6 Kesalahan Orangtua Saat Anak Minta Mainan

Semua orangtua kayaknya pernah ngalamin anak tantrum minta mainan? Mungkin pas jalan di mal, mampir ke minimarket, atau cuma lewat depan toko mainan. Anak mendadak jadi drama yang minta mainan. Pasti kamu bingung kan? Dikasih takut manja, gak dikasih takut nangis makin kejer.
Nah, saking paniknya, banyak orangtua secara gak sadar justru bikin kesalahan saat situasi ini. Padahal, cara merespons permintaan anak itu bisa membentuk kebiasaan dan pola pikir mereka ke depannya. Yuk, bahas enam kesalahan umum yang sering dilakukan orangtua saat anak minta mainan.
1. Anak minta langsung dituruti

Mungkin ini hal sepele dan pastinya bikin masalah cepat selesai, tapi ini bisa jadi bumerang. Kalau tiap kali anak minta langsung dikabulin tanpa pertimbangan, mereka bakal tumbuh jadi pribadi yang merasa semua hal bisa didapat dengan mudah tanpa usaha.
Padahal, penting banget mengajarkan anak soal nilai, bedanya kebutuhan dan keinginan, serta tanggung jawab. Sebaiknya tahan dulu, ajak anak mengobrol dan kasih waktu dia untuk berpikir. Ini juga untuk melatih anak buat berpikir kritis dan belajar nunggu.
2. Langsung menolak tanpa penjelasan

Nah, ada juga orangtua yang langsung menolak mentah-mentah saat anak minta mainan. Tanpa adanya penjelasan, anak bisa bingung, bahkan merasa gak dimengerti. Mereka jadi berpikir kalau orangtuanya gak pernah mau membelikan mainan.
Akhirnya, bikin mereka frustrasi atau malah merengek minta mainan terus. Gak ada salahnya menjelaskan alasan kamu atau ajak anak untuk belajar nabung untuk membeli mainan yang dia suka.
3. Ancaman biar anak berhenti merengek

Kalau ini kayaknya yang paling sering dipakai para orangtua, ya! Kadang memang berhasil bikin anak diam. Tapi ini bukan solusi yang baik dalam jangka panjang. Ancaman hanya bikin anak nurut karena takut, bukan karena mengerti.
Ini justru bikin anak kehilangan rasa aman. Coba tetap tenang dan konsisten. Ajak anak bicara, alihkan perhatian, atau tawarkan pilihan lain yang lebih menarik.
4. Gunakan mainan sebagai alat suap

Banyak orangtua yang suka menggunakan mainan sebagai alat suap anak biar nurut. Tapi kalau keseringan juga bisa bikin anak berpikir, bahwa berbuat baik itu harus mendapatkan hadiah atau imbalan.
Lebih baik ajarkan anak kalau perilaku baik itu memang harus dilakukan, bukan karena ada imbalan. Sesekali kasih reward boleh, tapi jangan dijadikan kebiasaan utama.
5. Gak konsisten dengan aturan yang dibuat

Hari ini orangtua bilang gak bakal beli mainan. Tapi besoknya saat anak merengek tetap dibelikan mainan juga. Nah, ini bikin anak bingung dan berpikir kalau aturan bisa berubah asalkan anak rewel.
Konsisten itu sangat penting saat orangtua membuat peraturan. Kalau kamu udah bilang “gak,” tahan diri untuk tidak berubah pikiran. Konsistensi bikin anak belajar kalau kamu orang yang tegas dan bisa dipercaya.
6. Bandingkan anak dengan anak lain

Membandingkan anak dengan anak lain atau saudara yang lain bikin dia merasa rendah diri. Dibanding-bandingkan itu gak enak lho, bahkan untuk orang dewasa sekalipun apalagi bagi anak kecil.
Fokus aja sama anak kamu sendiri. Bantu mereka memahami perasaannya tanpa membandingkan. Tiga hal yang perlu orangtua ingat saat anak minta mainan adalah anak sedang belajar tentang keinginan, mengelola emosi, dan cara komunikasi.
Memang gak ada orangtua yang sempurna. Tapi kalau mau belajar dan sadar sama kesalahan kecil, itu jadi langkah besar untuk parenting yang lebih baik. Yuk, terus belajar bareng!