TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Manfaat Dongeng untuk Anak dengan Keterlambatan Bicara

Pembacaan berulang akan menstimulasi daya ingat anak

ilustrasi mendongeng (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tabanan, IDNTimes - Sebelum ada gempuran teknologi, salah satu hiburan anak-anak adalah dari dongeng, termasuk saat mereka mau tidur. Tak hanya hiburan, dongeng rupanya memiliki manfaat lebih jauh lagi. 

Dongeng ternyata menjadi salah satu terapi bagi anak kebutuhan khusus, terutama yang mengalami speech delay atau terlambat bicara. Hal itu diungkap Ketua Ketua Yayasan Sriti Santhi Asih, Luh Gede Yunda Sanistya Putri. 

Baca Juga: Memahami Pola Pikir Pengidap ADHD: Impulsif Tak Kenal Bahaya

1. Penyebab anak mengalami keterlambatan bicara

Kelas bermain di Yayasan Sriti Santhi Asih (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Menurut Ayunda, banyak faktor penyebab anak mengalami terlambat bicara. Menurutnya untuk terlambat bicara murni biasanya disebabkan karena kurangnya komunikasi anak dengan orangtua atau lingkungan sekitarnya. Bisa juga karena anak-anak terlalu tenggelam atau dibiarkan lama-lama bermain gadget tanpa berintekasi dengan orang-orang sekitarnya. 

Sementara itu ada juga terlambat bicara pada anak karena autism. "Kalo terlambat bicara karena autism itu disebut speech disorder atau gangguan bicara. Anak autism itu cenderung asyik sendiri dengan dunianya karena menurut mereka tidak butuh berkomunikasi dengan orang lain. Jadi mereka tidak mau meniru atau memahami orang lain," ujar Ayunda, Jumat (17/3/2023)

2. Mendongeng mampu menstimulasi daya ingat anak yang alami keterlambatan bicara

Ilustrasi orang membaca dongeng (unsplash/Annie Spratt)

Menurut Ayunda, dengan mendongeng atau bercerita menjadi salah satu terapi anak yang mengalami keterlambatan bicara atau gangguan bicara. Terapi dongeng yang biasa diberikan adalah menceritakan secara berulang buku. "Jadi cerita bergambar ini dibacakan ke anak-anak secara berulang," ujarnya.

Ia melanjutkan anak-anak yang berkebutuhan khusus--seperti anak yang mengalami keterlambatan bicara atau gangguan bicara--tidak seperti anak normal dan daya ingatnya juga tidak seperti anak normal.

"Dengan pembacaan berulang atau intruksi  berulang akan menstimulasi daya ingat anak. Begitupun dengan gambar membuat anak lebih fokus untuk melihat dan memahami," jelas Ayunda.

Baca Juga: Sejarah Pura Tambang Badung, Termasuk Tertua di Bali

Berita Terkini Lainnya