Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jadwal Hari Raya Hindu September 2024, Ada Galungan

Prosesi Galungan di salah satu desa di Bali. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

September 2024 menjadi satu di antara bulan penting bagi umat Hindu. Umat Hindu pada bulan ini akan merayakan hari raya besar, yaitu Hari Raya Galungan. Umat Hindu, khususnya di Bali, akan disibukkan dengan berbagai persiapan-persiapan menyambut hari suci ini.

Selain Galungan, ada beberapa rahinan pada September 2024 yang dirayakan oleh umat Hindu. Apa saja? Berikut jadwal hari raya Hindu September 2024.

1. Tilem dan Purnama

Ilustrasi bulan purnama. (unsplash.com/Sanni Sahil)

Tilem dan Purnama merupakan rahinan atau hari suci yang saling berkaitan. Pada September 2024, rahinan Tilem jatuh pada Selasa (3/9/2024), Anggara Pon, wuku Warigadean. Tilem pada September 2024 merupakan Tilem Karo atau tilem bulan kedua dalam kalender Bali.

Sedangkan rahinan Purnama jatuh pada Selasa (17/9/2024), Anggara Paing, wuku Sungsang. Purnama pada September 2024 ini merupakan Purnama Ketiga atau Purnama bulan ketiga dalam kalender Bali. Purnama disebut sebagai hari bulan penuh (bulan terlihat bersinar), sedangkan Tilem sering disebut dengan bulan mati (bulan tidak terlihat).

Menurut Lontar Sundarigama, rahinan Tilem merupakan waktunya (hari) Dewa Surya beryoga. Sedangkan, Purnama adalah harinya Dewa Chandra beryoga. Persembahan kedua rahinan ini sedikit berbeda. Persembahan secara sederhana yang dilakukan umat Hindu saat rahina Tilem adalah menghaturkan canang dan segehan.

Saat Purnama, umat Hindu menghaturkan sarana upacara berupa daksina/pejati, segehan, banten ajengan/sodan, canang, dan beberapa sarana lainnya sesuai dengan tradisi dan adat istiadat desa setempat. Umat Hindu pada kedua hari suci ini bersembahyang untuk memohon anugerah dari Sang Pencipta agar selalu diberikan keselamatan, dilindungi, dan murah rejeki.

2. Kajeng Kliwon Uwudan

Umat Hindu sedang bersembahyang di pura. (unsplash.com/Hakan Nural)

Kajeng Kliwon merupakan hari suci yang jatuh pada pertemuan Tri Wara (nama-nama hari dalam Kalender Bali yang terdidi dari Pasah, Beteng, dan Kajeng) Kajeng, dan Pancawara (nama-nama hari dalam Kalender Bali yang terdidi dari Pon, Wage, Umanis, Paing, dan Kliwon) Kliwon. Pada September 2024, terdapat dua rahinan Kajeng Kliwon.

Kajeng Kliwon pertama pada Kamis (5/9/2024), Wraspati Kliwon, wuku Warigadean. Kajeng Kliwon ini merupakan Kajeng Kliwon Enyitan (Kajeng Kliwon yang jatuh setelah Hari Tilem). Sedangkan Kajeng Kliwon kedua pada Jumat (20/9/2024), Sukra Kliwon, wuku Sungsang. Kajeng Kliwon kedua ini merupakan Kajeng Kliwon Uwudan (Kajeng Kliwon yang jatuh setelah Hari Purnama). Saat Kajeng Kliwon, umat Hindu menghaturkan sarana upacara canang, tipat dampulan, dan segehan.

3. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali

Ilustrasi umat Hindu saat upacara di Pura. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Pada September 2024, umat Hindu sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Galungan. Ada beberapa rahinan atau hari suci yang berkaitan dengan Hari Raya Galungan. Pertama adalah Sugihan Jawa yang jatuh pada Kamis (19/9/2024), Wraspati Wage, wuku Sungsang atau enam hari sebelum Hari Raya Galungan.

Menurut Lontar Sundarigama, Hari Sugihan Jawa memiliki makna untuk memohon pembersihan atau penyucian Bhuwana Agung atau makrokosmos atau alam semesta. Pelaksanaan Sugihan Jawa disimbolkan dengan pembersihan tempat suci, rumah, halaman rumah, dan lingkungan sekitarnya.

Sehari setelah Sugihan Jawa, umat Hindu akan melaksanakan rahinan Sugihan Bali yang jatuh pada Jumat (20/9/2024), Sukra Kliwon, wuku Sungsang, bertepatan dengan Kajeng Kliwon Uwudan. Saat Sugihan Bali, umat Hindu membersihkan mikrokosmos atau Bhuwana Alit atau tubuh manusia itu sendiri. Biasanya umat Hindu akan melukat atau ritual mandi suci untuk membersihkan diri secara lahir dan bathin. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali bertujuan untuk membersihkan manusia beserta alam agar menjadi bersih dan suci saat menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.

