Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng Buta

Mereka sudah 20 tahunan dekat dengan manusia

Denpasar, IDN Times - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali telah merelokasi dua ekor lumba-lumba dari Hotel Melka, di Kabupaten Buleleng, Selasa (6/8) malam. Lumba-lumba tersebut direlokasi untuk dirawat sembari menunggu hasil evaluasi, apakah ada unsur kelalaian dari Hotel Melka. Sebab sebelumnya, satu dari lima ekor lumba-lumba di sana ditemukan mati, Sabtu (3/9) lalu.

1. Dua lumba-lumba yang direlokasi ke Denpasar dalam kondisi sehat

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng ButaDok.IDN Times/Istimewa

I Ketut Catur Marbawa, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai KSDA Bali, mengatakan dua lumba-lumba yang direlokasi tersebut dalam kondisi sehat. Artinya tidak ada stres, dan dari hasil evaluasi siap untuk dipindahkan. Satwa-satwa yang telah direlokasi saat ini telah dirawat di lembaga konservasi lain daerah Pantai Mertasari, Sanur.

"Hasil pemantauan hari ini sehat dan langsung bisa beradaptasi di situ (Kolam karamba tengah laut). Tidak ada cacat atau stres karena laporan yang masuk tidak ada kendala seperti itu. Mudah-mudahan harapan kami tidak ada apa-apa," kata Catur saat dihubungi, Rabu (6/8) lalu.

2. Dua ekor lumba-lumba yang masih di Hotel Melka dalam keadaan sakit

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng Butarokida.com

Sementara dua ekor lumba-lumba sisanya hingga kini masih berada di Buleleng. Mereka belum siap dipindahkan karena menurut penilaian tim dokter hewan kondisinya sakit. Mereka baru dipindahkan jika memang sudah membaik kondisinya.

"Kemarin terlaporkan oleh pihak medis, masih sakit. Kemungkinan kita masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Sakitnya saya masih belum mendalami hal medisnya," ujarnya.

3. Apakah Hotel Melka akan disanksi?

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng Butaunwire.hk

Kini BKSDA Bali masih menunggu hasil autopsi satu ekor lumba-lumba yang ditemukan mati, termasuk juga evaluasi tempat serta perawatannya. Hasil tersebut nantinya akan dianalisa, apakah ada unsur kelalaian atau tidak.

Jika hasil analisa itu mengarah kepada kelalaian, maka hotel tersebut akan diproses hukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

"Masih belum, masih tahap pengumpulan data. Karena hasilnya juga belum turun. Nanti kita diskusikan lebih lanjut. Jika ada unsur kelalaian, kemungkinan secara peraturan yang berlaku bahwa izinnya bisa dicabut. Kemudian pengelola juga bisa disanksi pidana atau apa," jelasnya.

4. Catur berjanji akan memberikan hasil evaluasinya dalm waktu dekat

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng Butahttps://pixabay.com/federicoghedini/사진 172

Catur juga belum bisa memberikan keterangan hasil evaluasi sementara, terhadap tempat lumba-lumba di Hotel Melka tersebut. Dalam waktu dekat, ia berjanji akan menyampaikannya.

"Ukuran saya tidak hapal, tapi dari sisi peraturan itu memang ada terkait pedoman peragakan lumba. Sepanjang itu terpenuhi tidak apa. Ya kalau tidak sesuai peraturan ya dari dulu sudah kita tutup," ujarnya.

5. Jika tidak ada unsur kelalaian, pihak Melka Satwa diberikan kesempatan untuk mengurus izin lokasi yang baru

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng Butaunsplash.com/darin ashby

Saat ini hak kelola lumba-lumba tersebut masih berada di Lembaga Konservasi (LK) Melka Satwa. Sesuai peraturan, pihak LK Melka Satwa diberi kesempatan untuk melakukan pencarian lokasi baru. Artinya, jika nantinya tidak ditemukan ada unsur kelalaian, maka pemerintah masih memberikan kesempatan Melka Satwa untuk mengurus izin lokasi baru.

"Apabila mereka tetap ingin mengusahakan lembaga konservasi tersebut. Tetapi apabila Melka tidak lagi mengusahakan, maka satwa itu harus dikembalikan ke pemerintah (Izin lembaga konservasi dikembalikan). Setelah dikembalikan barulah kami akan mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan satwa itu dilepasliarkan," katanya.

6. Kondisi kolam mengandung klorin yang tinggi. Dua ekor lumba-lumba yang tersisa di hotel dalam keadaan buta

Kandungan Klorin Tinggi, 2 Lumba-lumba di Hotel Buleleng ButaUnsplash.com/LouanGarcia

Sementara itu Amang Raga aktivis satwa dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN), mengatakan dua ekor lumba-lumba yang tersisa di Buleleng dalam keadaan sakit. Satunya mengalami buta di sebelah kiri, dan satu ekor lainnya buta total.

Ia juga mengungkap, tiga kolam yang disediakan Hotel Melka sebagai tempat lumba-lumba tersebut kurang memadai. Tak hanya itu, air yang digunakan juga tak memenuhi standar. Seperti tingginya klorin dan banyak keramik yang pecah.

"Kalau tidak salah kedalamannya tiga meter. Namun untuk luasnya belum kami perkirakan. Itu ada tiga kolam, yang dua melengkung memanjang dan yang satu lingkaran," ungkapnya.

"Kami bilang gak layaknya karena banyak keramik lepas. Air juga klorin tinggi di mata dan kulit perih," jelasnya lagi.

Kapan lumba-lumba ini akan dilepasliarkan? Amang menyebut masih butuh waktu yang cukup lama. Pasalnya, lumba-lumba ini sudah 20 tahunan berada di dekat manusia. Jadi butuh waktu untuk melatih insting liarnya.

"Waktunya tak bisa ditentukan," pungkasnya.

Baca Juga: Lumba-lumba Mati di Hotel Daerah Buleleng, JAAN: Bukan Badut

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya