Sampah Sayur dan Buah yang Difermentasi Bisa Jadi Antivirus

Bisa dicoba di rumah nih. Buleleng udah memulainya

Kamu tahu gak sih, sampah-sampah sayuran dan buah-buahan yang difermentasi dapat dijadikan sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, dan pembersih rumah tangga alami. Pengolahan fermentasi ini dinamakan Eco Enzim. Gak percaya? Yayasan Sahabat Bumi Bali ini sudah mencobanya.

1. Eco Enzim lebih berperan untuk menjinakkan, bukan membunuh

Sampah Sayur dan Buah yang Difermentasi Bisa Jadi AntivirusIlustrasi. (Pexels.com/Pixabay)

Menurut Founder Yayasan Sahabat Bumi Bali, Gede Praja Mahardika (30), meski Eco Enzim memiliki manfaat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur dan pembersih rumah tangga alami, namun dalam fungsinya bukan untuk membunuh mikroorganisme tersebut. Melainkan menjinakkannya.

“Penemu Eco enzim dari Thailand, yang telah melakukan penelitian selama 30 tahun untuk mengetahui manfaatnya. Otomatis banyak sekali yang dibuktikan. Salah satunya ini. Tapi bukannya membasmi bakteri dan virus. Artinya lebih menjinakkan bakteri. Karena sebenarnya kita perlu juga dengan adanya bakteri,” kata Gede, Selasa (26/5).

Baca Juga: Unik, Fermentasi Sampah di Bali Dipakai Untuk Perawatan Tubuh

2. Banyak jurnal ilmiah yang sudah mengkaji soal Eco Enzim. Satu daerah yang sudah menerapkannya adalah NTT di tengah pandemik

Sampah Sayur dan Buah yang Difermentasi Bisa Jadi AntivirusEco Enzim dari sampah sangat bermanfaat (Dok.IDN Times/Gede Praja Mahardika)

Menurut Gede, sudah banyak jurnal yang telah membahas dan mengkaji tentang Eco Enzim ini. Satu daerah di Indonesia yang menerapkannya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah ini disebutnya telah memanfaatkan Eco Enzim untuk disemprotkan ke lingkungan saat pandemik COVID-19.

“Contohnya di salah satu rumah sakit di NTT mereka sudah melakukan penyemprotan menggunakan enzim. Kan di rumah sakit, kan ada tempat gizi dan menghasilkan sampah sayur dan buah sebelum memasak, dan itu mungkin yang kemudian dijadikan Eco Enzim bertepatan dengan pandemik,” ungkap Gede.

Begitu pula penggunaannya untuk sanitizer. Eco Enzim yang dicampur dengan air saja sudah bisa digunakan sebagai sanitizer. Sedangkan di beberapa tempat lainnya, produk fermentasi ini digunakan untuk menjernihkan air.

3. Buleleng berpotensi untuk memproduksi Eco Enzim. Jika Buleleng bisa, maka daerah yang lain pun demikian

Sampah Sayur dan Buah yang Difermentasi Bisa Jadi AntivirusIDN Times/Wayan Antara

Gede yakin, Provinsi Bali memiliki potensi besar untuk memproduksi Eco Enzim. Mengingat banyak sampah sayuran dan buah-buahan, baik di pasar maupun lokasi lainnya. Sehingga jika dikelola dengan baik, maka manfaatnya bisa dimaksimalkan. Sejauh ini, beberapa Kabupaten/Kota seperti Buleleng, Denpasar, Badung, Karangasem hingga Gianyar sudah mengaplikasikannya, namun hanya skala perorangan.

“Itu masih perorangan, belum terlalu booming,” jelasnya.

Pihaknya berencana, Agustus 2020 mendatang sudah bisa panen Eco Enzim sekitar 100 liter. Sementara target selanjutnya menggenjot hingga 500 liter. Rencananya juga akan bekerja sama dengan Dinas terkait di Buleleng untuk memproduksi Eco Enzim.

“Kalau hitung hitungan saya, kalau semuanya membuat, satu orang saja membuat Eco Enzim menggunakan literan saja. Bisa sampai 3000 liter bahkan lebih. Saya saja hampir bisa 200 liter. Bayangkan kalau semuanya bergerak bisa terlaksana dengan baik,” ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya