10 Bahasa Bali Halus Nama Hewan, Terdengar Asing di Telinga

Bahasa Bali terdapat beberapa kategori menurut rasa, satu di antaranya bahasa andap (kruna andap) dan bahasa alus (kruna alus). Kruna andap memiliki nilai rasa yang biasa saja, tidak halus dan tidak kasar. Kruna ini biasanya sering digunakan dalam bahasa pergaulan atau komunikasi sehari-hari.
Sedangkan kruna alus, memiliki rasa yang halus. Kruna ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau dalam pertemuan formal. Pengenalan Bahasa Bali alus atau halus sudah diberikan sejak di pendidikan sekolah dasar (SD). Hal ini terlihat dari materi pelajaran di pelajaran Bahasa Bali untuk anak kelas 3.
Meskipun pelajaran anak SD, kamu perlu belajar juga nih. Berikut ini kumpulan Bahasa Bali halus nama hewan.
1. Burung walet Bahasa Balinya kedis sesapi. Sedangkan Bahasa Bali alusnya adalah likalika

2. Suka makan kepiting gak? Kepiting Bahasa Balinya yuyu, sedangkan bahasa alusnya rakata

3. Kera atau monyet Bahasa Balinya bojog. Namun Bahasa Bali alusnya adalah wanara

4. Ular Bahasa Balinya lelipi, sedangkan Bahasa Bali alusnya ula

5. Musim pancaroba harus mewaspadai nyamuk demam berdarah. Nyamuk Bahasa Balinya legu, dan Bahasa Bali alusnya angkitan

6. Kelelawar adalah hewan yang keluar pada malam hari. Kelelawar Bahasa Balinya lelawah dan Bahasa Bali alusnya ambana atau batuka

7. Hati-hati dengan kalajengking, karena bisanya mematikan. Kalajengking Bahasa Balinya celedu, dan Bahasa Bali alusnya alica atau druta

8. Gajah Bahasa Balinya masih tetap gajah. Sedangkan Bahasa Bali alusnya adalah asti atau liman

9. Burung hantu makanan utamanya adalah tikus. Biasanya digunakan untuk meredam hama tikus di sawah. Burung hantu Bahasa Balinya celepuk, dan Bahasa Bali alusnya dok

10. Babi guling termasuk hewan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Bali. Babi Bahasa Balinya kucit, celeng, bangkung. Sedangkan Bahasa Bali alusnya bawi atau wahara

Itulah kumpulan Bahasa Bali halus nama hewan. Mengenal Bahasa Bali alus sangat diperlukan, karena digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang kita hormati seperti orangtua atau orang yang lebih tua, orang suci, dan sebagainya.
Penggunaan Bahasa Bali alus saat ini sudah mulai jarang digunakan oleh generasi sekarang. Mereka lebih cenderung menggunakan Bahasa Indonesia.