Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hujan Gol di Stadion Bung Tomo, Pertahanan Serdadu Tridatu Diacak-Acak

Ekspresi Tim Receveur (kiri) dan Boris Kopitovic usai dikalahkan Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)
Ekspresi Tim Receveur (kiri) dan Boris Kopitovic usai dikalahkan Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Bali United harus mendapatkan hasil buruk saat tandang ke kandang Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo Sabtu lalu, 23 Agustus 2025. Tim asuhan Johnny Jansen takluk dengan skor telak 2-5 pada pekan ketiga Super League 2025/2026..

Pertandingan berlangsung cukup ketat sehingga tercipta tujuh gol. Berikut fakta-fakta menarik yang terjadi saat Bali United berhadapan dengan Persebaya Surabaya.


1. Hujan gol di Stadion Gelora Bung Tomo

Boris Kopitovic usai mencetak gol ke gawang Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)
Boris Kopitovic usai mencetak gol ke gawang Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Pertandingan Bali United menghadapi tuan rumah Persebaya Surabaya sangat menarik untuk disaksikan. Pasalnya, laga berlangsung ketat dengan tujuh gol tercipta. Dua gol dari Bali United diciptakan oleh Boris Kopitovic (45’+2’) dan Irfan Jaya (54’). Lalu lima gol dari Persebaya yang dicetak Francisco Rivera (37’), Risto Mitrevski (44’), Mihailo Perovic (53’), Bruno Moreira (penalti 61’), Gali Freitas (82’).

Menariknya, satu gol Bali United diciptakan oleh mantan pemain Persebaya Surabaya, Irfan Jaya. Pemain kelahiran Bantaeng, Sulawesi Selatan ini bermain bersama Persebaya Surabaya sejak 2017 hingga 2021. Irfan Jaya kemudian hengkang ke PSS Sleman sebelum berseragam Serdadu Tridatu.

Selain itu, ada empat pemain yang mencetak gol perdananya di Super League 2025/2026. Mereka adalah Bruno Moreira, Risto Mitrevski, Mihailo Perovic, dan  Gali Freitas. Kesemuanya adalah pemain asing dari Persebaya Surabaya.

2. Bruno dan Rivera acak-acak pertahanan Bali United

Irfan Jaya (putih) saat berebut bola dengan pemain Persebaya Surabaya (hijau). (Instagram.com/baliunitedfc)
Irfan Jaya (putih) saat berebut bola dengan pemain Persebaya Surabaya (hijau). (Instagram.com/baliunitedfc)

Dua pemain Persebaya yang patut mendapatkan apresiasi adalah Bruno Moreira dan Francisco Rivera. Keduanya seakan menjadi mimpi buruk bagi Serdadu Tridatu. Baik Bruno maupun Rivera terlihat sangat padu dalam laga ini.

Rivera sebagai seorang gelandang serang mampu menguasai lini tengah, sehingga mudah mengalirkan bola ke Bruno di sektor sayap. Dengan kecepatan larinya, Bruno mampu menciptakan peluang-peluang berbahaya untuk membobol gawang Bali United. Duet ini cukup membuat pemain belakang Bali United kewalahan dan beberapa kali sempat kalah dalam penguasaan bola maupun saat berlari.

3. Rapuhnya lini belakang Bali United, wajib dievaluasi

Tim Receveur (putih) diapit pemain Persebaya Surabaya (hijau). (Instagram.com/baliunitedfc)
Tim Receveur (putih) diapit pemain Persebaya Surabaya (hijau). (Instagram.com/baliunitedfc)

Tiga laga telah dijalani oleh Bal United. Dari ketiganya, lini belakang terlihat sangat rapuh. Pasalnya, Ricky Fajrin dan kawan-kawan sudah kebobolan sembilan gol dalam tiga pertandingan. Satu gol saat menghadapi Persik Kediri, tiga gol saat menghadapi Malut United, serta lima gol saat takluk dari Persebaya Surabaya.

Lini belakang sangat mudah diterobos, terutama dengan skema serangan balik. Dua center back, Joao Ferrari dan Tim Receveur, selalu telat menutup pergerakan lawan dan kalah berlari saat mendapat serangan balik dari lawan. Tim Receveur terlihat didorong lebih maju untuk membantu lini tengah. Sehingga membuat bek sayap, Andhika Wijaya dan Ricky Fajrin, tidak optimal membantu serangan.

Saat menghadapi Persebaya, sangat terlihat jelas bagaimana rapuhnya lini belakang Serdadu Tridatu. Rivera dan Bruno dengan mudah mengacak-ngacak lini belakang tanpa ada yang bisa meredam pergerakan mereka. Tentunya hal ini bisa menjadi evaluasi penting dari Johnny Jansen untuk laga berikutnya.

4. Lini tengah tidak maksimal

Mirza Mustafic usai timnya kalah telah dari Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)
Mirza Mustafic usai timnya kalah telah dari Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Selain lini belakang, lini tengah juga bermain kurang optimal saat menghadapi Bajul Ijo, julukan Persebaya Surabaya. Area yang dikomandoi oleh Mirza Mustafic dan Brandon Wilson, ini sering salah passing dan kehilangan bola. Mirza belum mampu menjadi motor serangan karena mendapatkan pengawalan ketat pemain Persebaya Surabaya.

Terlebih Reyner Barusu yang masih terlihat grogi bermain di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air. Ia terlihat seperti bingung saat mendapatkan bola. Beberapa kali ia harus mengirim bola kembali ke pemain belakang. Hal ini tentu menghambat alur serangan Bali United. Bola yang seharusnya mengalir ke lini serang justru kembali ke pemain belakang.

Tak hanya saat menghadapi Persebaya Surabaya, Reyner juga belum mampu menunjukkan performa terbaiknya dalam dua laga sebelumnya. Tapi patut diapresiasi pemain muda binaan akademi Bali United Youth, karena mendapatkan tempat di tim utama Bali United. Namun, untuk menjadi starter, ia perlu banyak beradaptasi dengan tim maupun atmosfer Super League 2025/2026.

5. Goppel yang kurang bersinar

Thijmen Goppel saat menghadapi Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)
Thijmen Goppel saat menghadapi Persebaya Surabaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Thijmen Goppel yang dalam dua laga sebelumnya terlihat on fire, tidak optimal saat menghadapi Persebaya Surabaya. Pergerakannya tidak seimpresif biasanya. Ia bahkan sering kehilangan bola saat berusaha menggiring ke daerah pertahanan lawan. Goppel sempat terlihat frustrasi saat kehilangan bola, sehingga membuatnya membanting pemain Persebaya Surabaya yang berbuah kartu kuning.

Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Perez, sangat jeli melihat ancaman Goppel. Ia menempatkan pemain untuk selalu membatasi ruang gerak pemain asal Belanda tersebut. Otomatis, serangan-serangan Bali United melalui Goppel tersendat. Saat Goppel tidak berkutik, Mirza yang menjadi gelandang serang tidak bermain optimal. Begitu juga dengan Irfan Jaya di sisi sayap.

Tiga laga tanpa kemenangan tentu menjadi warning Johnny Jansen. Ia harus segera mengevaluasi tim kebanggaan warga Bali, terutama di lini bertahan. Mendorong Tim Receveur sedikit maju tentu berisiko, terutama saat menghadapi serangan balik. Semoga pembenahan segera terjadi. Sehingga Serdadu Tridatu bisa meraih poin penuh saat menjamu Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Sabtu (30/8/2025).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us