Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Tradisi Tatebahan dari Karangasem, Usir Aura Negatif

Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)
Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)

Karangasem, IDN Times - Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem termasuk desa terbesar di Kabupaten Karangasem. Kekayaan alamnya sangat melimpah mulai dari pertanian, laut, pegunungan, pariwisata, hingga budaya.

Untuk tradisi, Bugbug memiliki memiliki banyak kesenian dan budaya. Satu di antaranya Tarian Rejang, Sanghyang Bojog, Sanghyang Jaran, Sanghyang Penyalin. Sedangkan tradisi sangat unik dan disakralkan yakni Tatebahan. 

1. Makna Tradisi Tatebahan di Desa Bugbug

Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)
Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)

Kelihan Adat Bugbug, Nyoman Purwa Ngurah Arsana, menjelaskan Tradisi Tatebahan adalah ritual sakral yang dilakukan masyarakat Bugbug setiap tahun. Mengacu dari bahasa, tatebahan berasal dari kata telah yang artinya memukul.

"Sedangkan menurut istilah, tatebahan merupakan prosesi (ritual) saling  memukul menggunakan pelepah pisang di bagian punggung sebanyak tiga kali," kata Jro Nyoman Purwa Ngurah Arsana.

2. Sejarah digelarnya Tradisi Tatebahan

Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)
Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)

Tradisi Tatebahan datang dari kehidupan keseharian warga Bugbug yang mayoritas sebagai petani. Zaman dulu, kata Jro Purwa, hasil panen warga sangat melimpah. Tanah yang diberikan leluhurnya sangat subur, dan makmur.

Kesuburan dan kemakmuran ini adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mengucapkan rasa syukur, para leluhur di Bugbug mengelar ritual yang hingga sekarang dijaga, dilestarikan, dan dijalankan secara krama Adat Bugbug.

3. Makna Tradisi Tatebahan di Bugbug

Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)
Tradisi Tatebahan di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem. (Dok.Pribadi/Komang Geria)

Bagi krama Adat Bugbug, Tradisi Tatebahan memiliki makna yang sangat dalam. Prosesi ini merupakan ucapan bentuk syukur setelah berhasil mengelar upacara, dan kegembiraan karena hasil panen di pertanian serta ladang bisa melimpah. Selain ungkapan syukur, kata Jro Purwa, Tradisi Tatebahan juga memiliki makna untuk mengusir aura jahat (negatif) yang memasuki tubuh.

"Tradisi ini mulai dilakukan dari pertama kalinya berdiri Desa Bugbug," jelas Jro Purwa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest Life Bali

See More

Daftar Rahinan Hindu Oktober 2025, Ada Tumpek Bubuh

27 Sep 2025, 12:35 WIBLife