Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahun 2024, Mahasiswa di Bali Lebih Banyak Berkuliah di Kampus Swasta

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Keira Burton)
Intinya sih...
  • Mahasiswa di Bali beralih ke kampus swasta setelah mempertimbangkan minat
  • Kuliah sambil bekerja di kampus swasta fleksibel dan berkaitan dengan teknologi
  • Pramudya menyatakan semua kampus sama saja dalam pengembangan karier
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gianyar, IDN Times - Beragam pilihan setelah tamat sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), tak lagi membuat anak muda di Bali hanya terpaku pada perguruan tinggi negeri (PTN). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Tahun 2024, jumlah mahasiswa di bawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti RI) pada perguruan tinggi swasta (PTS), sebanyak 84.617 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa PTN sebanyak 65.765 orang.

Sementara, jumlah PTS di Bali dalam naungan Kemenristek Dikti sebanyak 52 PTS. Jumlah tersebut lebih banyak dari PTN, bahwa di Bali hanya ada empat PTN. Keempat PTN itu diantaranya Universitas Udayana (Unud), Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), dan Politeknik Negeri Bali (PNB). Lalu, bagaimana cerita anak muda di Bali yang memilih berkuliah di kampus swasta? Berikut selengkapnya.

1. Opsi awal kampus negeri, berakhir di kampus swasta

Kampus Universitas Udayana (IDN Times/Irma Yudistirani)
Kampus Universitas Udayana (IDN Times/Irma Yudistirani)

Agung Pramudya baru saja lulus kuliah pada 2024 lalu. Awalnya, opsi pertama dia adalah berkuliah di kampus negeri atau PTN. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, Pramudya merasa kampus negeri kurang sesuai dengan minatnya. Sehingga, Ia memutuskan berkuliah di kampus swasta atau PTS, yakni Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Stikom Bali, karena mengampu jurusan yang diinginkannya: ranah komputer dan multimedia.

“Sebenarnya opsi pertama penginnya kampus negeri aja, karena waktu itu kurang riset, jadi swasta saja,” kata Pramudya kepada IDN Times, Sabtu (27/9/2025).

2. Kuliah sambil bekerja, kampus swasta yang fleksibel cocok dengan kebutuhan Pramudya

ilustrasi fotografer pernikahan (pexels.com/@trungnguyenphotog)
ilustrasi fotografer pernikahan (pexels.com/@trungnguyenphotog)

Empat tahun berkuliah di ITB Stikom Bali, Pramudya lulus tepat waktu sambil bekerja. Ada sederet pekerjaan yang dilakoninya sambil berkuliah, mulai dari pekerja lepas dokumentasi kegiatan, penyelenggara acara, hingga pernikahan. Saat kuliah, Pramudya memilih jurusan sistem informasi (SI).

Selain jurusan SI, ada pula jurusan lainnya di kampus ini yang berkaitan dengan komputer dan teknologi. Misalnya, sistem komputer, teknologi informasi, bisnis digital, manajemen informatika dan sebagainya. Sementara, saat berkuliah Pramudya harus membayar uang kuliah tunggal (UKT) sekitar Rp6 juta per semester. Besaran UKT tersebut serupa dengan jurusan lainnya.

3. Menurut Pramudya, semua kampus sama saja

ilustrasi kampus/universitas (IDN Times/Muhammad Surya)
ilustrasi kampus/universitas (IDN Times/Muhammad Surya)

Saat ditanya tentang prospek karier terhadap pilihan kampus, Pramudya mengatakan semua kampus sama saja. Pengembangan karier, menurutnya, tergantung pada potensi diri. Prospek juga tergantung pada kondisi kampus dan keleluasaan administrasinya.

“Semua kampus sama saja kembali ke kita bawa diri. Swasta lebih fleksibel untuk mengembangkan diri, target SKS (satuan kredit semester) berapa dan kuliah berapa lama, jadwal juga tergantung diri sendiri,” jawabnya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Tahun 2024, Mahasiswa di Bali Lebih Banyak Berkuliah di Kampus Swasta

27 Sep 2025, 16:01 WIBNews