Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Memetakan Jejak Budaya Tionghoa dalam Budaya Bali

Dialog budaya bertemakan Artikulasi Budaya Bali sebagai Simfoni Budaya Dunia. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali bersama  Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FKPEN) Provinsi Bali, dan Majelis Kebudayaan Bali (MKB) menyelenggarakan dialog budaya bertemakan Artikulasi Budaya Bali sebagai Simfoni Budaya Dunia. Dialog ini diselenggarakan dalam rangka Festival Imlek 2025.

Para pembicara dalam dialog ini di antaranya I Made Dharma Suteja SS MSi sebagai Direktur Warisan Budaya perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun sebagai Sabha Majelis Kebudayaan Bali dan Bhagawanta Gubernur Bali, serta Prof Dr I Made Bandem MA sebagai seniman dan akademisi. Hadir pula Ketua Inti Provinsi Bali, Dr Putu Agung Prianta. 

Dialog yang berlangsung pada Sabtu, 25 Januari 2025 di Ruang Rapat Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Renon, Kota Denpasar ini dimoderatori oleh Prof I Nyoman Darma Putra MLitt PhD selaku Korprodi Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.

1. Pemaparan jejak budaya Tionghoa di Bali

Foto bersama dialog budaya dalam rangka Festival Imlek. (IDN Times/Yuko Utami)

Sabha Majelis Kebudayaan Bali dan Bhagawanta Gubernur Bali, Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, menjelaskan beberapa tradisi yang berkaitan dengan akulturasi budaya masyarakat Bali dan Tionghoa seperti baris cina. Upaya pemerintah melestarikan budaya satu di antaranya melalui Pesta Kesenian Bali.

“Leluhur memisahkan mana yang dapat disaksikan umum dan mana yang sakral, budaya bali tidak berkembang hanya itu itu saja,” ujarnya, pada Sabtu (25/1/2025).

Sementara Prof Dr I Made Bandem MA menjelaskan pengalamannya pertama kali ke China.

“Tahun 1965 sebagai penari, saya sudah pergi ke China dikirim Bung Karno. Waktu itu saya berumur 20 tahun. Saya berperan sebagai raja pala,” ujar Bandem.

Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini mengungkapkan, satu titik penting untuk mengetahui jejak artikulasi budaya Tionghoa dan Bali adalah dari Pelabuhan Julah di Kabupaten Buleleng.

2. Ada beberapa koleksi yang belum diungkapkan

Prof Bandem (baju putih) menjelaskan patung saudagar cina di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)

Melalui presentasinya yang berjudul Koleksi Museum Bali sebagai Manifestasi Hubungan Kultural Bali dan Tiongkok, Bandem mengungkapkan banyak koleksi museum di Bali yang terhubung dengan budaya Tionghoa belum terungkap.

“Patung saudagar China ini misalnya, kita melihat atribut yang dibawa perlengkapan laksana, yang kedua estetika postur dan tinggi rendah patung,” jelasnya sambil menunjukkan sebuah patung tanpa label nama.

Budaya lainnya seperti kain prada hingga topeng ada pengaruh patra atau corak ukiran dari China. Uang kepeng dan kerajinan gerabah memiliki korelasi dengan budaya Tiongkok. Di luar koleksi itu, Bandem menyebutkan patung cili yang secara umum dilihat masyarakat pada sarana upakara.

“Cili ini ada hubungannya dengan China dari segi bentuk, ada wayang potehi di China adanya di Semarang. Bentuknya segitiga semacam ini,” ungkap Bandem.

3. Pentingnya pembaruan pendataan di museum

Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi). (IDN Times/Yuko Utami)

Direktur Warisan Budaya, Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, I Made Dharma Suteja SS MSI, mengungkapkan pentingnya pembaruan pendataan di museum. 

“Kami di museum nasional melakukan pendataan apakah bendanya ada dan sesuai keterangannya,” kata Suteja.

Sementara tentang koleksi di museum yang masih terpajang di luar, Suteja mengimbau agar dipindahkan ke ruangan untuk menghindari pengeroposan karena cuaca dan matahari. Berbagai artefak yang belum diketahui asal-usulnya agar segera ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai lokasi kota/kabupaten maupun provinsi.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us