Kisah Personel Polda Bali 15 Bulan Jalankan Misi Perdamaian di Afrika 

Sempat terjebak di tengah konflik antar kelompok bersenjata

Denpasar, IDN Times – Delapan personel Polda Bali yang tergabung dalam Satgas Garuda Bhayangkara II FPU 11 United Nation and African Union Mission in Darfur (UNAMID) dan FPU I Minusca akhirnya kembali ke Tanah Air usai 15 bulan menjalankan misi perdamaian.

Para personel Polda Bali yang turut mengharumkan nama Indonesia tersebut tiba di Bali pada Senin (19/10/2020). Mereka di antaranya Ipda Wayan Gede Parnata, Briptu M. Arifandy, Iptu I Made Suweca, Iptu Cok Gede Raka, Aiptu Gede Oka Widiatmika, Bripka Komang Sudiasa, Brigpol Agus Andi Putra, dan Briptu Wayan Fajar Satrya.

Baca Juga: Polda Bali Kirim 100 Personel ke Jakarta, Amankan Demo UU Cipta Kerja 

1. Berangkat sebagai pasukan pertama yang mengemban misi perdamaian

Kisah Personel Polda Bali 15 Bulan Jalankan Misi Perdamaian di Afrika pexels/matreding

Menurut Iptu I Made Suweca, Satgas Garuda Bhayangkara FPU I Minusca berjumlah 140 personel. Mereka berangkat ke Afrika Tengah sejak 27 Juni 2019 dipimpin oleh Kasatgas Kombes Pol. FX Arendra Wahyudi dan Wakilnya, AKBP M. Ikhwan Lazuardi. Satgas Garuda Bhayangkara FPU I Minusca adalah pasukan pertama yang menjalankan perdamaian di Republik Afrika Tengah.

Iptu I Made Suweca yang bertugas di Sat Brimob Polda Bali menceritakan bahwa sesampainya di lokasi, ia kaget karena tempat untuk beristirahat ternyata belum ada. Di hadapannya hanya ada hamparan tanah kosong. Sebagai pasukan pertama, tentu hal ini sangat berat. Ia harus melaksanakan tugas dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga harus membangun Garuda Camp.

“Sekitar 3 bulan kami tinggal di tenda sambil menunggu camp berdiri dan Garuda Camp mendapat predikat terbaik yang ada di Minusca,” ucapnya.

Selain Indonesia, pasukan yang juga turut terlibat di antaranya Rwanda Batalyon, Marroco Batalyon, Nepal Army, Pakistan Army, Bangladesh Army, Burundi, Egypt Batalyon, Gabon Batalyon, dan EUTM (Uni Eropa). Tidak hanya itu, Satgas Garuda juga bergabung dengan FPU Rwanda, Senegal, Kamerun, Mauritania, Kongo, dan Egypt.

2. Pernah terjebak di antara kelompok bersenjata

Kisah Personel Polda Bali 15 Bulan Jalankan Misi Perdamaian di Afrika Prajurit-prajurit yang sedang mempersiapkan persenjataan untuk bertempur dalam Perang Saudara Libya. twitter.com/Sobrienegritepe

Suweca mengatakan bahwa saat bertugas, rombongannya sempat terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata. Saat masa pandemik ini, seluruh anggota Satgas Garuda Bhayangkara wajib menggunakan masker dan membawa hand sanitizer sehingga pelaksanaan tugas tetap berjalan seperti biasa.

“Kami pernah terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata di daerah Yakite di PK5 Bangui. Saat melaksanakan patroli, sehingga kami keluar dari zona konflik tersebut,” ungkapnya.

Kesadaran warga untuk menjaga kesehatan saat pandemik, disebutnya masih sangat kurang. Hanya ada beberapa warga dan aparat setempat yang menggunakan masker.

“Jangankan untuk membeli masker, untuk makan saja mereka sulit dan listrik juga hanya ada di beberapa tempat saja,” jelasnya.

Meskipun penuh tantangan, namun mereka sukses menjalankan misi perdamaian dan keamanan PBB di Afrika Tengah selama 15 bulan tanpa melakukan pelanggaran satu pun. 

3. Peluang untuk menunjukkan eksistensi dan prestasi

Kisah Personel Polda Bali 15 Bulan Jalankan Misi Perdamaian di Afrika delapan personel Polda Bali yang tergabung dalam Satgas Garuda Bhayangkara II FPU 11 UNAMID (United Nation and African Union Mission in Darfur) dan FPU I Minusca (Dok.IDN Times/Humas Polda Bali)

Setibanya di Bali, delapan personel tersebut langsung menghadap Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose pada Senin (19/10/2020). Mereka mendapatkan apresiasi karena melaksanakan tugas dengan baik tanpa ada pelanggaran.

Golose mengungkapkan pengiriman prajurit Bhayangkara ke negara Afrika ini sebagai peluang untuk menunjukkan eksistensi dan prestasi di ranah internasional.

“Terima kasih sudah melaksanakan tugas dengan baik di Afrika Tengah, dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi medan yang ada. Tugas ini sangat berat karena membawa nama baik negara, institusi Polri, khususnya Polda Bali,” ucapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya