Pemkab Tabanan Libatkan Para Penjahit Untuk Membuat Masker

Targetnya adalah memproduksi 5000 pcs masker per hari

Tabanan, IDN Times - Kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas kesehatan maupun masyarakat, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan berinisiatif untuk membuat handmade masker. Pembuatan masker ini melibatkan Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) Tabanan yang bekerja sama dengan Unit Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Loka Latihan Kerja (LLK) Meliling, Tabanan.

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, sendiri menargetkan pembuatan masker pada tahap awal sebanyak 10 ribu pcs (Pieces) yang akan dibagikan kepada petugas di lapangan.

1. Target produksi 5000 pcs masker per hari

Pemkab Tabanan Libatkan Para Penjahit Untuk Membuat MaskerMasker buatan sendiri produksi Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Direktur PDDS Tabaanan I Putu Sugi Darmawan, mengatakan dalam memproduksi masker handmade ini pihaknya melibatkan UMKM dan LLK Meliling, yang terdiri dari sembilan orang tukang jahit. Pihaknya menargetkan produksi masker sebanyak 5000 pcs per hari.

"Tenaga ini nanti kita kembangkan sesuai dengan target kebutuhan hariannya. Saat ini target 5000 masker sehari," ujar Sugi.

Pihaknya akan mengawasi proses produksi untuk menjamin kualitasnya. Termasuk tukang jahit yang terlibat akan diberikan disinfektan untuk kesterilan mesin jahit, serta memberikan hand sanitazer untuk kesterilan tangannya.

"Sesuai arahan, Ibu Bupati Tabanan memesan 10 ribu masker untuk umum dan 5000 masker untuk tenaga medis," papar Sugi.

Baca Juga: 985 KK di Tabanan Isolasi Mandiri, Satgas Siapkan Sembako Murah

2. Pemkab baru bisa memproduksi masker biasa. Sedangkan APD untuk tenaga medis masih kesulitan mencari bahan baku

Pemkab Tabanan Libatkan Para Penjahit Untuk Membuat MaskerIDN Times/Wira Sanjiwani

Sugi mengakui, pihak PDDS Tabanan baru bisa memproduksi masker biasa dari bahan pollypropylene (Non Woven) waterproof. Bahan ini didapatkan dari prinsipal produk farmasi yang sudah terstandarisasi ISO, dan memiliki izin edar produk untuk menjamin kualitas bahannya. Sementara untuk peralatan jahit seperti benang, karet serta kawat atletis, pihak PDDS mencarinya di toko peralatan menjahit di seputaran Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar.

Pihak PDDS Tabanan juga diminta untuk membuat Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan oleh tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Tetapi PDDS masih terkendala bahan baku yang sesuai untuk level ketahanan terhadap virus dan bakteri.

"Kalau untuk sample pakaian yang standar sudah kami dapatkan dari Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 Tabanan dan kami terus berkomunikasi dengan pihak BRSU Tabanan selaku user nanti," jelas Sugi.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Virus Corona yang Salah Kaprah Menurut Medis

3. Distribusi masker menunggu koordinasi dari Pemkab Tabanan

Pemkab Tabanan Libatkan Para Penjahit Untuk Membuat MaskerIlustrasi masker N95 (IDN Times/Mela Hapsari)

Dalam memproduksi masker ini, kata Sugi, masih menggunakan permodalan PDDS Tabanan. Jika masker sudah jadi, maka distribusinya sedang menunggu koordinasi dengan Pemkab Tabanan.

"Nanti untuk harga jual masker ditetapkan di bawah harga pasar. Mengenai alur penjualan dan distribusinya kami sedang menunggu petunjuk dari Pemkab Tabanan," katanya.

Namun menurut pandangannya, akan lebih baik jika penyaluran ke masyarakat melalui Bumdes atau Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 di masing-masing desa, dengan membawa surat pengantar dari Perbekel sesuai kebutuhan desanya. Dengan cara demikian, maka tidak ada kerumunan masyakarat yang berpusat di PDDS Tabanan.

"Kalau diambil di PDDS Tabanan tentu akan membuat kerumunan. Akan lebih baik didistribusikan ke masing-masing Bumdes atau melalu Satgas Penangulangan COVID-19 di masing-masing desa," ungkap Sugi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya