Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa Itu Ngayah, Tradisi Gotong Royong ala Umat Hindu Bali

Ilustrasi umat Hindu di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)
Intinya sih...
  • Sesajen di Bali memiliki aturan berbeda sesuai desa, kala, dan patra
  • Tradisi ngayah adalah kewajiban sosial masyarakat Bali yang dilaksanakan secara gotong royong
  • Ngayah dilakukan untuk membantu upacara keagamaan, membersihkan pura, dan melibatkan seluruh generasi

Berbagai upacara keagamaan Hindu di Bali membutuhkan beragam jenis banten atau sesajen. Sesajen yang dihaturkan memiliki aturannya tersendiri sesuai dengan desa (tempat), kala (waktu), dan patra (keadaan).

Hal itulah yang membuat setiap sesajen di daerah Bali memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda. Nah, beraneka ragam jenis dan ciri khas sesajen di Bali, disatukan oleh sebuah tradisi yang disebut ngayah.

Tradisi ngayah ini dilaksanakan umat Hindu di Bali untuk menggarap sesajen upacara keagamaan secara bersama-sama. Lantas, apa itu ngayah? Berikut pembahasan selengkapnya.

1. Ngayah merupakan kewajiban sosial masyarakat Bali

Ilustrasi gotong royong membersihkan area pura. (IDN Times/Yuko Utami)

Berdasarkan artikel ilmiahTradisi Ngayah sebagai Wadah Komunikasi Masyarakat Hindu  Perspektif Pendidikan Humanis Religius, tradisi ngayah adalah kewajiban sosial masyarakat Bali. Artikel ilmiah yang ditulis Ni Rai Vivien Pitriani ini, menjelaskan pula bahwa ngayah sebagai penerapan ajaran karma marga yang dilaksanakan secara gotong royong dengan hati yang tulus ikhlas.

Masyarakat Hindu Bali secara bersama-sama melakukan suatu kegiatan keagamaan sebagai konsep rasa senasib dan saling memiliki antar umat Hindu. Banyak hal yang bisa didapatkan dari kegiatan ngayah. Misalnya, dapat menguatkan interaksi sosial dan rasa persaudaraan antar sesama umat Hindu. 

Ngayah tidak hanya dilakukan untuk menyelesaikan sesajen. Ngayah juga dilakukan untuk membersihkan area tempat suci umat Hindu di Bali, yaitu pura. 

2. Ngayah membantu meringankan persiapan upacara keagamaan

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Kegiatan ngayah dilaksanakan untuk membantu seseorang yang memiliki upacara keagamaan. Adanya ngayah menjadi penolong meringankan seseorang yang sedang melaksanakan upacara besar, khususnya dalam pembuatan sesajen. 

Seluruh generasi akan terlibat dalam ngayah, mereka akan mengisi masing-masing pos pembuatan sesajen hingga tuntas. Jika telah ngayah, maka masyarakat yang melakukannya akan mendapatkan bantuan yang sama dan adil. 

3. Ngayah berlandaskan Bhagawad Gita dan Tri Hita Karana

Ilustrasi Pura Besakih. (IDN Times/Yuko Utami)

Landasan ngayah erat kaitannya dengan salah satu Kitab Weda, yaitu Bhagawad Gita. Misalnya yang tertera dalam Bhagawad Gita Sloka 4.11 dengan terjemahan sebagai berikut.

“Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, Aku menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan Diri-Nya itu. Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai putra Prthā."

Sloka tersebut dapat diinterpretasikan sebagai Tuhan akan senantiasa menerima persembahan manusia. Konsep ngayah termasuk dalam Karma Marga yang berarti jalan untuk menuju Tuhan dengan tulus dan ikhlas. Sehingga, menjalani ngayah secara tulus juga termasuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan menurut konsep agama Hindu. Salah satunya pawongan, yaitu hubungan dengan sesama manusia. Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia dipercaya menjadi salah satu jalan menemukan kebahagiaan. Selain menghargai sesama manusia, menjalin hubungan baik dengan alam (palemahan) dan Tuhan (parahyangan) dipercaya saling berkaitan untuk mencapai kebahagiaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ita Lismawati F Malau
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us