6 Alat Musik Tradisional Bali, Wajib Dilestarikan

Kalau udah diklaim negara lain, trus siapa yang rugi?

Selain seni tari, Bali memiliki seni musik tradisional yang beragam. Hampir di setiap kabupaten atau kota di Provinsi Bali memiliki alat musik tradisional.

Alat musik ini memiliki ciri khasnya masing-masing, walaupun beberapa di antaranya ada yang memiliki kemiripan. Berbagai macam alat musik ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali. Berikut ini deretan alat musik tradisional Bali.

Baca Juga: Sejarah Canggu, Desa Wisata yang Super Populer di Bali

1. Jegog berasal dari Kabupaten Jembrana

https://www.youtube.com/embed/s8q-xcGG36Y

Dikutip Warisanbudaya.kemdikbud.go.id, alat musik tradisional ini terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2018.

Jegog terbuat dari bilah-bilah bambu besar. Awalnya diciptakan sebagai alat musik yang dimainkan ketika masyarakat melaksanakan kegiatan gotong royong membangun rumah, bekerja di sawah, dan sebagainya.

Satu barungan gamelan jegog terdiri dari tiga tungguh barangan, tiga tungguh kancilan, tiga tungguh suir, dua tungguh kuntung, dua tungguh undir, dan satu jegogan.

Cara memainkan gamelan ini sedikit berbeda dengan gamelan lainnya. Pemainnya tidak duduk bersila, melainkan berdiri dan ada yang jongkok bertengger di atas bagian belakang gamelannya.

Baca Juga: Sejarah Tari Bali Topeng Legong dari Desa Ketewel, Sakral

2. Alat musik Genggong

6 Alat Musik Tradisional Bali, Wajib DilestarikanSalah satu remaja di Pegok sedang memainkan genggong. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Genggong adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Suara yang keluar menggunakan metode resonansi tenggorokan atau rongga mulut. Genggong memiliki dua jenis berdasarkan karakter suaranya. Yaitu genggong lanang untuk suara tinggi, dan genggong wadon untuk suara rendah.

Gengong dapat ditemui di berbagai daerah Bali seperti Kabupaten Karangasem, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar. Alat musik ini mirip dengan karinding dari Jawa Barat, kuriding dari Kalimantan Selatan, dan drumbla dari Slowakia.

Gengong masuk dalam WBTB Indonesia pada tahun 2011 dengan nama Genggong Bali. Satu kesenian genggong yang mulai bangkit di Bali adalah Genggong Pegok dari Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar.

3. Penting berasal dari Kabupaten Karangasem

https://www.youtube.com/embed/787P88f943U

Penting merupakan alat musik tradisional yang berasal dari ujung timur Bali, yaitu Kabupaten Karangasem. Alat musik ini memiliki senar sebagai sumber bunyi, dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat yang disebut dengan pengotek.

Sekaa Penting pertama kali dibentuk di Puri Gede Karangasem, oleh Anak Agung Ngurah Gede. Penting memiliki masa kejayaan pada era 1980-an. Selain di Karangasem, alat musik ini juga terdapat di daerah lain seperti Kabupaten Klungkung dengan nama nolin, dan Kabupaten Tabanan dengan nama mandolin.

4. Gambang

https://www.youtube.com/embed/_p6cdHsOuCY

Gambang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan perunggu dengan nada selendro. Alat musik tradisional ini terdapat di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Gianyar. Namun gambang yang terdapat di Karangasem bentuknya utuh. Sedangkan di daerah lain bentuknya mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman.

Gambang di Karangasem merupakan gamelan sakral yang dimainkan sebagai pengiring upacara Dewa Yadnya. Sedangkan di Tabanan biasanya digunakan sebagai pengiring dalam upacara ngaben.

Masing-masing daerah memiliki kisah dan sejarahnya sendiri. Dari cerita mistis yang tersebar dari mulut ke mulut, gambang di Tabanan berasal dari pemberian sosok perempuan gaib kepada petani, sedangkan di Karangasem berasal dari pemberian dewa dan dewi.

5. Okokan dan tektekan berasal dari Kabupaten Tabanan

https://www.youtube.com/embed/r-m0q3KUuG4

Okokan dan tektekan adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kabupaten Tabanan. Alat ini terbilang sakral, karena awal mula dimainkannya berfungsi untuk mengusir wabah penyakit atau ketika terjadi gagal panen di desa setempat.

Okokan merupakan alat musik berbentuk seperti genta yang di tengahnya berisi bandul kecil, sehingga akan mengeluarkan bunyi jika beradu dengan dinding kayu. Okokan biasanya digantung di leher sapi sebagai penanda kalau hewan ini sedang bergerak atau berjalan. Sedangkan okokan yang dijadikan alat musik ukurannya jauh lebih besar. Okokan sendiri lahir di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Sedangkan untuk alat musik tektekan berbentuk seperti kulkul (kentongan) berukuran kecil yang terbuat dari bambu. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul ini mengeluarkan bunyi “tek tek”, sehingga diberi nama tektekan. Tektekan berasal dari Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

Tektekan terdaftar sebagai WBTB Indonesia pada tahun 2011. Tektekan dan okokan kerap dimainkan bersamaan dalam suatu pementasan.

6. Alat musik Gumbyung dari Kabupaten Buleleng

https://www.youtube.com/embed/6YNJJpc5H4w

Desa Munduk di Kabupaten Buleleng, yang merupakan daerah paling utara Bali ini, juga memiliki alat musik tradisional menyerupai jegog khas Kabupaten Jembrana. Namanya gumbyung, terbuat dari bambu. Gumbyung diciptakan oleh seniman yang berasal dari Desa Munduk bernama Made Trip.

Bedanya, jegog memiliki nada berjumlah delapan, sedangkan pada gumbyung terdapat 10 nada. Secara umum, alat musik tradisional menggunakan nada pelog dan selendro. Namun alat musik gumbyung ini masih belum jelas apakah menggunakan pelog dan selendro atau tidak. Meskipun begitu, jika dimainkan akan menghasilkan suara yang harmonis.

Alat musik tradisional Bali ini sudah sepatutnya dilestarikan keberadaannya. Pemain alat musik ini dituntut untuk menurunkan kemampuannya kepada generasi-generasi baru, agar tetap lestari dan tidak hilang ditelan zaman.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya