Dilema Peternak Ayam di Tabanan, Harga Pakan Naik Lagi!

Akankah harga telur naik lagi?

Tabanan, IDN Times - Awal Agustus 2022, harga telur naik ke posisi Rp1.500 per butir atau Rp46.000 per krat. Pada  akhir bulan Agustus, harga kembali bergerak ke posisi Rp1.600 per butir atau Rp26.133 per kilogram atau Rp49.000 per krat.

Kenaikan harga ini karena semakin mahalnya biaya produksi terutama pakan. Namun kini, harga pakannya kembali naik per September 2022. Dengan kenaikan ini, akankah harga telur ikut naik dari harga saat ini?

Baca Juga: RSUD Tabanan Terima 46 Kasus Baru HIV Usia Produktif

1. Melonjaknya harga telur karena biaya produksi naik

Dilema Peternak Ayam di Tabanan, Harga Pakan Naik Lagi!ilustrasi ternak ayam petelur (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Ketua Koordinator Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Kabupaten Tabanan, Gede Darma Susila, mengungkapkan kenaikan harga telur ayam ras di tingkat peternak mulai terjadi pada awal Agustus, yaitu naik ke posisi Rp1.500 per butir atau Rp46.000 per krat. Menjelang akhir bulan Agustus kembali bergerak naik ke posisi Rp26.133 per kilogram atau Rp49.000 per krat.

’Harga telur ayam di tingkat peternak naik sekitar Rp1.000 per butir dari harga sebelumnya,” tuturnya, Rabu (31/8/2022).

Menurutnya, lonjakan harga telur dipicu oleh penyesuaian biaya produksi yang lebih dulu naik. Kenaikan ini terjadi berturut-turut sejak masa sebelum pandemik, dan saat pandemik COVID-19.

Darma mengatakan, harga pakan pabrik konsentrat yang semula Rp350 ribu meningkat menjadi Rp500 ribu per sak (1 sak = 50 kilogram). Harga jagung yang normalnya Rp3.500-Rp4.500 per kilogram naik ke posisi Rp6.000 per kilogram. Sementara harga dedak masih stabil Rp3.800 per kilogram.

"Komposisi pakan untuk ternak ayam petelur terdiri dari 35 persen konsentrat, 50 persen jagung, dan 15 persen dedak," jelasnya. 

Namun ternyata kenaikan harga pakan tidak berhenti sampai di sana. Darma memaparkan, pihaknya baru saja mendapatkan informasi kenaikan harga pakan yang berlaku per 1 September 2022.

"Naik lagi. Semua jenis pakan naik Rp50 per kilogram dan semua konsentrat naik Rp100 per kilogram," ujarnya.

Baca Juga: Konservasi Tukik di Pantai Yeh Gangga Tabanan Rentan Dicuri 

2. Meski harga pakan naik, harga telur diramalkan masih stabil

Dilema Peternak Ayam di Tabanan, Harga Pakan Naik Lagi!ilustrasi telur ayam (Pexels.com/Pixabay)

Darma Susila melanjutkan, karena biaya produksi yang semakin tinggi, sejumlah peternak ayam petelur mulai tingkat lokal hingga nasional tidak berani berproduksi. Beberapa ada yang bertahan dengan cara mengurangi populasi kandang untuk menekan biaya produksi.

"Populasinya dikurangi hingga tersisa  40 persen. Itu pun kondisi ayam sebagian besar sudah berumur tua sehingga produksi tidak optimal," katanya.

Berkurangnya produksi telur di tingkat petani membuat harga telur menjadi naik. Tetapi kenaikan harga jual telur tidak serta-merta disikapi oleh peternak untuk momen mencari untung dengan meregenerasi atau menambah populasi ternak. Hal ini lantaran harga beli day old chicken (DOC) yang normalnya Rp4.500-Rp5.500 per ekor naik mencapai Rp17.000 per ekor.

“Harga DOC sudah tiga kali lipat lebih mahal saat ini. Belum lagi adanya kewajiban kredit yang ditanggung peternak kepada pihak bank untuk menutupi kerugian usaha saat harga telur jatuh sebelumnya. Jadi, peternak kemungkinan akan stagnan pada produksi yang ada saat ini,” ungkap Darma.

Meskipun harga pakan kembali naik, Darma memprediksi harga telur di tingkat peternak akan tetap stabil.

"Meski harga pakan ternak naik tetapi harga telur akan tetap seperti saat ini. Karena permintaan juga sudah mulai stabil," tutupnya.

3. Pedagang mengurangi stok telur ayamnya

Dilema Peternak Ayam di Tabanan, Harga Pakan Naik Lagi!Ilustrasi pedagang telur. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Seorang pedagang telur ayam di Kabupaten Tabanan, Putu Astini, menyatakan harga telur ayam ras di tingkat pedagang naik signifikan mencapai Rp55.000 per krat (isi 30 butir). Kenaikan harga ini disesuaikan dengan kenaikan harga di tingkat peternak.

Karena harga telur naik, Adtini mengurangi jumlah pembelian atau stok telurnya.

"Takut rugi kalau tidak laku terjual semua,” paparnya.

Sementara pedagang nasi goreng di Tabanan, Iin, mengaku setiap hari tetap membeli satu krat telur untuk jualan.

"Meski harga naik, satu porsi nasi goreng masih memakai satu telur. Tidak dibagi-bagi," ujarnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya