Jenazah Terapis Korban Gempa Turki Dipulangkan ke Bali 22 Februari  

Ni Wayan Supini meninggalkan 3 anak yang masih kecil

Klungkung, IDN Times - Duka mendalam dirasakan Nyoman Ranten, warga Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Istrinya, Ni Wayan Supini, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), ditemukan meninggal dunia di reruntuhan apartemen di Dyarbarkir, pasca gempa bumi berkekuatan 7,8 SR yang mengguncang Turki, pada Senin (6/6/2023) lalu. 

Nyoman Ranten menuturkan selama ini istrinya bekerja keras sebagai terapis di Turki demi membantu perekonomian keluarga. Supini dikenal sosok perempuan tangguh dan pekerja keras, terutama demi kepentingan ketiga anaknya. Supini berangkat ke Turki sebagai seorang terapis pada bulan Juli 2022 lalu. 

Baca Juga: 2 WNI Korban Gempa Turki Sudah Teridentifikasi, Berasal dari Bali

1. Komunikasi terakhir sehari sebelum gempa bumi dasyat

Jenazah Terapis Korban Gempa Turki Dipulangkan ke Bali 22 Februari  Pemulasaan jenazah Ni Wayan Supini (Dok. IDN Times/Istimewa )

Nyoman Ranten menjelaskan dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan istrinya pada Minggu (5/2/2023) atau sehari sebelum gempa dasyat mengguncang Turki. Ketika itu anak bungsunya yang masih TK, terus merengek minta menghubungi sang ibu.

“Biasanya memang sering komunikasi. Tapi saat tanggal 5 Februari, kebetulan anak yang paling kecil minta menghubungi ibunya. Saya yang kebetulan kuota habis sampai cari internet ke balai banjar,” ujar Nyoman Ranten, Minggu (19/2/2023).

Tidak banyak hal yang bisa disampaikan Ranten ke istrinya saat itu, kecuali menanyakan kabar. Anaknya buru-buru meminta handphone untuk berbicara dengan sang ibu.

“Anak saya saat itu kangen-kangenan sama ibunya,” ungkap Ranten. 

Ketika itu tidak ada firasat buruk yang dirasakannya.

“Waktu itu biasa saja karena memang saya sering berkomunikasi dengan istri,” jelas pria yang sudah 21 tahun menikah dengan Wayan Supini.

2. Putus komunikasi setelah gempa terjadi

Jenazah Terapis Korban Gempa Turki Dipulangkan ke Bali 22 Februari  I Nyoman Ranten, suami dari almarhum Wayan Supini saat ditemui di rumah duka.. (IDN Times/Wayan Antara)

Baru keesokan harinya, Nyoman Ranten mendapatkan kabar dari kerabatnya bahwa ada gempa dasyat di Turki. Nyoman Ranten diminta segera menghubungi istrinya untuk menanyakan kabar.

“Saya langsung telepon lewat WhatsApp tidak diangkat,” ungkap Ranten.

Berhari-hari ia tidak bisa menghubungi istrinya. Kegundahan mulai dirasakannya sehingga ia terus mengikuti perkembangan bencana di Turki. Termasuk menghubungi rekan-rekan istrinya sesama terapis di Turki.

“Saya kepikiran istri, juga anak-anak saya. Sudah jauh-jauh hari saya sampaikan ke anak-anak, apapun berita yang kita dapat nanti tentang keadaan ibu, harus tetap tabah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. 

Lama tidak mendapatkan kabar tentang keberadaan sang istri, pada Jumat (17/2/2023) Ranten dan anak-anaknya mendapatkan permintaan untuk menjalani tes DNA di RS Bhayangkara Denpasar. Lalu pada Sabtu (18/2/2023), KBRI Indonesia di Ankara menginformasikan bahwa WNI yang ditemukan meninggal tertimpa reruntuhan apartemen di Dyarbarkir merupakan Ni Wayan Supini.

3. Jenazah Supini sementara akan dititipkan di RSUD Klungkung

Jenazah Terapis Korban Gempa Turki Dipulangkan ke Bali 22 Februari  Pemulasaan jenazah Ni Wayan Supini (Dok. IDN Times/Istimewa )

Nyoman Ranten mengatakan berdasarkan informasi terakhir yang ia terima, jenazah Supini akan dipulangkan ke Bali pada Rabu (22/2/2023). Namun karena adanya upacara agama di Banjar Tegal Besar, kemungkinan jenazah Supini tidak bisa langsung dimakamkan.

“Karena ada karya (upacara agama), rencana jenazah akan kami titip dulu di RSUD Klungkung. Setelah tanggal 6 Maret baru akan kami rundingkan untuk pemakamannya,” ungkap Ranten.

Ni Wayan Supini meninggalkan tiga orang anak. Anak bungsunya bahkan masih TK.

Dihubungi terpisah, Kadis Ketenagakerjaan Klungkung, I Wayan Sumarta, menjelaskan Wayan Supini kursus terapis secara mandiri di Kabupaten Karangasem. Lalu ia juga berangkat secara mandiri untuk menjadi terapis di Turki.

“Beliau (Wayan Supini) tidak masuk dalam data sistem kita di Dinas Ketenagakerjaan. Setelah kami telusuri, beliau ternyata berangkat dengan visa holiday (liburan),” ungkap Sumarta.

Meskipun demikian, ia mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan mengupayakan untuk membantu proses pemulangan jenazah, termasuk nanti rencana menitipkannya di RSUD Klungkung. Biaya pemulangan jenazah Supini dibantu oleh pihak KBRI. 

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya