Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Orang Suci, 7 Jenis Pemangku yang Dikenal dalam Ajaran Hindu 

ilustrasi kegiatan upacara adat (pexels.com/Artem Beliaikin)

Salah satu orang suci yang ada di agama Hindu adalah pemangku. Menurut Lontar Widhisastra, kata pemangku berasal dari kata pa yang bermakna pastika pasti yang artinya paham akan hakekat kesucian diri. Kata mang bermakna wruh ring tata titining agama yang artinya paham mengenai pelaksanaan ajaran agama. Dan kata ku bermakna kukuh ring Widhi yang artinya teguh dan konsisten kepada ajaran Dharma.

Sesuai dengan ketetapan Maha Sabha II Parisada Hindu Dharma tanggal 5 Desember 1968, Pemangku adalah seorang rohaniawan yang telah melaksanakan upacara pawintenan dengan status Ekajati atau juga disebut dengan pinandita yang artinya wakil dari pandita (orang suci dengan tingkat yang lebih tinggi). Menurut Lontar Raja Purana Gama, pemangku bisa dibedakan menjadi beberarpa jenis sesuai tempat dan kedudukannya. Berikut penjelasannya.

1. Pemangku kahyangan

Pura Panca Tirta di Desa Nongan. (YouTube.com/Bali Spirit Cinematic)

Pemangku kahyangan merupakan pemangku yang bertugas di Pura Kahyangan seperti Kahyangan Jagat, Sad Kahyangan, dan Kahyangan Tiga. Di setiap pura ini biasanya terdiri dari beberapa pemangku yang bertanggung jawab terhadap kegiatan upacara di pura tersebut. Pemangku ini juga sering disebut pemangku pemucuk atau pemangku gede.

2. Pemangku Pamongomong

Pura Penataran Ped, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pemangku pamongomong sering disebut dengan sebutan jro bayan atau juga mangku alit. Pemangku ini memiliki tugas sebagai pembantu tugas dari pemangku gede di suatu pura. Pemangku ini mengatur tata pelaksana dan jalannya upacara sesuai perintah dan arahan pemangku gede.

3. Pemangku jan banggul

Ilustrasi upacara adat di Bali. (pixabay.com/jovanel)

Pemangku jaan banggul atau jro bahu juga sering disebut dengan pemangku alit. Tugasnya hampir sama dengan tugas dari pemangku pamongomong atau pemangku alit sebagai pembantu tugas pemangku gede.

4. Pemangku nilarta

Tradisi Ngelawang di Desa Adat Tegal. (youtube.com/Oka Tokex)

Pemangku nilarta adalah pemangku yang bertugas pada suatu Pura Kawitan. Pura Kawitan adalah jenis pura yang umatnya berasal dari darah keturunan yang sama atau juga disebut dengan pura keluarga. Pemangku ini memiliki darah keturunan yang sama dengan umat di Pura Kawitan tersebut.

5. Pemangku pandita

Ilustrasi pemangku. (IDN Times/Ayu Afria)

Pemangku pandita ini memiliki tugas yang sama seperti seorang pandita. Biasanya, pemangku pandita ini didasarkan adanya suatu tradisi atau juga purana (keputusan/kesepakatan) pada suatu daerah yang tidak diperkenankan menggunakan Pandita untuk memimpin suatu upacara. Pemangku pandita inilah yang bertugas sebagai pemimpin setiap kegiatan yang menyangku pelaksanaan uapcara-upacara adat baik di pura maupun di tempat lainnya.

6. Pemangku kortenu

Ilustrasi pemangku. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pemangku kortenu adalah pemangku yang bertugas di Pura Prajapati. Pura Prajapati adalah pura yang terdapat di suatu kuburan desa berdampingan dengan Pura Dalem. Selain bertugas di Pura Prajapati, pemangku kortenu juga dapat memimpin upacara yang berhubungan dengan Pitra Yadnya (upacara yang berhubungan dengan upacara kematian) dan juga Manusia Yadnya (upacara yang berhubungan dengan manusia seperti tiga bulanan, pernikahan, dan lain-lainnya).

7. Pemangku dalang

Jro Dalang Gede Karang saat menjadi dalang Wayang Sapuh Leger. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pemangku ini sekaligus juga sebagai dalang wayang yang digunakan untuk upacara seperti wayang lemah atau wayang sapuhleger. Pemangku ini berhubungan dengan upacara manusia yadnya khususnya untuk ruwatan. Beberapa upacara ruwatan yang ada dalam ajaran agama Hindu khususnya di Bali seperti ruwatan hari kelahiran atau bayuh otonan dan juga ruwatan sapuh leger (anak yang lahir di Wuku Wayang).

Menjadi seorang pemangku harus melalui beberapa tahap, salah satunya adalah tahap pemilihan. Di setiap daerah atau desa memiliki cara-cara tersendiri dalam pemilihan pemangku ini. Ada juga yang berdasarkan garis keturunan, jika seorang ayah sebagai pemangku, nantinya salah satu keturunannya juga akan bertugas sebagai pemanggku menggantikan sang ayah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silfa Humairah Utami
EditorSilfa Humairah Utami
Follow Us