Warga Karangasem Protes, Kenapa Cuma di Bali Harga Gas Elpiji Naik?

Harga gas elpiji bersubsidi 3 kg capai Rp22 ribu

Karangasem, IDN Times - Harga gas elpiji bersubsidi 3 kilogram di Bali mengalami kenaikan. Warga Kabupaten Karangasem pun protes dan mempertanyakan mengapa kenaikan harga hanya berlaku di Bali.

Dengan kenaikan hargaini, otomatis membuat harga gas di beberapa wilayah di Karangasem mencapai Rp22 ribu sampai Rp23 ribu per tabung. Padahal sebelumnya harga gas elpiji di tingkat pengecer antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu.

Baca Juga: Jadwal Pasang Surut Air Laut saat Pujawali Pura Luhur Tanah Lot

1. Kenaikan harga gas bersubsidi berdasarkan Pergub Bali

Warga Karangasem Protes, Kenapa Cuma di Bali Harga Gas Elpiji Naik?Gubernur Bali, I Wayan Koster. (IDN Times/Rehuel ​Willy Aditama)

Kenaikan harga gas bersubsidi 3 kilogram di Bali ini berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No 63 Tahun 2022. Harga ini berlaku mulai hari ini, Selasa (17/1/2023). Dalam ketentuan peraturan itu disebutkan bahwa penyesuaian harga ini karena imbas kenaikan harga BBM bersubsisi beberapa waktu lalu yang membuat biaya angkutan tabung elpiji juga mengalami kenaikan.

Harga gas elpiji bersubsidi 3 kilogram dari agen ke pangkalan ditetapkan sebesar Rp16.000. Sementara harga sebelumnya hanya Rp14.500. Sementara dari pangkalan menjual ke masyarakat dengan harga Rp18.000 dari harga sebelumnya Rp16.000.

2. Warga merasa yang paling dirugikan

Warga Karangasem Protes, Kenapa Cuma di Bali Harga Gas Elpiji Naik?Gas LPG. (dok. PT Pertamina Pesero)

Kenaikan harga ini tentu sangat memberatkan masyarakat. Apalagi kenaikan hanya berlaku di Bali.

"Kenapa tiba-tiba ada kenaikan harga. Padahal di media tidak ada wacana menaikkan harga gas elpiji dari pemerintah pusat. Kenapa hanya di Bali saja?" tanya Gusti Ngurah Wijana, warga dari Kota Amlapura, Karangasem.

Ia mempertanyakan mengapa tiba-tiba ada Pergub Bali yang mengatur kenaikan harga gas elpiji ini.

"Anggota dewan ke mana? Kenapa tiba-tiba sudah diberlakukan. Tentu kami masyarakat kecil yang paling terdampak," ungkapnya.

Menurutnya gas elpiji bersubsidi merupakan kebutuhan dasar. Ia khawatir kondisi ini akan menyebabkan kenaikan harga lainnya.

"Gas elpiji kan kebutuhan dasar. Harga apapun yang memanfaatkan gas tentu naik, terutama makanan atau minuman tentu nanti akan ikut naik. Masyarakat yang dirugikan," jelasnya.

3. Beberapa warung sudah menjual Rp23 ribu per tabung

Warga Karangasem Protes, Kenapa Cuma di Bali Harga Gas Elpiji Naik?Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Kenaikan harga gas elpiji ini dianggap akan berdampak luas karena sangat berdampak ke konsumen. Bahkan di sejumlah daerah di Karangasem, harga gas elpiji bisa sampai Rp22 ribu di tingkat eceran atau warung.

Seperti yang diungkapkan seorang pemilik pangkalan di Kecamatan Sidemen, Karangasem, Gede Rudra. Ia mengaku mengambil gas di agen di Klungkung seharga Rp16.000dan menjualnya ke masayarakat seharga Rp18.000.

"Kalau dulu saya jual ke masyarakat itu Rp16.000 sampai Rp17.000. Tergantung jauhnya lokasi yang saya antar," jelasnya.

Dengan kenaikan harga ini, ia hanya menjual gas elpiji ke warga Rp18.000 meskipun lokasinya cukup jauh.

"Saya menyalurkannya ke warung-warung pengecer. Kalau pihak warung tentu akan jual dengan harga lebih tinggi lagi," jelasnya.

Bahkan menurut Gede Rudra, warung di beberapa desa di Kecamatan Sidemen, harga gas elpiji bersubsidi harganya sudah mencapai Rp23 ribu per tabung.

"Kalau di beberapa desa, harganya saat ini sudah Rp22 ribu per tabung. Sebelumnya Rp20 ribu. Saya sering dapat keluhan kenapa harganya naik. Saya sampaikan alasan apa adanya. Karena kebutuhan dasar, memang pasti tetap dibeli, walau memang memberatkan," jelasnya. 

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya