6 Ogoh-Ogoh 2025 Mencuri Perhatian Masyarakat Bali

Pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi Saka 1947 pada 2025 ini telah berlalu. Ada beberapa ogoh-ogoh yang mampu mencuri perhatian masyarakat Bali.
Tak hanya karena memiliki bentuk dan cerita yang menarik, beberapa ogoh-ogoh menarik perhatian masyarakat kareka kejadian yang menyertainya. Penasaran? Berikut daftar ogoh-ogoh yang mampu mencuri perhatian masyarakat Bali pada 2025.
1. Ogoh-Ogoh Bhuta Ngawa Sari Banjar Tainsiat Denpasar

Dari tahun ke tahun, ogoh-ogoh dari Banjar Tainsiat, Kota Denpasar, selalu dinanti-nanti kehadirannya. Pada 2025 ini, Komang Gede Sentana Putra alias Kedux yang menjadi konseptor sekaligus undagi (arsitek) Ogoh-Ogoh Banjar Tainsiat, menghadirkan tema Bhuta Ngawa Sari. Ogoh-ogoh ini dirancang memiliki gerakan seperti robot yang menjadi khasnya sejak beberapa tahun belakangan.
Sayangnya, hingga malam Pengerupukan, ogoh-ogoh ini masih belum kelar seratus persen. Alih-alih ingin memberikan yang terbaik, ogoh-ogoh Banjar Tainsiat justru mengecewakan masyarakat. Kualitas ogoh-ogoh dinilai jauh menurun dari tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, Ogoh-Ogoh Bhuta Ngawa Sari baru mulai melakukan atraksinya atau mesolah di Titik Nol Kota Denpasar, Catur Muka, pada dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Banyak kritikan diberikan karena waktu pengarakan ogoh-ogoh yang dianggap sudah melewati Hari Pengerupukan. Alhasil, ogoh-ogoh Banjar Tainsiat ini menuai komentar negatif dari masyarakat Bali di media sosial.
Hal ini kemudian membuat Kedux dan Sekaa Teruna (ST) Yowana Saka Bhuwana, Banjar Tainsiat, mengeluarkan surat permintaan maaf secara resmi. Dalam surat tersebut, Kedux sebagai konseptor dan penanggung jawab meminta maaf karena ogoh-ogoh mereka jauh dari kata sempurna. Hal ini karena berbagai hal seperti pengelolaan waktu, pekerjaan, personel, dan keuangan.
2. Bibi Anu meraih ogoh-ogoh terbaik Kota Denpasar

Pada 2025 ini, ST Canti Graha, Banjar Tengah, Sesetan, Kota Denpasar, menghadirkan ogoh-ogoh bertema Bibi Anu. Ogoh-ogoh ini wakil dari Kecamatan Denpasar Selatan dalam ajang Kasanga Festival 2025. Bibi Anu berhasil menyabet juara 1 di ajang tahunan tersebut.
Tak hanya itu, raihan ini membuat ST Canti Graha meraih gelar juara back to back di ajang Kasanga Festival. Pada Kasanga Festival 2024, mereka membuat ogoh-ogoh dengan tema Samaya. Ogoh-ogoh ini berhasil mengalahkan sebelas ogoh-ogoh terbaik Kota Denpasar lainnya.
Ogoh-Ogoh Bibi Anu meraih juara karena konstruksinya sesuai dengan tema cerita. Ogoh-ogoh yang terbuat dari bahan ramah lingkungan ini memiliki keunikan, yaitu berendam di air. Filosofi yang diangkat dari Ogoh-Ogoh Bibi Anu juga sangat menarik. Ogoh-ogoh ini mengingatkan masyarakat tentang pentingnya peran seorang ibu yang menjaga bayinya sejak dalam kandungan.
3. Ogoh-Ogoh Tulak Tunggul dari Tampaksiring

Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, selalu menghadirkan ogoh-ogoh dengan detail anatomi yang sangat menawan. Satu di antara yang mencuri perhatian di Tampaksiring adalah Ogoh-Ogoh Tulak Tunggul. Ogoh-ogoh ini merupakan karya dari ST Sentana Luhur, Banjar Kelodan, Desa Tampaksiring.
Tulak Tunggul ini mengangkat filosofi sebuah Pohon Beringin yang memiliki sisi magis dan kekuatan spiritual. Tulak Tunggul juga sebagai simbol entitas hidup sebagai penghubung manusia dengan kebijaksanaan alam. Posisi duduk yang diambil dari ogoh-ogoh ini memiliki arti kekokohan Pohon Beringin yang mampu bertahan bertahun lamanya.
Ogoh-ogoh ini menggunakan ketu atau mahkota yang cukup besar sebagai simbol keagungan yang perlu dihormati. Ogoh-Ogoh Tulak Tunggul hadir dengan detail anatomi yang sangat menawan. Tak heran Ogoh-Ogoh Tulak Tunggul menjadi populer pada 2025.
4. Ogoh-ogoh Ki Ai Nir Nur dari Banjar Gemeh

