TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah 6 Pura di Area Pura Agung Besakih Bali

Biar kamu sedikit punya pengetahuan tentang budaya Bali

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Diantari Putri)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Pura Agung Besakih adalah pura terbesar di Pulau Bali. Pura ini berada di kaki Gunung Agung, tepatnya di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Pada area Pura Agung Besakih terdapat beberapa pura penting yang sering dikunjungi oleh warga untuk bersembahyang. Seperti upacara Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) yang jatuh pada Purnama Kedasa.

Pura-pura ini letaknya tidak terlalu jauh dari Pura Agung Besakih, dan memiliki keterkaitan secara niskala dengan Pura Agung Besakih. Berikut ini sejarah 6 pura di area Pura Agung Besakih.

Baca Juga: 10 Fakta Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih

Baca Juga: Makna Melukat, Ritual yang Pernah Dijalani Pevita Pearce

1. Pura Basukian

Pura Basukian. (Facebook.com/infodokpuraagungbesakih)

Pura Basukian diceritakan sebagai tempat Danghyang Rsi Markandeya menanam sarana Panca Datu (Lima unsur loga). Ketika ia datang ke Bali pertama kali, para pengikutnya banyak yang meninggal dunia karena sakit hingga diserang binatang buas.

Lalu pada saat kembali ke Gunung Raung untuk memohon petunjuk, ia mendapat pawisik (Bisikan gaib). Bahwa Rsi Markandeya wajib mengadakan upacara menanam sarana Panca Datu atau mendem pedagingan di Gunung Agung sebelum merambah hutan. Tempat inilah kemudian dijadikan sebagai lokasi Pura Basukian.

Pura Basukian terletak di area bawah Pura Agung Besakih sebelah kanan, atau di tangga bagian timur. Ida Sesuhunan di pura ini adalah Hyang Naga Basuki. Piodalan Pura Basukian jatuh pada Hari Buda Cemeng Klawu.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

2. Pura Kiduling Kreteg

Pura Kidulingkreteg. (Facebook.com/infodokpuraagungbesakih)

Pura Kidulingkreteg terletak di sebelah selatan area Pura Agung Besakih, melewati jembatan yang berada di sebelah timur kompleks pura pedarman. Sebagai konsep Catur Dala atau Catur Loka Pala (Empat pura dalam arah mata angin), Sesuhunan yang dipuja di pura ini adalah Dewa Brahma sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terlihat dari busana pelinggih-pelinggih yang didominasi dengan warna merah.

Piodalan di Pura Kidulingkreteg jatuh pada Anggara Wage Dungulan atau Hari Penampahan Galungan. Selain itu, terdapat juga upacara Aci Panyeeb Brahma yang dilaksanakan pada Purnama Kenem (Sasih atau bulan keenam), yang berfungsi untuk memohon agar padi di sawah tidak rusak karena kekeringan.

3. Pura Batumadeg

Pura Batumadeg. (Facebook.com/infodokpuraagungbesakih)

Pura Batumadeg terletak di sebelah utara Pura Agung Besakih, tepatnya di atas Pura Agung Besakih. Sama dengan Pura Kidulingkreteg, pura ini tergolong Pura Catur Dala, yang disimbolkan sebagai pemujaan Bhatara Ida Ratu Sakti Watu Madeg atau manifestasi dari Dewa Wisnu karena letaknya di sebelah utara.

Terdapat bangunan meru tumpang solas (Sebelas) sebagai pelinggih utama, di dalamnya terdapat Batu Madeg yang merupakan menhir peninggalan kebudayaan Hindu zaman megalitikum.

Meru inilah sebagai stana pemujaan Bhatara Ida Ratu Sakti Watu Madeh atau manifestasi dari Dewa Wisnu. Piodalan di Pura Batumadeg jatuh pada Hari Soma Umanis, wuku Tolu.

Baca Juga: 5 Fakta Sasih Kedasa di Bali yang Perlu Diketahui

4. Pura Gelap

Pura Gelap. (Facebook.com/infodokpuraagungbesakih)

Pura Gelap termasuk pura Catur Dala, dan yang dipuja adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara. Untuk menuju ke Pura Gelap melalui jalan setapak yang berada di sebelah timur Pura Agung Besakih, menuju ke arah utara. Pura ini terletak lebih tinggi dari Pura Agung Besakih.

Kata gelap di sini diambil dari Bahasa Kawi yang berarti petir atau kilat. Sehingga Pura Gelap disebut sebagai pusat sinar Bhuwana Agung yang memberikan sumber kehidupan bagi seluruh mahkluk hidup.

Piodalan di Pura Gelap jatuh pada Hari Soma Keliwon, wuku Wariga. Selain itu, terdapat upacara Aci Pengenteg Jagat yang dilaksanakan pada Purnama Sasih Karo. Upacara ini bertujuan untuk memohon kedamaian pikiran dan kesejahteraan hidup.

Baca Juga: 4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering Jagat

5. Pura Ulun Kulkul

Pura Ulun Kulkul. (Facebook.com/infodokpuraagungbesakih)

Pura Ulun Kulkul sebagai Pura Catur Dala terletak di sebelah barat Pura Agung Besakih. Untuk itu, yang dipuja di sini adalah Tuhan yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Mahadewa.

Pura Ulun Kulkul dikatakan sebagai hulunya dari semua kulkul yang ada di Bali. Karena itu, warga yang hendak melaspas atau membuat kulkul biasanya diwajibkan untuk nunas tirta atau memohon air suci di pura ini. Agar nantinya kulkul yang dibuat memiliki kekuatan magis atau taksu.

Piodalan di pura ini jatuh pada Hari Saniscara Kliwon Kuningan atau bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Setiap Tilem Ketiga diadakan upacara Pengurip Bumi agar kehidupan di muka bumi ini berlangsung dengan baik.

Baca Juga: Legenda Asal Usul Terpisahnya Pulau Bali dan Jawa

Berita Terkini Lainnya