentu akan menimbulkan banyak konflik yang sangat berat. Reputasi perusahaan juga bisa hancur karena kerja pemimpin yang tidak bisa menepati tanggung jawabnya. Oleh karena itu, memilih pemimpin dalam perusahaan keluarga juga perlu mempertimbangkan banyak faktor agar membuat perusahaan tetap maju.

Bagaimana menurut kamu mengenai perusahaan keluarga yang banyak menjadi pilihan banyak orang ketika bekerja? Sebenarnya perusahaan keluarga merupakan sebuah jalan mudah agar kita bisa berkarier tanpa harus berkompetisi dengan orang lain. Bekerja di perusahaan keluarga juga bisa memberikan rasa aman yang sangat baik karena dekat dengan orang-orang yang dikenal.

Banyaknya suka dalam dunia kerja di perusahaan keluarga juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada konflik yang akan terjadi. Persoalan profesionalitas bekerja menjadi sebuah tantangan tersendiri yang harus dihadapi ketika kamu menjadi bagian perusahaan. Jadi, ada baiknya kamu memikirkan pula mengenai kekurangan yang akan kamu rasakan ketika bekerja di perusahaan keluarga!

Share
Topics
Editorial Team
Annisah Nurrahmatillah
EditorAnnisah Nurrahmatillah
Follow Us