Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemerintah Berambisi Mengembangkan Biodiesel B40

Wamentan RI, Sudaryono berbaju kemeja putih. (IDN Times/Yuko Utami)
Intinya sih...
  • Pemerintah butuh 1 juta liter minyak sawit untuk implementasi energi hijau dan keberlanjutan melalui B40 pada Januari 2025.
  • Biodiesel B40 merupakan campuran solar dengan 40% bahan bakar nabati dari minyak sawit, menjadi daya tawar Indonesia di pasar dunia.
  • Program mewujudkan biodiesel B40 didukung kebijakan konstruktif, uji coba implementasi, peremajaan lahan sawit, dan pembinaan petani oleh GAPKI dan pemerintah.

Badung, IDN Times - Januari 2025, Indonesia akan menerapkan energi hijau dan keberlanjutan melalui implementasi B40. Biodiesel B40 merupakan campuran bahan bakar fosil solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari minyak sawit. 

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan biodiesel B40 maupun B50 adalah daya tawar Indonesia kepada pangsa pasar dunia.

“Kita punya stok yang besar, B50 biodiesel ini adalah alat tawar kita kepada dunia. Kalau gak mau beli ya, sudah kita pakai, kita jadi punya opsi,” ujarnya dalam Konferensi Pers Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di The Westin Resort Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. 

1. Andalkan pasokan sawit Indonesia

Tandan Buah Sawit

Keyakinan pemerintah mewujudkan biodiesel B40 pada tahun 2025 salah satunya karena pemerintah telah mengupayakan penyusunan kebijakan konstruktif dengan para pakar. “Pasti kami sudah hitung-hitungan bagaimana kebijakannya percayalah kami banyak profesor ahli dari sisi ekonomi, sustainability,” ucap Sudaryono pada Kamis (7/11/2024). 

Menurutnya, berbagai hal harus diuji dalam implementasi B40 sehingga tidak langsung terlihat hasilnya. Meskipun demikian, Sudaryono tetap optimis akan pasokan sawit Indonesia.

 “Indonesia harus dalam tempo sesingkat-singkatnya dan sawit ini champion kita dan andalan kita, kita tidak mau didikte yang lain karena kita mampu,” kata dia. 

2. Perlu pembinaan kepada petani sawit

Kegiatan Plantion, Monitoring, &, Planning (PM&P) pada Areal Perkebunan Sawit

Sudaryono juga berharap agar Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bersama pemerintah lebih aktif untuk terjun dan membina para mitra khususnya petani-petani sawit. Ia berjanji akan memonitor pembinaan para petani bersama GAPKI. 

Pembinaan tersebut seperti monitoring terhadap kualitas bibit sawit, Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dan sertifikasi hasil. “Bibit sawit terstandar dan terverifikasi sekarang sudah cuma banyak problem yang menjual palsu di toko online dan merugikan rakyat, saya kira itu bahaya," kata dia.

3. Peremajaan lahan sawit

Perkebunan Sawit (Freepik)

Tak hanya menjelaskan tentang program biodiesel B40 mendatang, Sudaryono juga menekankan adanya metode peremajaan lahan sawit. Metode ini dapat jadi alternatif menanti masa subur pertumbuhan sawit.

“Selama menunggu masa itu petani sawit bisa mengganti dengan menanam tanaman pangan. Sampai sawit itu memberikan penghasilan untuk dia,” ungkapnya.

Mantan ajudan Presiden Prabowo Subianto itu menekankan adanya program makan siang gratis, sehingga menjadi daya tambah pasokan tanaman pangan. Menurutnya naik petani maupun perusahaan, turut andil menambah produktivitas tanaman khususnya sawit.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Ita Lismawati F Malau
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us