Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latex

Dengar-dengar wisata Bali dijual murah ke Tiongkok! Waduh

Badung, IDN Times - Belum lama ini, muncul pemberitaan bahwa wisata Bali dijual sangat murah ke Tiongkok, baik di media online maupun cetak. Melihat hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali langsung bertindak cepat untuk melakukan pemeriksaan.

1. Sidak toko di Badung

Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual LatexPexels.com/Kaique Rocha

Baca Juga: Lahan Sawah di Bali Berkurang 550 Hektare per Tahun, Tabanan Tertinggi

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang kerap disapa Cok Ace langsung melakukan sidak ke sejumlah toko milik investor asal Tiongkok di Benoa, Badung, Kamis (18/10) lalu. Ia melakukan sidak di empat toko yang menjual perhiasan, latex, kasur, dan perhiasan.

Benar saja, dalam dalam toko tersebut ternyata tak menjual produk-produk khas Bali. "Aneh saja, di Bali kok jual latex padahal di sini kan bukan penghasil latex," katanya.

Dalam sidak tersebut, Cok Ace juga menemukan para pekerja asing. Selain itu, barang-barang yang dijual juga berasal dari Tiongkok, bukan produk khas Bali.

"Ada kabar wisata ke Bali dijual sangat murah di Tiongkok dan harga tersebut di bawah rata-rata,” tegasnya.

2. Bali sangat dirugikan

Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latexjingdaily.com

Dalam aksi mafia penjual murah wisata Bali ini, diduga wisatawan Tiongkok harus membeli barang di toko-toko tertentu. Sistem pembayarannya juga menggunakan aplikasi WeChat. Sehingga uangnya kembali ke Tiongkok. Jadi, Bali hanya mendapatkan sisa-sisa sampahnya saja.

"Dalam berita tersebut juga terdapat isu bahwa wisatawan Tiongkok dipaksa untuk belanja di sejumlah toko, yang diduga mempekerjakan tenaga kerja asing asal Tiongkok tanpa izin. Ini jelas sangat merugikan pariwisata kita," tambahnya.

3. Wisatawan asal Tiongkok mendominasi angka kunjungan wisatawan ke Bali

Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latexadventureheart.com

Baca Juga: 2 Pemicu Petani Bali Menjual Sawahnya, Pemerintah Tak Punya Wewenang

Untuk mengatasi masalah ini, Cok Ace akan mendata setiap barang yang dijual. Juga, akan berkoordinasi dengan pihak keimigrasian terkait status tenaga kerja asing di sejumlah toko tersebut. “Karena kami ingin barang-barang yang dijual adalah produk khas Bali,” imbuhnya.

Ia menambahkan, ke depannya ingin lebih selektif mendatangkan wisatawan ke Bali. Pemberitaan seperti ini tentu saja telah merugikan citra pariwisata Bali. Apalagi wisatawan asal Tiongkok mendominasi angka kunjungan wisatawan ke Bali.

Untuk diketahui, berdasar data Badan Pusat Statistk (BPS), jumlah wisatawan asal Tiongkok ke Bali masih menjadi yang terbesar. Yakni mencapai 961.802 orang. Sementara di posisi kedua ditempati wisatawan asal Australia yang mencapai 763.477 orang.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya