TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejumlah Pasien COVID-19 di Klungkung Bali Alami Stres dan Depresi

Bisa pengaruh ke imun juga itu. Mimin doakan cepat pulih

Ilustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson

Klungkung, IDN Times - Pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung terus bertambah. Per Senin (29/6), jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Klungkung berjumlah 40 orang, dan sebagian besarnya merupakan transmisi lokal.

Beberapa di antara mereka bahkan ada yang mengalami stres dan depresi. Sehingga membuat RSUD Klungkung berencana melibatkan psikiater untuk perawatan pasien COVID-19.

IDN Times/Wayan Antara

Baca Juga: Biaya Rapid Test di Klungkung Ratusan Ribu, Warga Keberatan Tes

Baca Juga: Transmisi Lokal Kian Marak, Klungkung Perpanjang Masa Darurat Bencana

1. Beberapa pasien mengalami stres dan depresi sampai kehilangan nafsu makan

Ilustrasi pasien tes swab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dirut RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma, menyampaikan secara umum pasien COVID-19 di Klungkung masih dalam keadaan baik. Namun ada tekanan psikologis yang dialami oleh beberapa pasien. Mereka mengalami stres dan depresi selama perawatan. Tanda-tandanya pun beragam. Seperti kehilangan nafsu makan, sembelit, asam lambung naik, dan sakit kepala.

"Ada beberapa pasien yang stres dan depresi selama perawatan. Ini yang sangat memengaruhi imun tubuh pasien juga," ungkap dr Kesuma saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (29/6).

Baca Juga: Mengucilkan Orang yang Kena COVID-19 Justru Memicu Penularan

2. Mereka juga ada yang stres karena memikirkan keluarga di rumah

(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Kondisi beberapa pasien yang stres dan depresi ini membuat tim COVID-19 RSUD Klungkung harus memberikan terapi psikologis. Ada beberapa faktor yang membuat pasien mengalami stres dan depresi, di antaranya memikirkan keluarga mereka di rumah.

"Mereka stres karena memikirkan keluarga di rumah. Semisal seorang kepala keluarga yang harus dirawat dan diisolasi, mereka kepikiran anak dan istri mereka di rumah. Ada juga kepikiran orangtua mereka di rumah yang juga harus dikarantina," jelas dr Kesuma.

Selain itu, mereka juga memikirkan stigma negatif dan takut dikucilkan oleh masyarakat karena pernah menjadi pasien COVID-19.

3. RSUD Klungkung akan melibatkan psikiater selama perawatan

Para pasien COVID-19 yang sembuh usai dikarantina di Hotel Asrama Haji. Dok Humas Pemkot Surabaya

Melihat kondisi ini, ke depan RSUD Klungkung akan melibatkan psikiater untuk merawat pasien COVID-19. Psikiater ini akan memberikan terapi untuk mengatasi gangguan psikologis pasien, karena dampaknya juga memengaruhi imunitas dan kesembuhan pasien.

"Saya akan sampaikan hal ini ke Gugus Tugas di Kabupaten. Karena saat ini yang kita tangani bukan hanya virus COVID-19-nya, tapi juga dampak psikologis dari itu," kata dr Kesuma.

Berita Terkini Lainnya