Sejumlah Akademisi di Bali Setuju Soeharto Diberi Gelar Pahlawan

Denpasar, IDN Times - Sejumlah akademisi di Bali menyatakan dukungannya terhadap Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, yang menjadi kandidat penerima gelar Pahlawan Nasional pada 10 November atau Hari Pahlawan. Soeharto dianggap sebagai oang yang berjasa besar bagi Indonesia, sudah memimpin Indonesia puluhan tahun dan banyak yang dibangun.
Satu di antaranya diungkapkan oleh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Dwijendra, Ni Made Adi Novayanti, terlepas dari pro dan kontra yang saat ini terjadi di tengah publik mengenai gelar pahlawan tersebut. Ia berpendapat, banyak capaian yang sudah ditorehkan oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun memimpin Indonesia. Ia tidak ingin pemberian gelar ini menimbulkan isu dan konflik. Menurutnya, masyarakat perlu melihat dari segi objektif.
“Yang jelas, kita tidak boleh melupakan sejarah dan jasa beliau. Kalau kita melihat dari segi objektifnya, Bapak Soeharto memimpin kita puluhan tahun lho, ya. Kita juga harus melihat apa sih yang sudah dibangun oleh beliau. Jadi berhak juga beliau untuk diberikan gelar tersebut,” katanya.
Senada, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), I Gede Nandya Oktora, menilai bangsa yang besar tidak boleh melupakan jasa para pemimpin terdahulu. Termasuk Soeharto yang dikenal sebagai bapak pembangunan nasional. Kendati demikian, Nandya menyerahkan seluruh proses administrasi dan kelaikan gelar pahlawan Presiden Soeharto kepada pihak yang berwenang agar lebih tepat, dengan juga mendengarkan masukan publik.
“Tapi untuk urusan setuju atau tidaknya, saya serahkan pada pihak yang berwenang,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, menyampaikan usulan mengenai Soeharto menjadi Pahlawan Nasional saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta. Bahlil yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini menyatakan Prabowo mempertimbangkan ihwal usulan tersebut.

















