TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Teror Lempar Batu, Pelatih Bali United Khawatir Liga 1 Dihentikan Lagi

Teco minta pelaku segera ditangkap

Stefano Cugurra. (baliutd.com)

IDN Times, Gianyar - Publik sepak bola di Tanah Air tengah diresahkan dengan peristiwa provokasi pelemparan batu ke arah bus klub peserta Liga 1 Indonesia. Ada dua korban, yakni 2 klub besar konsentan Liga 1 Indonesia, Arema FC dan Persis Solo.

Menanggapi peristiwa tersebut, Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, ikut buka suara. Menurutnya, hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus dan harus ada tindakan tegas dari aparat kepolisian. Pelemparan batu ke arah bus klub merupakan bagian dari teror dan mengancam keselamatan pemain ataupun official klub.

Baca Juga: Incar Kemenangan di Putaran Kedua, Pelatih Bali United Mata-matai RANS

1. Lemparan batu pecahkan kaca bus Arema FC dan Persis Solo

Tangkapan layar kondisi bus pemain Arema FC yang dilempari usai pertandingan. (youtube.com/Malang Posco Media)

Teror yang dialami dua klub Liga 1 Indonesia tersebut terjadi dalam rentang waktu berdekatan. Pertama, dialami Arema FC seusai berhadapan dengan PSS Sleman, Kamis (26/1/2023).

Tidak hanya sekali, bus Arema FC juga dikejar oleh belasan pesepeda motor yang juga melempari bus dengan batu. Peristiwa itu menyebabkan jendela bus pecah dan melukai asisten pelatih Arema, Kuncoro.

Peristiwa kedua terjadi pada hari Sabtu (28/1) lalu yang dialami oleh tim Persis Solo saat bertandang ke markas Persita. Seusai pertandingan, oknum suporter melempar batu ke bus Persis sampai kacanya pecah. Bahkan para pemain Persis sempat ke luar bus dan mengejar para oknum suporter yang melakukan teror.

2. Pelaku pelempar batu harus ditangkap polisi

Stefano Cugurra. (baliutd.com)

Peristiwa ini mendapat kritikan keras dari Stefano Cugurra. Ia dengan tegas mengatakan tindakan oknum suporter itu telah mencederai sepak bola Indonesia. Ia bahkan meminta para suporter yang berbuat ulah itu agar ditangkap polisi.

“Situasi ini pasti tidak bagus akibat aksi dari oknum suporter. Saya pikir polisi bisa tangkap orang-orang yang melakukan pelemparan batu ke arah bus tersebut,” ungkap Stefano Cugurra, Selasa (31/1/2023).

Baginya hal ini sudah mencederai sepak bola Indonesia dan harus ada tindakan tegas dari aparat terkait. Fanatisme yang berujung pada kekerasan, tidak dibenarkan dimana pun.

"Suporter klub Indonesia sangat fanatik ketika mencintai sebuah klub yang bermain di suatu kasta kompetisi olahraga sepak bola. Hanya memang terkadang oknum suporter karena ketidakdewasaan dan kebijaksanaan mereka dalam mencintai klubnya, membuat dampak yang merugikan dan melukai tim lawan," ungkap Cugurra yang kerap disapa Coach Teco.

Berita Terkini Lainnya