Hari Baik Menurut Hindu Bali 8 Januari 2025

Hari baik menurut Hindu Bali pada Rabu, 8 Januari 2025 adalah pamacekan. Ini merupakan hari yang baik untuk mengerjakan sawah atau tegal, membuat tombak penangkap ikan. Namun, tidak baik melaksanakan yadnya. Ada pula hari bojog munggah adalah hari yang tidak baik untuk menanam padi dan jagung. Lalu seperti apa ramalan hari baik lainnya? Yuk simak selengkapnya.
1. Baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan api

Geni murub adalah hari baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api seperti membakar bata mentah, genteng, dan lain-lain. Namun, tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah.
Dina carik adalah hari yang tidak baik dipakai dewasa. Ada pula yang disebut dengan hari gagak anungsang pati. Ini adalah hari yang tidak baik melakukan upacara membakar mayat, atiwa-tiwa.
2. Tidak baik untuk pindah rumah

Kala rumpuh adalah hari yang tidak baik untuk pindah rumah, memulai memelihara ayam, itik, sapi, kerbau, kambing, babi (ternak). Gni rawana jejepan adalah hari baik untuk mulai pekerjaan yang menggunakan api seperti membakar genteng, batu bata, keramik, gerabah, membuat senjata tajam (pande besi). Namun, tidak baik mengatapi rumah, melaspas, dan bercocok tanam.
Gni rawana rangkep adalah hari baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api. Namun, tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. Kala pati adalah hari baik untuk membuat jerat dan memasangnya, pembuat pengrusak. Namun, tidak baik untuk semua upacara dan pekerjaan yang lainnya.
3. Baik menyembah Dewi Sri

Macekan lanang adalah hari baik untuk membuat taji, tombak, keris, alat penangkap ikan. Namun, tidak baik untuk upacara yadnya. Macekan agung adalah hari yang baik untuk membuat benda-benda runcing untuk pura seperti pengawin, tumbak, senjata pengider-ider, dan lain-lain.
Purwanin dina adalah hari yang tidak baik sebagai dewasa ayu. Sri murti merupakan hari baik untuk mempersembahkan yadnya kepada Dewi Sri di lumbung. Sri tumpuk artinya baik untuk memcari burung (mepikat). Pararasan: Laku Surya, Pancasuda: Lebu Katiup Angin, Ekajalaresi: Langgeng Kayowanan, Pratiti: Wedana.