Ngaben Massal di Desa Adat Tanjung Benoa Tetap Berlangsung saat G20

Jadwal pengabenan massal bersamaan dengan KTT G20

Badung, IDN Times – Menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, pemerintah telah mematangkan sejumlah persiapan. Termasuk memberikan imbauan kepada masyarakat di seputar area pelaksanaan hingga sepanjang jalan yang akan dilewati delegasi KTT G20.

Pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Tidak diizinkan berjualan dan ternak harus dimasukkan ke dalam kandang selama penyelenggaraan KTT G20 berlangsung.

Lalu bagaimana dengan pelaksanaan upacara adat di desa yang lokasinya berdekatan dengan lokasi KTT G20 tersebut? Ngaben (pembakaran jenazah) massal rencananya akan dilangsungkan oleh Desa Adat Tanjung Benoa yang waktunya bersamaan dengan KTT G20? Apakah upacara ini akan dibatalkan demi KTT G20?

Baca Juga: Pedagang Kaki Lima Dilarang Jualan dan Pekerja Diminta WFH selama G20

1. Ngaben massal tidak akan diundur dan tetap berlangsung hingga Desember 2022

Ngaben Massal di Desa Adat Tanjung Benoa Tetap Berlangsung saat G20IDN Times/Imam Rosidin

Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya alias Yonda, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (28/10/2022) petang, mengatakan bahwa ngaben massal yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali ini akan tetap dilaksanakan meski KTT G20 berlangsung. Menurutnya, jarak antara Desa Adat Tanjung Benoa dengan venue KTT G20 sejauh 5 kilometer dan jarak Desa Adat Tanjung Benoa dengan Hotel The Apurva Kempinski Bali terpaut 6 kilometer.

“Kalau ngaben kami berlangsung seperti biasanya. Tidak ada istilah diundur. Tanjung Benoa itu kan 5 kilometer dari agenda G20. Kami sudah komunikasikan bahwa kami di sini 5 kilometer. Bahkan 6 kilometer dari Kempinski,” ungkapnya.

Acara ngaben massal ini akan berlangsung mulai 12 November 2022 di setra (kuburan) dan wantilan Pengorong. Puncaknya pada 14 November 2022 mendatang dengan menganyutkan abu ke lautan. Rangkaian ngaben massal ini akan terus berlanjut hingga bulan Desember 2022.

2. Peranda akan dijemput melalui jalur laut jika terkendala jalur darat karena KTT G20

Ngaben Massal di Desa Adat Tanjung Benoa Tetap Berlangsung saat G20Pengembangan Pelabuhan Benoa dengan konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) (IDN Times/Ayu Afria)

Panitia ngaben massal Desa Adat Tanjung Benoa memiliki opsi lain untuk menjemput Ratu Peranda (pemimpin agama) yang akan memimpin rangkaian upacara melalui jalur laut, seandainya jalur darat terkendala karena kegiatan KTT G20. Rencananya, Ratu Peranda yang berasal dari Sanur, akan dijemput melalui Pelabuhan Benoa.

“Ratu Peranda saja yang dijemput tanggal 14 (November 2022). Kemungkinan besar kalau jalur Nusa Dua ditutup, kami lewat laut. Lewat Pelabuhan Benoa Ratu Perandanya dijemput,” ungkap Yonda.

Sementara itu, saat ditanya terkait adanya pihak keluarga dari luar Desa Adat Tanjung Benoa yang juga turut mengikuti upacara tersebut, Yonda menyampaikan bahwa Desa Adat Tanjung Benoa tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.

“Mengundang keluarga yang di luar. Ya mungkin ya dia lewat Tuban, Pelabuhan, Serangan. Kami kan ngak mikir itu. Kami kan mikir warga kami di Tanjung Benoa,” ungkapnya

3. Akan ada 70 jenazah yang diaben massal

Ngaben Massal di Desa Adat Tanjung Benoa Tetap Berlangsung saat G20Upacara Ngaben. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Berapa jumlah jenazah yang nantinya akan di-aben massal di Desa Adat Tanjung Benoa? Yonda menyampaikan bahwa awalnya tercatat 68 jenazah krama (warga) Adat Tanjung Benoa yang akan di-aben massal tahun ini. Namun kemudian ada tambahan 2 jenazah. Secara keseluruhan tercatat 70 jenazah akan diaben massal. Jenazah ini tercatat meninggal sejak 3 tahun yang lalu.

“Tanggal 12 November 2022 mulai ke setra. Diajak ke sini, ke pengorong namanya. Tempat wantilan pengorong-nya dibuat. Nanti tanggal 14 baru puncaknya dianyut ke laut. Setelah itu break, lalu ngelanjutin nyekah. Nyekah-nya dilanjutin sampai 3 Desember,” jelasnya.

Terkait dengan pelaksanaan ini, ia menyampaikan bahwa pihak kepolisian, kelurahan, hingga Danramil telah mengetahui kegiatan ini. Agenda ini sudah tercatat dilakukan setiap 3 tahun sekali.

“Pimpinannya sudah tahu agenda Tanjung ini. Kami agenda ini rutin setiap 3 tahun yang diketahui oleh Pak Lurah, Pak Camat, Kepala Wilayah, Pak Bupati, Pak Sekda, Majelis Desa Adat. Majelis Alit, Majelis Madya, dan Majelis dari Provinsi sudah tahu,” ungkapnya.

4. Wakil Gubernur Bali pastikan acara adat akan tetap berjalan saat KTT G20

Ngaben Massal di Desa Adat Tanjung Benoa Tetap Berlangsung saat G20Upacara Ngaben. (pexels.com/Danang DKW)

Lalu bagaimana tanggapan Pemerintah Provinsi Bali terkait dengan hal ini? Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, yang kerap disapa Cok Ace, saat ditemui di Kabupaten Klungkung pada Sabtu (29/10/2022), mengungkapkan bahwa ia belum mengetahui terkait dengan agenda ngaben massal di Desa Adat Tanjung Benoa ini. Namun ia berjanji memastikan bahwa acara adat akan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Tentu ya harus dicarikan jalan ke luar yang terbaik. Di satu sisi adat harus tetap berjalan, karena duasa (hari baik). Di sisi lain kekhawatiran akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kita antisipasi sehingga bisa berjalan keduanya,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya