TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Blind Semeton Dewata, Suporter Setia Bali United 

Meski tidak melihat, mereka semangat mendukung BU di stadion

Blind Semeton Dewata. (baliutd.com)

Gianyar, IDN Times - Keterbatasan penglihatan tidak menjadi halangan bagi Pande Putu Rifan dan kawan-kawannya untuk mendukung tim sepak bola dari tanah kelahirannya. Pande Putu Rifan merupakan penyandang tuna netra, yang memiliki kecintaan terhadap Bali United. 

Rifan bersama seorang guru berkebutuhan khusus di Denpasar, membentuk kelompok suporter bernama Blind Semeton Dewata. Kelompok suporter ini terbuka untuk mereka yang memiliki kekurangan dalam penglihatan dan tertarik memberikan dukungan terhadap perjuangan Bali United di berbagai kompetisi di lapangan hijau.

Baca Juga: Punya 4 Kiper Berlabel Timnas, Bali United Sediakan Prodeflect 2

1. Berawal dari hadir saat latihan skuad Bali United di Legian

Blind Semeton Dewata. (baliutd.com)

Blind Semeton Dewata terbentuk pada tahun 2019. Bermula dari inisiatif seorang guru untuk murid kebutuhan khusus, I Nyoman Sudarma, yang mengajak muridnya ke Lapangan Trisakti, Legian, Kabupaten Badung, untuk menyaksikan kesiapan Bali United.

Para murid yang sebagian besar berkebutuhan khusus, sangat senang karena dapat bertemu dengan Spasojevic, Stefano Lilipaly, dan Irfan Bachdim.

"Berangkat dari pengalaman waktu itulah, akhirnya anak-anak memutuskan untuk membuat komunitas fans Bali United dengan mewadahi mereka yang disabilitas, salah satunya tuna netra ini,” ujar Nyoman Sudarma, Rabu (2/11/2022).

Blind Semeton Dewata saat ini beranggotakan lebih dari 25 orang dan tersebar bukan hanya di Bali saja. Namun, terdapat pula di daerah Malang dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

2. Rasakan euforia walau hanya dengan pendengaran

Blind Semeton Dewata. (baliutd.com)

Blind Semeton Dewata dengan setia mendukung perjuangan Bali United bukan hanya dari televisi, melainkan hadir langsung di Stadion Dipta.

Mereka memang tidak bisa melihat langsung aksi para pemain Bali United ini, namun mereka mengikuti pertandingan dengan mendengar suasana dan atmosfer yang terjadi di stadion.

“Kalau biasanya kami menikmati pertandingan langsung dari TV dengan mendengarkan komentator, namun di dalam stadion, kami mengikuti euforia suporter lain yang ada di stadion," ujar Pande Putu Rifan.

Selain itu ketika berada di stadion, mereka ditemani oleh seorang pendamping yang masih bisa melihat. Pendamping ini akan mendeskripsikan apa yang terjadi di atas lapangan.

"Jadi, berdasarkan itu kami akan terbawa suasananya,” imbuh Rifan.

Berita Terkini Lainnya