Selain ogoh-ogoh dari Banjar Tainsiat, ogoh-ogoh dari Banjar Gemeh juga selalu dinantikan kehadirannya. Marmar Herayukti yang menjadi konseptor dan undagi Banjar Gemeh menghadirkan tema Ki Ai Nir Nur. Walaupun memiliki kesederhanaan dalam konstruksi, namun Marmar selalu menghadirkan filosofi mendalam dalam setiap ogoh-ogoh karyanya.
Selain itu, Marmar selalu menghadirkan detail masing-masing bagian yang sangat rapi, mulai dari anatomi tubuh, hingga perhiasan atau aksesorinya. Ki Ai Nir Nur merupakan simbol kegundahan, di mana manusia begitu percaya pada kecerdasannya sendiri. Hal ini membuat mereka lupa bahwa kecerdasan tanpa kesadaran adalah sumber kekacauan.
Jika melihat dari aksesori logam, tentunya ogoh-ogoh ini bukan merupakan gambaran sosok masa lalu. Melainkan menjadi gambaran perkembangan masa depan yang akan dipengaruhi oleh teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau AI.
5. Ogoh-ogoh ST Suralaga, Banjar Wangaya Kelod, yang sempat terbakar

Satu kejadian yang sempat menyita perhatian masyarakat adalah terbakarnya ogoh-ogoh milik ST Suralaga, Banjar Wangaya Kelod, Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar, pada Minggu (23/3/2025). Kronologis terbakarnya ogoh-ogoh ini disebabkan oleh percikan api dari mesin las. Saat itu, akan dilakukan pemotongan tinggi ogoh-ogoh untuk menyesuaikan dengan rute yang akan ditempuh saat pawai pada Hari Pengerupukan.
Walaupun sempat membuat runtuhnya semangat anggota ST Suralaga, namun mereka mampu bangkit. Dengan semangat tinggi dan didukung oleh beberapa banjar di sekitar Banjar Wangaya Kelod, ogoh-ogoh berhasil diselesaikan dalam waktu singkat, sekitar dua hari dua malam. Ogoh-ogoh yang dibuat ulang ini sedikit berbeda dari konsep awal.
Ogoh-ogoh ST Suralaga mengangkat tokoh Hidimbaka Jembawan, raja beruang yang merupakan tangan kanan Raja Subali yang diutus menjemput Dewi Sita. Mulanya ogoh-ogoh ini dibuat dengan posisi seperti duduk. Setelah terbakar, ogoh-ogoh mengambil posisi berdiri dengan pose sedang mengeram.
Bentuk baru ini memiliki filosofi tersendiri yaitu sebagai simbol semangat untuk bangkit dari keterpurukan. ST Suralaga kemudian menambahkan kata "Metangi" dalam tema ogoh-ogoh, yaitu Metangi Sang Hidimbaka Jembawan. Metangi memiliki arti bangkit.
6. Kungkang Siwa, ogoh-ogoh terbaik di Badung

Kungkang Siwa merupakan ogoh-ogoh karya ST Tunas Remaja, Banjar Umahanyar, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Ogoh-ogoh ini juara 1 dalam Bhandana Bhuhkala Festival, festival ogoh-ogoh yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Walaupun sempat terjadi kisruh atas penetapan hasil akhir festival ini, Kungkang Siwa tetap dinobatkan sebagai ogoh-ogoh terbaik.
Kungkang Siwa mengangkat kisah seorang Pangeran Kodok (Raja Godogan) yang sedang mencari jodoh. Dirinya akan berubah menjadi lelaki saat bertemu dengan jodohnya. Sayangnya, perjalanan ini penuh dengan lika-liku yang menuntut kesabaran untuk mendapatkan cinta sejati.
Ogoh-ogoh ini memiliki keunikan, yaitu kepala laki-laki dapat bergerak di dalam mulut kodok. Keberadaan kepala laki-laki ini seolah-olah menyatu dengan cerita Raja Godogan. Hal ini mampu menarik perhatian masyarakat.
Itulah daftar ogoh-ogoh yang mencuri perhatian masyarakat Bali pada 2025 ini. Masing-masing ogoh-ogoh memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang mampu menarik perhatian publik di Bali.