4. Penyajaan Galungan

Ilustrasi umat Hindu mempersiapkan sarana upacara. (unsplash.com/Cok Wisnu)

Hari Penyajaan Galungan jatuh pada Senin (23/9/2024), Soma Pon, wuku Dungulan, dua hari sebelum Hari Raya Galungan. Menurut Lontar Sundarigama, saat Penyajaan Galungan, umat Hindu melakukan pengendalian diri dari kekuatan negatif. Hal ini agar umat Hindu tidak tergoda melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kesucian Hari Raya Galungan.

Pada Penyajaan Galungan disebutkan, bahwa Sang Bhuta Dungulan turun sebagai simbol kekuatan negatif yang akan mengganggu atau menggoda umat Hindu. Umat Hindu sudah mulai mempersiapkan beberapa sarana upacara untuk Hari Raya Galungan. Beberapa sarana tersebut seperti kue atau jaja sebagai sarana persembahan, buah-buahan, mempersiapkan penjor, dan sarana upacara lainnya.

5. Penampahan Galungan

Tradisi mebat atau ngelawar. (instagram.com/savetuakjaka)

Penampahan Galungan jatuh pada Selasa (24/9/2024), Anggara Wage, wuku Dungulan, sehari sebelum Hari Raya Galungan. Dikutip dari Lontar Sundarigama, pada rahinan Penampahan Galungan, Sang Hyang Kala Tiga turun untuk menggangu umat Hindu yang akan merayakan Hari Raya Galungan. Oleh karena itu, umat Hindu melakukan persembahan untuk menetralisir kekuatan negatif Sang Hyang Kala Tiga.

Umat Hindu biasanya melakukan penampahan (pemotongan hewan) babi sebagai sarana persembahan. Babi sendiri memiliki simbol kekuatan negatif. Sehingga penampahan (memotong babi) ini juga memiliki makna untuk menghilangkan (memotong) kekuatan-kekuatan negatif. Umat hindu melakukan beberapa persiapan untuk menyambut Hari Raya Galungan pada keesokan harinya.

6. Hari Raya Galungan

Ilustrasi umat Hindu saat upacara di Pura. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu (25/9/2024), Buda Kliwon, wuku Dungulan. Umat Hindu memaknai Hari Raya Galungan sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Hari suci ini disambut penuh suka cita untuk memohon anugerah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.

Umat Hindu melakukan persembahan kepada para Dewa dan leluhur dengan sarana yang telah disiapkan sebelumnya. Persembahyangan dilakukan di berbagai tempat suci. Mulai dari tempat suci yang ada di rumah (sanggah atau merajan), Pura Khayangan Desa (Pura Dalem, Pura Puseh, dan Pura Desa), hingga ke Pura Kawitan.

7. Manis Galungan

Tradisi Ngelawang di Desa Adat Tegal. (youtube.com/Oka Tokex)

Hari Manis Galungan atau Umanis Galungan jatuh pada sehari setelah Hari Raya Galungan. Pada September ini, Manis Galungan jatuh pada Kamis (26/9/2024), Wraspati Umanis, wuku Dungulan. Pada hari suci ini, tidak ada persembahan khusus yang dilakukan oleh umat Hindu.

Biasanya umat Hindu melakukan silaturahmi dengan mengunjungi kerabat atau keluarganya. Di beberapa tempat, anak-anak yang giginya belum tanggal melaksanakan tradisi natab sesayut. Selain itu, Manis Galungan identik dengan hari untuk bertamasya atau berlibur ke tempat-tempat wisata.

8. Pemaridan Guru, Ulihan, dan Pemacekan Agung

Prosesi Galungan di salah satu desa di Bali. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Rentetan rahinan setelah Hari Raya Galungan lainnya adalah rahinan Pemaridan Guru, Ulihan, dan Pemacekan Agung. Pemaridan Guru jatuh pada Sabtu (28/9/2024), Saniscara Pon, wuku Dunggulan. Umat Hindu biasanya bersembahyang menghaturkan terima kasih karena telah diberi anugerah untuk merayakan Hari Raya Galungan.

Rahinan Ulihan jatuh pada Minggu (29/9/2024), Redite Wage, wuku Kuningan atau enam hari sebelum Hari Raya Kuningan, dan merupakan hari pertama wuku Kuningan. Pada rahinan ini, umat Hindu melakukan mulat sarira dan selalu ingat kepada para leluhur yang selalu membimbing dalam kehidupan ini. Ulihan juga dipercaya sebagai hari kembalinya para Dewata ke kahyangan.

Rahinan Pemacekan Agung jatuh pada Senin (30/9/2024), Soma Kliwon, wuku Kuningan. Pada bulan Maret ini jatuh pada tanggal 4 Maret 2024. Pemacekan Agung bisa diartikan agar umat Hindu memiliki tekad yang kuat untuk melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Prameswara. Pemacekan Agung menjadi simbol pengingat umat Hindu tentang kemenangan Dharma melawan Adharma saat Hari Raya Galungan.

Itulah jadwal hari raya Hindu September 2024. Umat Hindu akan disibukkan dengan persiapan-persiapan untuk menyambut Hari Raya Galungan. Bulan berikutnya, umat Hindu melanjutkan persiapan untuk merayakan Hari Raya Kuningan.

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us