4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering Jagat

Desa Pejeng jadi perhatian setelah Ritual Kendi Nusantara

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Desa Pejeng di mata wisatawan domestik maupun asing tidak sepopuler desa tradisional di Bali seperti Desa Penglipuran, Desa Tenganan, atau desa lainnya. Nama Desa Pejeng menjadi perhatian publik setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo melakukan Ritual Kendi Nusantara di lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022) lalu.

Tanah dan air suci yang dibawa oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali ini diambil dari  Pura Pusering Jagat, Desa Pejeng, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

Apakah hanya Pura Pusering Jagat saja yang ada di Desa Pejeng? Kamu wajib baca artikel ini untuk mengetahui keberadaan pura selain Pura Pusering Jagat. Yuk, lanjut scroll ke bawah!

Baca Juga: 5 Keunikan Pura Pusering Jagat di Gianyar Bali

1. Desa Pejeng sebagai desa kuno dan purba

4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering Jagatkegiatan upacara agama di Desa Pejeng (pejeng.desa.id)

Pada zaman Bali Kuno, Desa Pejeng dikenal dengan nama Soma Negara. Namun sekarang masyarakat mengenalnya sebagai Desa Pejeng. Kata Pejeng sendiri diduga berasal dari kata pajeng atau payung. Dapat diartikan bahwa di tempat inilah para raja memayungi rakyatnya pada zaman dulu.

Selain itu, kata Pejeng juga diduga berasal dari kata Pajang yang dalam Bahasa Jawa Kuno berarti sinar. Sehingga dari tempat inilah muncul sinar suci yang memberikan kekuatan kepada rakyat. Desa Pejeng ini disebut-sebut sebagai Ibu Kota dari Kerajaan Bedulu.

Desa Pejeng dapat dikatakan sebagai desa purba, karena banyak sekali peninggalan-peninggalan benda bersejarah seperti arca, nekara, sarkopagus, dan situs-situs kuno lainnya. Benda-benda ini dapat ditemukan di beberapa pura yang berada di wilayah Desa Pejeng.

Baca Juga: Makna Melukat, Ritual yang Pernah Dijalani Pevita Pearce

2. Pura Penataran Sasih

4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering JagatNekara Pejeng atau sering disebut bulan jatuh di Pura Penataran Sasih. (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Nama Penataran Sasih diambil dari peninggalan purbakala, yaitu Nekara Pejeng. Nekara Pejeng ini juga dikenal dengan Bulan Pejeng. Dari mitos yang diceritakan secara turun-temurun, benda tersebut dianggap sebagai bulan yang jatuh ke bumi, menerangi daerah sekitarnya siang dan malam.

Keadaan ini tidak disukai oleh para pencuri karena mereka tidak bisa melakukan aksinya. Sehingga mereka mengencingi bulan ini hingga tidak bersinar lagi sampai sekarang. Sehingga pura ini diberi nama Pura Penataran Sasih, di mana sasih berarti bulan.

Mitos lain menyebutkan kalau nekara ini adalah Subang dari patih sakti di Bali yang bernama Kebo Iwa.

Pura ini terletak di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Piodalan (Upacara besar) di pura ini jatuh pada Redite, Umanis, Wuku Langkir setiap 210 hari, dan untuk piodalan yang lebih besar (Karya agung) dilangsungkan pada Purnama Kesanga nemu pasah.

Baca Juga: Mengenal Nama-nama Hari dalam Bahasa Bali

3. Pura Kebo Edan

4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering JagatPelinggih Ratu Kebo Edan. (Cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Pura Kebo Edan termasuk pura kuno di Desa Pejeng. Diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau sekitar tahun 1284, di mana ada kaitannya dengan masa kejayaan Kerajaan Kediri di Jawa.

Mengutip dari jurnal karya I Gusti Ayu Agung Nerawati, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, berjudul Filsafat Sanjiwani Volume 11 Nomor 1 yang terbit Maret 2020, dulunya pura ini terletak di ujung Desa Bedahulu dengan suasana yang sepi sehingga menimbulkan kesan mistis. Hal ini menyebabkan Pura Kebo Edan dijadikan sebagai pura penolak bahaya untuk menjaga desa dari gangguan makhluk gaib, dan bencana lainnya.

Itu terlihat dari banyaknya arca yang dipercaya memiliki kekuatan menolak marabahaya seperti Ganesha, Siwa Bhairawa, dan arca raksasa lainnya, yang dikumpulkan di satu tempat. Harapannya, arca tersebut dapat menurunkan kekuatan Tuhan Yang Maha Esa ke dunia untuk menolak marabahaya dan petaka.

Piodalan di Pura Kebo Edan dilakukan setiap Hari Tumpek Kandang yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

4. Pura Manik Corong

4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering JagatPelinggih berundag di Pura Manik Corong. (YouTube.com/JRO LEE)

Pura Manik Corong terletak di Banjar Puseh, Desa Pejeng. Ida Sesuhunan yang dipuja adalah Ida Hyang Manik Galih atau Ida Hyang Manik Corong. Ia merupakan putra Dewa Pasupati.

Terdapat sebuah pelinggih yang berbentuk pelataran berundag di sisi timur. Pada bagian atas pelinggih terdapat beberapa arca peninggalan purbakala.

Masyarakat setempat meyakini, pura ini sebagai tempat untuk memohon (Nunas) agar tidak hujan (Nerang). Biasanya jika ada masyarakat yang memiliki kegiatan atau upacara adat akan datang ke pura ini untuk memohon agar tidak turun hujan. Selain itu, mereka juga memohon simbol (Nunas jatu) berupa korek atau dupa untuk dihidupkan di lokasi upacara.

Piodalan di Pura Manik Corong jatuh pada Budha Cemeng Kelawau, yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali.

5. Pura Pengukur-ukuran

4 Pura Kuno di Desa Pejeng Bali Selain Pusering JagatPura Pengukur-Ukuran tampak dari atas. (Cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Pura Pengukur-ukuran terletak di Banjar Sawagunung, Desa Pejeng Kelod. Lokasinya berada di lembah yang curam, dan tepi barat aliran Sungai Pakerisan. Berdasarkan peninggalan-peninggalan arkeologis yang ditemukan di sekitarnya, diduga pura ini didirikan sekitar abad ke-12 Masehi.

Terdapat sebuah gua kuno yang bernama Goa Garba di bawah pura ini. Konon, gua ini digunakan oleh Kebo Iwa untuk belajar melalui proses penempaan dan pengujian sebelum menjadi maha patih.

Piodalan di Pura Pengukur-Ukuran jatuh pada Purnama Karo nemu pasah, yang dilaksanakan setiap setahun sekali.

Mudah-mudahan dengan mulai dikenalnya Desa Pejeng karena Ritual Kendi Nusantara, wisatawan mulai melirik untuk mengunjungi desa yang memiliki banyak keunikan ini. Jarak Desa Pejeng memerlukan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Kota Denpasar. Selain mengenal sejarah, kamu juga bisa berswafoto lho. Banyak objek wisata yang instagramable di lokasi Desa Pejeng.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya