Diduga Depresi, WN Rusia Akhiri Hidup di Guest House

Badung, IDN Times - Seorang warga negara Rusia bernama Artem Kantariia (31) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat (7/7/2023) pukul 07.10 Wita. Polisi menduga, Artem meninggal setelah mengakhiri hidup.
Pihak kepolisian menyampaikan bahwa korban diduga mengalami depresi sebelum mengakhiri hidupnya.
1. Korban ditemukan meninggal terlilit tali papan surfing

Kasi Humas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar, AKP I Ketut Sukadi mengungkap, korban ditemukan tak bernyawa dengan tali papan surfing melilit bagian leher, di Coconut Guest House, berlokasi di Banjar Cengiling Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan. Korban diketahui sudah hampir setahun tinggal di lokasi tersebut.
"(Diduga korban) Melilitkan tali papan surfing di leher korban," jelasnya.
Hasil pemeriksaan Tim Inafis Polresta Denpasar diungkap ada sedikit darah dari leher kanannya. Selain itu nihil tanda-tanda kekerasan. Aparat juga menemukaan beberapa barang, dan obat-obatan di kamar korban.
2. Saksi yang juga pemilik guest house mengira korban tengah tiduran

Pemilik Coconut Guest House, Putu Agus Swantara sempat mengira korban tiduran. Saat itu saksi ke lokasi untuk membangunkan orangtua, dan para pekerja proyek sekitar pukul 06.15 Wita.
Dari kesaksiannya kepada aparat, Putu Agus mengungkap, korban dalam posisi bersimpuh. Saat saksi mendekati korban diketahui bahwa korban telah meninggal dunia. Kejadian tersebut langsung dilaporkan ke pecalang setempat.
"Saksi dikagetkan dengan leher korban yang sudah terjerat tali papan surfing. Dan masih menggunakan headset di kedua telinganya," ungkap Sukadi.
3. Diduga depresi, korban Artem sempat curhat ke temannya

Sementara itu, Aizhan Gumarova (34) teman korban kepada petugas kepolisian mengatakan sempat mengobrol dengan korban pada 6 Juli 2023 sekitar pukul 00.00 Wita di teras. Setelah sekitar 15 menit mengobrol, saksi kembali ke kamarnya.
Pagi harinya, saksi dikagetkan bahwa temannya tersebut ditemukan meninggal dunia. "Saksi mengaku sering mendapatkan informasi dari korban tentang berbagai masalah. Mulai depresi hidupnya, ekonomi, emosi korban," jelas I Ketut Sukadi.
Jasad korban sementara dititipkan ke RSUP Prof Ngoerah (RSUP Sanglah).
4. Hubungi hotline ini jika kamu membutuhkan. Depresi bukanlah persoalan sepele

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
* RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
* RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
* RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
* RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
* RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
* Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.