Sulit Air Bersih, Warga Nusa Penida Beli Air Tangki Rp1 Juta Sebulan

Belum semua wilayah di Nusa Penida terlayani PDAM

Klungkung, IDNTimes- Wilayah Indonesia saat ini memasuki musim kemarau. Beberapa wilayah yang biasanya kesulitan air bersih, terancam kekeringan. Di Klungkung, permasalahan krisis air bersih menjadi sorotan.

Permasalahan kesulitan air bersih di Nusa Penida ini mencuat saat Rapat Paripurna Provinsi Bali, Senin (12/6/2023).

Anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil Klungkung, I Ketut Juliarta menyampaikan masih ada warga di Nusa Penida yang harus mengeluarkan biaya sampai Rp1 Juta per bulan hanya untuk membeli air tangki untu kebutuhan rumah tangga.

Belum lagi memasuki musim kemarau, membuat sebagian warga di Nusa Penida semakin bersusah payah memenuhi kebutuhan air bersih.

Menanggapi hal ini, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace mengusulkan agar teknologi ubah air laut menjadi air minum juga bisa diterapkan di Nusa Penida.

Hal ini dianggap perlu menjadi perhatian serius, karena air merupakan kebutuhan dasar. Termasuk untuk menunjang pariwisata di Nusa Penida yang tengah berkembang. 

Bagimana selama ini kondisi pelayanan air bersih di Nusa Penida?

Baca Juga: 3 Ribu Orang Menyeberang ke Nusa Penida Via Pelabuhan Sanur

Baca Juga: Nusa Penida Langganan Kecelakaan Turis, Terbaru Akibat Penyu

1. Warga menampung air hujan, hingga harus membeli air tangki

Sulit Air Bersih, Warga Nusa Penida Beli Air Tangki Rp1 Juta SebulanWarga kesulitan air bersih di Nusa Penida. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Seorang warga di Desa Bunga Mekar Kabupaten Klungkung, Made Adnyana sampai saat ini mengaku belum mendapat layanan air bersih dari PDAM.

Kediamannya yang berada di ketinggian, membuatnya tidak mendapatkan layanan air bersih dari Perumda Panca Mahottama Klungkung. 

“Selama ini warga biasanya menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Jika air di cubang (bak penampungan air) habis, bisanya kami membeli air tangki,” ujar Made Adnyana, Selasa (13/6/2023).

Ia mengaku membeli air bersih sekitar Rp100 ribu, per tangki berkapasitas 1000 liter. Air itu dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi, minum, hingga pakan ternak.

"Jadi rata-rata 1000 liter itu habis selama 3 hari. Kalau full sebulan tidak ada hujan, kami bisa keluarga biaya sekitar Rp1 juta sebulan hanya untuk beli air," keluh Made Adnyana.

Itu bukanlah jumlah yang sedikit baginya yang hanya seorang buruh bangunan dan bertani. Sehingga ia berharap pemerintah segera bisa mencarikan solusi untuk mengatasi masalah kesulitan air bersih di Nusa Penida.

"Kalau punya hotel sama restoran tentu tidak masalah beli air mahal-mahal untuk bisnis. Kalau petani seperti saya susah sekali. Apalagi kalau kemarau, semakin sulit kami dapat air," keluhnya.

2. Wilayah di ketinggian tidak mendapatkan distribusi air bersih dari Perumda Panca Mahottama Klungkung

Sulit Air Bersih, Warga Nusa Penida Beli Air Tangki Rp1 Juta SebulanKondisi kekeringan di Nusa Penida. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kepala Desa Bunga Mekar, di Kecamatan Nusa Penida I Wayan Yasa mengungkapkan, saat ini baru 65 persen wilayahnya yang mendapatkan sambungan layanan air bersih dari Perumda Tirta Mahottama. 

Sisanya 35 persen, merupakan wilayah di ketinggian yang sulit mendapatkan distribusi air seperti Dusun Sampang, Penangkidan, dan Karangdawa.

“Warga kami sebenarnya sebagian besar telah memiliki cubang (bak penampungan air). Air cubang itu dimaksimalkan untuk musim kemarau. Tapi kalau habis, warga biasanya membeli,” tuturnya.

Sebenarnnya di Desa Bunga Mekar ada dua sumber mata air seperti Sumber Mata Air Guyangan dam Sumber Mata Air Seganing.

Namun kedua sumber mata air itu berada di dasar tebing curam, sehingga sulit untuk didistribusikan.

Sumber Mata Air Guyangan sebenarnya telah dilakukan optimalisasi tahun lalu, dari kapasitas sekitar 20 liter per detik menjadi 35 liter per detik.

Namun jumlah ini belum mampu melayani sambungan rumah warga secara keseluruhan. Warga yang tinggal di ketinggian, masih sulit untuk mendapatkan layanan air bersih.

3. Pemanfaatkan sumber mata air di Nusa Penida belum maksimal

Sulit Air Bersih, Warga Nusa Penida Beli Air Tangki Rp1 Juta SebulanIDN Times/Wayan Antara

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta tidak menampik, beberapa wilayah di Nusa Penida masih mengalami kesulitan air bersih. Menurutnya pelayanan air bersih memang menjadi masalah klasik di Nusa Penida.

Selama ini pemerintah terus berupaya meningkatan pelayanan, dengan memaksimalkan sumber mata air yang ada di Nusa Penida. 

Tahun ini rencanannya kembali dilakukann peningkatan debit Sumber Mata Air Guyangan di Desa Bunga Mekar oleh pemerintah, menjadi sekitar 77 liter per detik.

Dengan tambahan kapasitas ini, diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan air bersih di Nusa Penida.

“Tahun ini rencana ditambah dua mesin pompa di Guyangan, untuk mengejar debit 77 liter per detik,” kata Suwirta.

Sementara untuk di Wilayah Pulau Lembongan dan Ceningan, saat ini Pemda Klungkung dan pihak swasta sudah bekerjasama untuk pengembangan SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) atau merubah air laut menjadi air minum dengan debit 110 liter per detik di Desa Jungutbatu.

“Kami bertahap terus melakukan upaya agar Nusa Penida ini semua terlayani air bersih,” jelas Suwirta.

Sementara untuk penganan jangka pendek memasuki musim kemarau, pihaknya akan mengerahkan jajarannya untuk secara keberlanjutan mendistribusikan air bersih dengan mobil tangki ke wilayah-wilayah kesulitan air bersih.

Topik:

  • Silfa Humairah Utami

Berita Terkini Lainnya