Vaksin Polio Bio Farma Dipakai di 150 Negara, Bikin Bangga Indonesia

- Indonesia menginisiasi hilir vaksin menuju kemandirian vaksin
- Bio Farma mengambil peran meningkatkan ketahanan kesehatan nasional
- Bio Farma fokus pada networking dan transfer teknologi
Denpasar, IDN Times - Suasana The Meru, Sanur, pada Rabu (29/10/2025) tampak ramai dengan kehadiran perwakilan dari 17 negara dalam agenda 26th Developing Countries Vaccine Manufacture Network (DCVMN) AGM 2025. Mengusung tema “Advancing Innovation & Building Resilient Vaccine Ecosystem For a Safer World”, kegiatan ini juga diikuti oleh 48 perusahaan vaksin dari berbagai negara.
President Director PT Bio Farma, Shadiq Akasya, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan bahwa sebagai salah satu pemasok vaksin global, produk Bio Farma kini telah digunakan di 150 negara. Salah satunya adalah vaksin polio.
"Kebetulan Bio Farma sudah pengalaman dibidang Polio. Vaksin Polio yang sekarang digunakan oleh UNICEF salah satunya tipe bOPV dan nOPV. Itu digunakan oleh UNICEF untuk didistribusikan ke negara-negara yang membutuhkan," terangnya.
1. Indonesia telah menginisiasi hilir vaksin menuju kemandirian vaksin

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan bahwa dibentuknya DCVMN adalah agar negara anggota agar tidak ketergantungan vaksin dari negara lain. Vaksin diakuinya menjadi game changer atas penyakit di berbagai negara, mengingat pelaksanaan program vaksinasi bermanfaat untuk pencegahan penyakit.
Sementara, negara berkembang saat ini menjadi pihak yang sangat membutuhkan suplai vaksin yang cukup tinggi. Pemerintah Indonesia pun telah menginisiasi industri hilir vaksin, salah satunya Bio Farma.
"Kita lihat bahwa ini pertemuan ke-26, jauh sebelum vaksin yang waktu itu sangat dihebohkan yaitu vaksin COVID-19 itu menjadi masalah di dunia," terangnya.
2. Bio Farma mengambil peran meningkatkan ketahanan kesehatan nasional

Shadiq Akasya menambahkan, ke depan Bio Farma akan memperkuat jaringan kerja sama dengan seluruh anggota DCVMN. Melalui kolaborasi tersebut, pihaknya berharap dapat meningkatkan kemampuan internal perusahaan sekaligus memperkuat ketahanan kesehatan nasional menuju ketahanan kesehatan global.
Menurutnya, Bio Farma juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk-produk baru yang bermanfaat bagi perlindungan kesehatan masyarakat dunia.
"Bio Farma sudah mendapatkkan standart kualifikasi dari WHO. Artian bahwa kita sudah bisa mengekspor ke seluruh dunia. Ini adalah suatu yang sangat penting," ungkapnya.
3. Bio Farma fokus pada networking dan transfer teknologi

Lebih lanjut, Shadiq menjelaskan bahwa kesempatan dalam forum DCVMN ini dimanfaatkan untuk menjalin kolaborasi, memperkuat jejaring inovasi, serta membahas tantangan terkait pendanaan dan penguatan jaringan global. Ia menilai, negara-negara berkembang memiliki potensi besar dalam kontribusi suplai vaksin dunia, yang perlu terus ditingkatkan demi menjaga ketahanan dan ketersediaan vaksin, terutama saat terjadi pandemi.
“Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa memperkuat kapasitas di masing-masing negara,” tegasnya.
Shadiq menambahkan, Bio Farma juga terus membuka peluang kerja sama teknologi dengan berbagai negara dan perusahaan yang memiliki keunggulan serta produk berbeda, untuk memperluas inovasi di bidang vaksin.

















