Alasan Tim Bali United Selalu Sembahyang ke Pura Besakih

Bali United kembali melakukan persembahyangan atau tirta yatra ke Pura Besakih, Pura Ulun Danu Batur, dan beberapa pura lainnya pada Rabu lalu, 16 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan tradisi tahunan yang selalu dilakoni keluarga besar Serdadu Tridatu saat mengawali musim kompetisi baru.
Pastinya banyak yang bertanya-tanya, kenapa hal ini menjadi agenda rutin Bali United? Biar tidak penasaran, temukan jawabannya di artikel berikut ini!
1. Alasan pentingnya bersembahyang ke Pura Besakih bagi Bali United

Pura Besakih atau Pura Penataran Agung Besakih terletak di lereng Gunung Agung (Giri Toh Langkir), Desa Manik Mas, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Seperti diketahui, Pura Besakih merupakan pura terbesar di Bali dan Indonesia. Pura ini juga sekaligus sebagau pusat spiritual pura yang ada di Bali.
Tak hanya Pura Besakih, mereka juga mengunjungi Pura Ulun Danu Batur. Pura Ulun Danu Batur termasuk pura penting di Bali selain Pura Besakih. Bali United juga mengunjungi Pura Er Jeruk yang berada di pesisi Pantai Purnama, Sukawati, Kabupaten Gianyar. Tentunya, pura dengan status Pura Dang Kahyangan ini dikunjungi karena terkait keberadaan Training Centre Bali United yang berada tidak jauh dari pura ini.
Karena Bali United memiliki home base di Bali, sudah sewajarnya mereka melakukan tirta yatra ke Pura Besakih dan beberapa pura lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memohon doa dan restu dari kekuatan suci penguasa Pulau Dewata ini. Dengan harapan, tim Bali United diberikan kelancaran dalam mengarungi kompetisi khususnya Super League 2025/2026, dan target atau tujuan mereka bisa tercapai.
2. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung

Peribahasa di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung sangat tepat dengan kegiatan tirta yatra yang dilakukan oleh Bali United. Tradisi ini tentu saja mengingatkan seluruh keluarga besar Bali United untuk menghormati dan beradaptasi dengan tradisi, budaya, dan adat istiadat yang ada di Bali, tempat mereka berada. Hal ini tentunya tidak terkait dengan agama atau asal dari para pemain dan keluarga besar Bali United.
Ini terbukti, keluarga besar Bali United yang bukan Hindu dan bukan asli Bali tetap antusias mengikuti kegiatan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Irfan Jaya di kanal YouTube Official Bali United, pemain asal Bantaeng, Sulawesi Selatan ini mengungkapkan bahwa setelah melakukan kegiatan tirta yatra ini akan memberikan dampak positif bagi Bali United di Super League 2025/2026 nanti, dan dirinya bisa lebih banyak berkontribusi bagi timnya.
3. Penting bagi pemain asing untuk mengenal tradisi, adat, dan budaya Bali

Tak hanya pemain lokal, Bali United juga memiliki beberapa pemain dan pelatih asing. Tentunya kegiatan tirta yatra ini sangat penting bagi mereka, terutama bagi yang baru pertama kali bermain di Bali. Melalui kegiatan ini, mereka akan diperkenalkan mengenai tradisi, adat, dan budaya Bali. Selain itu, mereka juga akan diajak mengenal pura-pura yang ada di Bali sambil menikmati keidahan alamnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Pelatih Bali United asal Belanda, Johnny Jansen, dirinya menyambut positif kegiatan ini. Walaupun dirinya pernah datang ke Bali 15 tahun silam, namun ini adalah pertama kalinya ia mengenakan pakaian adat Bali.
"Saya pikir ini sangat baik untuk dilakukan. Saya sebagai turis tentu merasakan hal berbeda ketika datang sebagai sebuah tim. Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini," ungkap Coach Johnny seperti dikutip dari Baliutd.com.
Ia berharap dengan kegiatan ini dan dukungan Semeton Dewata, dirinya dan tim mampu membawa Bali United ke jalur yang lebih baik. Hal yang sama juga dirasakan oleh pemain asing lainnya yang baru pertama kali ikut dalam kegiatan tirta yatra ini seperti Thijmen Goppel, Mike Hauptmijer, Mirza Musafic, Tim Receveur dan Boris Kopitovic yang baru bergabung dengan Bali United di putaran kedua.
Tim Receveur mengatakan, dirinya juga baru pertama kali mengenakan pakaian adat Bali, dan ikut dalam persembahyangan walaupun pada 12 tahun silam pernah datang sebagai turis. Ia mengungkapkan, kegiatan ini sangat bagus terutama bagi dirinya yang pertama kali bermain di Indonesia, khususnya di Bali, untuk mengenal pura serta budaya.
Itulah alasan pentingnya Bali United melakukan tradisi tirta yatra ini setiap tahun sebelum mengarungi musim kompetisi baru. Restu dari kekuatan suci yang ada di Bali serta dukungan Semeton Dewata dipercaya akan membawa Bali United mampu mencapai hasil yang lebih baik dari kompetisi sebelumnya. Semangat Puputan, bli!