Lihatlah Manggis Berserakan di Tabanan Ini, Tak Laku Akibat COVID-19
Petani berharap wabah COVID-19 cepat berlalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Satu sektor yang terpukul karena wabah COVID-19 adalah perkebunan manggis di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Sebab manggis asal Pupuan ini biasanya diekspor ke Tiongkok. Namun wabah COVID-19 membuat ekspor ditutup. Belum lagi adanya instruksi pemerintah agar masyarakat bekerja dari rumah dan tidak bepergian.
Ini menyebabkan harga manggis di tingkat petani jatuh menjadi Rp1000 per kilogram. Bahkan banyak yang tidak laku hingga terbuang. Petani saat ini hanya bisa pasrah dan berharap wabah COVID-19 cepat berlalu.
Baca Juga: Pemkab Tabanan Libatkan Para Penjahit Untuk Membuat Masker
1. Panen manggis kali ini banyak yang lulus syarat ekspor
Petani manggis dari Banjar Kebon Jero Kauh, Desa Munduk Temu, Pupuan, Ketut Suardika, mengatakan saat ini memang sedang panen raya manggis di Pupuan. Dari segi mutu dan kuantitas, panen saat ini sangat memungkinkan untuk tembus ekspor.
"Tetapi karena adanya COVID-19, potensi ekspor ini jadi tertutup. Pasar manggis biasanya ke Tiongkok. Tetapi bermasalah sejak akhir 2019 sampai sekarang, tidak ada lagi ekspor ke sana," ujarnya, Kamis (2/4).
Baca Juga: Jeritan Pedagang Pasar di Tabanan: Bingung Pasang Harga Jual