Rabies di Bali Perlu Ditangani Seperti Kasus COVID-19

Denpasar, IDN Times- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mulai menyiapkan langkah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis serta Penyakit Infeksius Baru (PIB). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali yang juga sebagai Sekretaris Tim Koordinasi (Tikor) Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis serta PIB, I Made Rentin, mengatakan Pemprov Bali tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kerja sama dengan semua instansi di seluruh kabupaten/kota.
"Dengan merangkul berbagai pihak dan bekerja sama antarinstansi, penyajian data yang dikeluarkan melalui satu pintu akan mewujudkan validitas data yang terjamin dan akurat," ungkapnya.
1. Penanganan rabies memerlukan strategi khusus

Rentin menjelaskan, penanganan rabies menjadi fokus Pemprov Bali. Capaian vaksin rabies hingga pertengahan 2024 mencapai 57 persen dari populasi hewan penular rabies (HPR) yang ada di Bali. Penanganan rabies ini memerlukan strategi khusus, seperti halnya penerapan metode penanganan COVID-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Kami telah melakukan rapat yang membahas program pengendalian rabies yang telah dilakukan oleh masing-masing kelompok kerja, didukung oleh Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)," ungkapnya.
Menurutnya, belum semua kabupaten/kota di Provinsi Bali membentuk tim koordinasi pencegahan, pengendalian zoonosis dan PIB, terutama untuk menangani rabies.
"Di sisi internal, kami mendorong pemerintah kabupaten/kota di Bali yang belum untuk segera membentuk Tikor Zoonosis dan PIB di daerahnya,” katanya.
2. Sejumlah langkah penanganan rabies di Bali

Menurut Rentin, untuk meningkatkan daya tahan tubuh perlu dilakukan peningkatan imunisasi massal. Pemerintah akan meluncurkan kampanye imunisasi massal di daerah yang teridentifikasi sebagai zona risiko tinggi, dengan tujuan meningkatkan cakupan vaksinasi hewan peliharaan.
Selain itu, edukasi masyarakat akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya rabies, gejala, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil oleh individu maupun komunitas.
"Penyediaan vaksinasi gratis di pusat-pusat kesehatan terpilih juga akan disiapkan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi biaya pengobatan dan memastikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat," jelasnya.
3. Pemerintah Indonesia juga fokus pengendalian rabies

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengendalikan rabies yang sedang meningkat di seluruh wilayah. Rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan terinfeksi seperti anjing, telah menjadi perhatian serius bagi kesehatan masyarakat, dengan kasus yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk diketahui, zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya. Sementara PIB adalah penyakit infeksi baru atau berulang yang berpotensi menimbulkan wabah.