Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Makna Saraswati dalam Hindu Bali dan Pantangannya

Ilustrasi canang. (IDN Times/Yuko Utami)

Umat Hindu Bali merayakan Hari Suci Saraswati pada Sabtu, 8 Februari 2025. Hari ini dimaknai sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, sumber pencerah bagi manusia yang sebelumnya hidup dalam kebingungan dan kegelapan. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa membedakan antara baik dan benar. Selain itu, ilmu pengetahuan digunakan manusia untuk menjalani kehidupan dan mencari penghidupan. 

Umat Hindu yang memuja Dewi Saraswati, berarti mereka menjunjung tinggi nilai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Hal ini bertujuan agar ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, lingkungan, dan negara. Berikut simbol dan makna Saraswati dalam Hindu Bali.

1. Dewi Saraswati sebagai sumber dari segala sumber pengetahuan

phdi.or.id

Dikutip dari situs phdi.or.id, Saraswati secara etimologi berasal dari kata Saras dan Wati. Saras yang juga berasal dari urat kata Sansekerta "Sr" ini memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir. Sedangkan Wati berarti yang memiliki.

Saraswati bermakna sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan air kehidupan dan ilmu pengetahuan secara terus menerus. Kata Saraswati ini didefinisikan oleh Dosen Panca Sraddha Universitas Hindu Indonesia (UNHI), Drs I Gusti Ketut Widana MSi. Dewi Saraswati merupakan simbol dari kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dalam menciptakan atau menurunkan ilmu pengetahuan.

2. Dilambangkan sebagai seorang dewi yang bertangan empat

Ilustrasi angsa (pexels.com/Anthony)

Dewi Saraswati sebagai manifestasinya Tuhan Yang Maha Esa dilambangkan seperti seorang dewi bertangan empat yang masing-masing memegang alat musik, genitri, pustaka suci, dan bunga teratai, serta ditemani oleh angsa. Simbol-simbol tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Berikut di antaranya:

  • Perempuan merupakan simbol dari kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut, dan mulia. Sosoknya menyimbolkan bahwa cantik itu menarik. Sehingga ilmu pengetahuan itu selalu menarik untuk dipelajari. Semakin banyak ilmu yang didapatkan, biasanya seseorang akan semakin tertarik untuk belajar
  • Genitri merupakan simbol dari kekekalan atau keabadian. Artinya ilmu pengetahuan itu kekal dan tidak terbatas. Ilmu pengetahuan tidak akan habis untuk dipelajari. Ilmu pengetahuan itu sangat luas, dan selalu dipelajari secara terus-menerus baik melalui pendidikan formal maupun informal
  • Pustaka Suci atau Lontar merupakan simbol dari ilmu pengetahuan suci. Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan itu baik untuk dipelajari. Setelah ilmu pengetahuan didapat, maka penggunaannya perlu disesuaikan secara tepat dan berguna. Sehingga dapat menghasilkan manfaat yang berguna bagi kehidupan banyak orang
  • Teratai merupakan simbol kesucian dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Bunga teratai memiliki keunikan tersendiri. Tanaman ini bisa hidup di tiga alam. Yaitu alam lumpur, air, dan udara. Walaupun hidup di alam air, bunga teratai tidak bisa basah. Sehingga dipakai sebagai simbol kesucian serta bebas dari keterikatan. Dalam hal ini Ida Sanghyang Widhi Wasa, walaupun menciptakan alam beserta isinya, Beliau tidak terikat oleh ciptaan-Nya sendiri
  • Alat musik merupakan simbol budaya yang tinggi. Kesenian merupakan alat penghibur di saat pikiran sedang kacau atau kegelapan. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan dilambangkan sebagai alat musik yang bisa menghibur di kala kegelapan. Ilmu pengetahuan juga menjadi simbol keindahan yang dapat dinikmati sepanjang hidup
  • Angsa merupakan simbol dari kebijaksanaan. Angsa juga hidup di tiga alam. Yakni air, darat, dan udara sebagai lambang kuasa Ida Sanghyang Widi Wasa. Ketika mencari makan, angsa dapat memisahkan antara makanan dan lumpur. Dengan demikian angsa merupakan dari adanya sifat wiweka (Kebijaksanaan) tinggi yang dapat membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.

3. Ada beberapa pantangan saat perayaan Hari Suci Saraswati

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Untuk memuja Dewi Saraswati juga diperlukan pantangan yang perlu dilakukan. Menurut rumusan tokoh pendidikan Agama Hindu, Drs I Gede Sura MSi, berikut beberapa pantangannya:

  • Upakara pemujaan Saraswati dilakukan pada pagi hari atau sebelum tengah hari.
  • Sebelum upacara Saraswati dan sebelum lewat tengah hari, tidak diperkenankan membaca dan/atau menulis mantra dari kesusastraan. Apabila dilanggar, niscaya hasilnya tidak mendapatkan kerta wara Nugraha Sanghyang Aji Saraswati
  • Bagi umat yang melaksanakan brata Saraswati secara penuh, tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam
  • Dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan "pangweruh" agar senantiasa dilandasi oleh hati yang jernih serta pikiran "astiti bakti" ke hadapan Hyang Saraswati. Termasuk juga merawat perpustakaan mulai segala jenis buku maupun lontar-lontar yang dimiliki.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Sudiani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us