Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Beach Club di Bali Harus Bertransformasi Selain untuk Party

CANNA (Dok.IDN Times/CANNA)

Badung, IDN Times - Kesan beach club bagi masyarakat umum tidak jauh-jauh dari venue untuk party, entertainment, dan hiburan semata. Tapi siapa sangka pandemik COVID-19 memberikan ruang baru, bahwa beach club dapat dimaksimalkan lebih dari sekadar untuk bersenang-senang saja. Transformasi pengembangan fungsi Beach Club ini dilakukan oleh CANNA. General Manager CANNA, Iwan Suryawan, mengatakan berdasarkan pengalaman pandemik di mana hampir semua sektor perekonomian lumpuh, CANNA lalu berevolusi sejalan dengan tren terkini dalam industri perjalanan dan perhotelan. CANNA secara proaktif menjawab kebutuhan yang semakin meningkat akan destinasi integrasi dan peluang business-leisure.

"Transformasi kami mencerminkan komitmen untuk menghadirkan pengalaman yang disesuaikan dengan preferensi pasangan, keluarga, grup korporat, maupun business-leisure traveler," ungkapnya.

1. Beach club harus pintar bertransformasi untuk kelangsungan bisnisnya

CANNA (Dok.IDN Times/CANNA)

Menurut General Manager CANNA, Iwan Suryawan, pengalaman pandemik COVID-19 memberikan pelajaran tersendiri bagi beach club yang berdiri pada 2021 itu untuk bertahan dalam bisnisnya. Perkembangan beach club di Bali yang semakin banyak, membuat para pemilik bisnis harus memutar otak untuk berstrategi. CANNA yang terletak di Nusa Dua tersebut kemudian memperkuat bisnisnya dengan membangun fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamu di sekitar, tidak hanya untuk entertainment. Ia melihat peluang tersebut disambut hangat oleh perusahaan-perusahaan yang ingin mengadakan pertemuan terutama dari luar negeri seperti UEA dan Singapura.

"Ternyata banyak corporate yang senang dengan venue kita. Kesan ya kalau ke beach club itu party. Padahal tidak selalu party," terangnya.

2. Jumlah venue memberikan pengaruh pada strategi bisnis saat ini

CANNA (IDN Times/Ayu Afria)

CANNA telah memiliki modal 12 venue dengan gaya dan konsepnya masing-masing memungkinkan untuk pelaksaanaan berbagai kegiatan yang berbeda dalam satu waktu. Misalnya party di satu venue, kegiatan corporate, dan wedding secara bersamaan. CANNA juga mengumumkan elevasinya, dari konsep beach club menjadi destinasi terintegrasi yang menyediakan beragam venue tepi pantai ekslusif di Nusa Dua. Destinasi ini menghadirkan pengalaman yang mencakup kuliner, rapat, pertemuan korporat, gathering, dan berbagai acara lainnya, serta mampu mengakomodasi berbagai acara selama 24 jam penuh dengan jumlah tamu 10 hingga 1500 orang.

"Sehari sering melayani 4 events yang berbeda. Kami sudah biasa melakukan itu. Kami ingin memaksimalkan lagi apa yang kami punya untuk bisa mengakomodir semua keperluan dari customer. Dari kalangan syariah sampai yang party kami bisa menampung itu," terangnya.

Beberapa venue yang dimaksud adalah:

  • Cliff, merupakan restoran casual-fine dining dengan pemandangan pantai berlokasi di indoor/outdoor. Ideal untuk resepsi pernikahan, gathering serta area cave untuk makan malam yang bersifat intimate atau melamar pasangan
  • Sky, ruangan yang ideal untuk peluncuran brand, pertemuan, atau program budaya
  • Lodge, open-air venue, cocok untuk gathering, pesta pribadi, atau sesi networking
  • Stone, venue dengan panorama laut, ideal untuk acara pernikahan yang sifatnya intimate, rapat bisnis, dan resepsi
  • Mezzanine, ruang tertutup dilengkapi fasilitas untuk rapat, presentasi, dan beragam acara korporasi
  • Deck, platform luar ruangan untuk resepsi korporat, DJ set, festival musik, atau acara khusus lainnya
  • Cave, venue indoor eksklusif ideal untuk pertunjukan musik, program budaya, pertemuan pribadi, atau afterparty
  • Sand, ruang terbuka tepi pantai yang luas, cocok untuk acara berskala besar, incentive gathering dan festival musik dalam format berdiri maupun duduk.

3. Memperkuat bisnis bekerja sama dengan pihak lainnya

CANNA (Dok.IDN Times/CANNA)

Pada 2025, tren tempat multifungsi menjadi bidikan strategi bisnis. Kondisi ekonomi global yang fluktuatif saat ini, ia akui juga berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Mengingat Bali dipengaruhi oleh dua kebijakan ekonomi, yakni luar negeri dan dalam negeri. Sektor swasta harus mampu beradaptasi dalam berbagai situasi, salah satunya kerjasama dengan pihak lain misalnya hotel sekitar, travel agen, dan sebagainya.

"Kami juga harus menyesuaikan diri untuk bisa survive dalam kondisi apapun. Harapannya kami menjadi salah satu tujuan wisata bagi tamu-tamu di Bali baik domestik dan international," ungkapnya.

Share
Topics
Editorial Team
Ayu Afria Ulita Ermalia
Irma Yudistirani
Ayu Afria Ulita Ermalia
EditorAyu Afria Ulita Ermalia
Follow Us