Contoh Surat Resmi Bahasa Bali untuk Mengadakan Kegiatan

Surat adalah media untuk menyampaikan suatu pemberitahuan atau pengumuman. Sehari-harinya kita bisa menemukan beragam surat seperti surat undangan, surat informasi kegiatan, hingga surat cinta.
Surat ini tidak selalu ditulis menggunakan Bahasa Indonesia. Ada juga ditulis dalam bahasa daerah, contohnyaBahasa Bali. Dalam Bahasa Bali, surat disebut dengan istilah swalapatra. Seperti apa ya contoh surat resmi Bahasa Bali? Yuk, simak ulasannya sampai habis ya.
1. Fungsi dari surat

Berdasarkan fungsinya, surat dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
- Surat pribadi yang memiliki ciri-ciri tidak menggunakan kepala/kop surat, tidak menggunakan nomor surat, dan bahasa yang digunakan menyesuaikan penulis surat, atau bisa dikatakan bahasanya tidak terlalu resmi
- Surat resmi atau surat dinas memiliki ciri-ciri kebalikan dari surat pribadi. Yaitu terdapat kop dan nomor surat, ada stempel resmi, dan bahasa yang digunakan bahasa yang resmi atau formal
- Surat niaga berhubungan dengan kegiatan ekonomi seperti usaha, perdagangan, dan sejenisnya. Ciri-ciri surat tergantung dari keperluan usaha seperti kuitansi, surat jual beli, dan sejenisnya.
2. Bagian surat

Surat resmi atau surat dinas terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah:
- Pemahbah atau pendahuluan berisikan nomor surat, tujuan surat, lampiran, dan kalimat pembuka
- Daging atau isi surat berisi penjelasan secara detail terkait tujuan surat. Misalnya seperti nama kegiatan, waktu pelaksanaan, dan sebagainya
- Pamuput atau penutup berisikan kalimat penutup seperti ucapan terima kasih disertai tanda tangan si pembuat surat.
3. Bagian pemahbah surat

Lebih jelasnya, berikut ini contoh surat mengenai pemberitahuan kepada warga untuk menghadiri rapat (sangkep). Berikut bagian pemahbah atau pembuka surat:
Denpasar, 24 Januari 2023
Pesalin (nomor): 123456789
Lepitan (lampiran): 1 lembar
Indik: Atur piuning sangkep
Praya katur ring: Krama lanang Banjar Adat A
Om Swastiastu,
Malarapan asung kerta wara nugrahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dumogi semeton sinamian pada kenak rahayu.
Artinya:
Denpasar, 24 Januari 2023
Nomor: 123456789
Lampiran: 1 lembar
Hal: Pemberitahuan rapat
Kepada: Warga laki-laki Banjar Adat A
Om Swastiastu,
Atas berkat dan karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, semoga warga semuanya dalam keadaan sehat dan baik.
4. Bagian daging surat

Setelah menulis bagian pembuka atau pemahbah, maka dilanjutkan dengan bagian isi atau daging surat. Berikut bagian daging surat:
Mawiwit antuk pengapti sane hening suci nirmala, malarapan swalapatra puniki, titiang nggangganing prajuru Banjar Adat A lan pangremba (panitia) pawangunan, jagi ngamargiang pesangkepan indik pawangunan bale pasamuhan ring Pura Dalem sane magenah ring madya mandala.
Titiang nunas ida dane ledang rauh nyarengin pesangkepan sane jagi kalaksanayang ring galah:
Rahina/pawilangan : Saniscara, 28 Januari 2023
Dauh: 10.00 Wita
Genah sangkep: Bale Banjar A
Busana: adat madya
Artinya:
Dengan hati yang hening dan suci, melalui surat ini, saya sebagai pengurus Banjar Adat A dan panitia pembangunan, akan melaksanakan rapat mengenai pembangunan tempat rapat di Pura Dalem yang berlokasi di area tengah pura (madya mandala).
Saya memohon kepada warga sekalian agar hadir untuk mengikuti rapat yang akan dilaksanakan pada:
Hari: Sabtu, 28 Januari 2023
Waktu: 10.00 Wita
Tempat rapat: Bale Banjar A
Pakaian: adat madya.
5. Bagian pamuput

Setelah membuat isi surat secara jelas mengenai informasi-informasi yang ingin disampaikan, maka berikutnya adalah membuat pamuput atau bagian penutupnya. Berikut bagian pamuput surat:
Inggih kadi asapunika pinunas titiang, mogi-mogi nenten wenten kapialan mangda ida dane sareng sami prasida ngarauhin. Mantuk ring uratiang miwah sapangrauh ida dane, titian nguncarang matur suksma.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Tanda tangan
Kelian Banjar A
Artinya:
Demikianlah permohonan saya, semoga tidak ada halangan agar warga semuanya bisa hadir. Atas perhatian dan kehadirannya, saya ucapkan terima kasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Tanda tangan
Kelian Banjar A
Swalapatra atau surat Bahasa Bali biasanya diterjemahkan dari Bahasa Indonesia. Surat dalam Bahasa Bali ini biasanya sering digunakan terkait pelaksanaan kegiatan adat desa atau banjar adat yang ada di Bali.