Pekerja Sosial di Bali Berjejaring Mengentaskan Kekerasan

Badung, IDN Times - Sejumlah pekerja sosial di Bali membentuk Jaringan Advokasi & Gerakan Anti Kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Bali, atau disingkat JAGAT Bali. Peresmian jaringan ini berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024 bertepatan dengan Hari Sukarelawan Internasional.
Acara yang berlangsung di Aula Maha Bhoga Marga, Jalan Raya Kapal Nomor 20, Kabupaten Badung, ini dihadiri oleh sejumlah yayasan yang bergerak di bidang anti kekerasan dan TPPO, serta otoritas terkait. Ada berbagai kegiatan dalam pertemuan jaringan ini.
1. Tingginya angka kekerasan di Bali menguatkan semangat berjejaring

Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Bali, terdapat 185 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dari Januari hingga September 2023. Data ini terdiri dari berbagai jenis kekerasan, seperti fisik, psikis, dan seksual.
Adapun dari sisi kasus TPPO, Provinsi Bali juga mengalami peningkatan kasus. Pada acara pertemuan regional yang membahas tentang perdagangan manusia di Asean, disebutkan dari 872 kasus TPPO di Indonesia, 32 kasus di antaranya terjadi di Bali hingga Oktober 2023. Berawal keresahan itulah memunculkan kiat sejumlah yayasan untuk berjejaring melalui JAGAT Bali.
Ketua JAGAT Bali, Alvonso Novika, mengungkapkan adanya jaringan ini mampu secara konsisten memberikan perlindungan dan edukasi anti kekerasan dan TPPO di Bali.
“Kita berharap menjadi sistem hukum berkelanjutan dan jaringan yang kuat ke masyarakat rentan,” ujar Alvonso pada Kamis, 5 Desember 2024 di Aula Maha Bhoga Marga.
Kolaborasi lintas generasi ini, menurut Alvons terjalin dengan saling mendukung dan mengisi satu sama lain. Ia juga mengajak seluruh kalangan membersamai jaringan ini untuk memperkuat kerja-kerja kemanusiaan.
2. Peresmian bertepatan dengan HAKTP, JAGAT Bali mengadakan sosialisasi di jalan

Peresmian jaringan ini bertepatan dengan rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP). Pada momen ini, undangan beserta jaringan mengisi tanda tangan dan keresahan maupun harapan pada papan putih besar. Sesi akhir peresmian jaringan, mereka turun ke jalan rayauntuk memberikan sosialisasi anti kekerasan dan membagikan bunga Mawar Merah.
JAGAT Bali dengan slogan Bersama, Bergerak, Bertindak menghimpun sekitar 10 organisasi yang berada di jajaran kepengurusan. Yaitu Yayasan Maha Bhoga Marga (MBM), Yayasan Selaksa Sejahtera (Yasera), Generasi Bisa (Gerasa), LBH APIK Bali, Lentera Anak Bali, Yayasan Kasih Yang Utama (YKYU), Komunitas Jejaring, Dark Bali, serta OUR Rescue.
Ketua Yayasan MBM, Ni Made Endang Betha Meidyawati, menambahkan terbentuknya jejaring ini sebagai langkah terjalinnya solidaritas dan fokus pada pendampingan korban kekerasan, khususnya TPPO.
“Kita bertemu dan memperkuat jaringan. Karena kita sadar, dalam pendampingan korban, advokasi kita tidak dapat sendiri karena kompleksnya persoalan yang dihadapi,” ucap Betha.
3. Menguatkan kerja-kerja sosial untuk mengentaskan kekerasan

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Bali, Luh Hety Vironika, mengungkapkan jaringan ini sebagai langkah memperkuat kerjasa ma yang telah ada.
“Kita berharap dengan jaringan ini semakin memperkuat kinerja kita, kita sendiri harus terus belajar. Semoga bisa berfungsi sebagai penguatan dalam pendampingan korban kekerasan,” papar Hety dalam acara peresmian JAGAT Bali.
Misi JAGAT Bali adalah mendorong advokasi untuk penegakan hukum progresif, pengembangan kapasitas jaringan, serta kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta, sehingga dapat membangun semangat hidup para korban untuk pulih dan berdaya.
Ke depannya akan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam penguatan jaringan dan pendampingan. Aktivitas itu seperti pelatihan dan lokakarya pencegahan kekerasan dan TPPO; kampanye kesadaran masyarakat melalui media sosial dan seminar; pendampingan dan rehabilitasi korban kekerasan; advokasi kebijakan; membangun kemitraan dan jaringan dengan lembaga pemerintah maupun swasta.