Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant Provokatif

Brigaz Bali selalu edukasi suporter

Klungkung, IDN Times - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, menggugah kesadaran para pecinta sepak bola Indonesia untuk membatasi fanatisme berlebih terhadap klub kesayangan. Berbagai masalah kerap muncul karena fanatisme berlebih penonton, mulai dari melakukan demontrasi, hingga kerusuhan yang merusak fasilitas umum di dalam stadion dan sekitarnya.

Dalam peristiwa seperti ini, biasanya klub yang sering kali menjadi pihak yang juga dirugikan karena harus berhadapan dengan sanksi PSSI. Berbeda halnya dengan kejadian di Stadion Kanjuruhan yang sampai menyebabkan 125 korban jiwa, yang tentunya harus dipertanggung jawabkan oleh semua pihak.

Rasa duka juga dirasakan manajemen, pemain, hingga suporter Bali United. Manajemen bersama suporter bersama-sama melaksanakan doa bersama, sebagai bentuk belasungkawa.

Bali United yang baru berusia 7 tahun, selama ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kelompok suporternya. Pasca tragedi di Kanjuruhan, penting untuk dibahas kembali bagaimana hubungan pihak manajemen klub Bali United dan suporternya.

Baca Juga: Pemain Bali United: Saya Shock dan Sedih, Duka Sedalam-dalamnya  

1. Brigaz Bali memiliki kelompok suporter yang teroganisir

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifDoa bersama di Stadion I Wayan Dipta. (baliutd.com)

Brigaz Bali menjadi satu di antara beberapa kelompok suporter Bali United yang memiliki nama besar di kancah sepak bola Tanah Air. Kelompok suporter ini didirikan tahun 2011 lalu dan saat ini ribuan orang menjadi anggotanya.

Seperti halnya kelompok suporter besar, Brigaz Bali memiliki struktur yang terorganisir dan memiliki agenda rutin di luar mendukung Bali United di lapangan.

"Saat ada momen-momen tertentu, biasanya kami kumpul. Biasanya di daerah anggota itu menggelar nonton bareng, sambil juga kami bincang-bincang mengenai kondisi klub," ujar Penasehat Brigaz Bali, Ahmad Bersih, Rabu (5/10/2022).

Dalam kesempatan kumpul itulah, biasanya dilakukan saling berbagi pemikiran dan edukasi ke sesama suporter untuk mendukung tim kesayangan dengan positif.

"Kami biasanya sampaikan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam mendukung tim kesayangan," ujar Ahmad Bersih.

2. Larangan membawa flare ataupun chant provokatif

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifDoa bersama di Stadion I Wayan Dipta. (baliutd.com)

Ahmad Bersih menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan kelompok suporter dari Brigaz Bali untuk mendukung tim kesayangan. Hal itu juga yang selalu dijelaskan ke para anggota kelompok suporter.

Kelompok suporter dilarang membawa flare saat membela tim kesayangan di stadion. Termasuk dilarang membuat chant yang bernada provokatif dan rasis. Karena psy war dengan cara ini sangat rentan membuat perpecahan dengan suporter lawan.

"Kami selalu edukasi ke anggota, ngechant di tribun sah-sah aja, tapi tidak ada bahasa provokatif atau suara rasis. Kami harus selalu respect dan menghormati seporter tamu yang datang ke kandang kita di Stadion Dipta. Tidak ada lemparan apapun ke luar tribun apalagi ke tengah lapangan," ungkap Ahmad Bersih.

Sebagai suporter Bali United yang telah senior, Ahmad Bersih juga selalu mengajak para suporter untuk tetap welcome dengan suporter tamu yang mendukung tim kesayangannya di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

3. Anggota diajarkan menerima setiap hasil pertandingan dengan lapang dada

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifPemain Bali United Stefano Lilipaly (kedua kanan) berupaya menghindari pemain PSM Makassar Beny Wahyudi dalam pertandingan Liga 1 2019 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (1/8/2019). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Ahmad Bersih juga sejak awal melakukan edukasi ke rekan-rekan sesama suporter untuk bisa menerima apapun hasil pertandingan. Menurutnya menang, kalah, seri adalah hal yang sangat lumrah dalam sebuah pertandingan.

"Kami selalu mengajarkan ke anggota, bahwa kita harus bisa menerima apapun hasil dari sebuah laga, baik itu di kandang maupun di luar kandang. Karena dalam kompetisi dan pertandingan itu, hanya ada tiga hasil yakni menang, seri, dan kalah," tegasnya.

Menurut Ahmad Bersih, menerima apapun hasil pertandingan merupakan hal yang sangat mendasar dalam membela tim kesayangan. Filosofi fair play juga harus dijunjung tinggi, di atas kemenangan tim.

"Apapun hasilnya, tetap fair play yang paling utama. Rivalitas hanya 90 menit, sisanya kita saudara. Sepak bola adalah hiburan," jelasnya.

4. Penyampaian aspirasi dari suporter tidak dengan cara yang merugikan klub

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifPenasehat Brigaz Bali, Ahmad Bersih. (Dok.IDNTimes/istimewa)?)

Jikapun ada hal yang akan disampaikan kelompok suporter, menurutnya Brigaz Bali selalu mengedepankan cara-cara yang tidak merugikan klub.

"Kami di Brigaz Bali selalu mengedepankan cara-cara yang sesuai aturannya. Kalau anggota ada hal yang akan disampaikan ke menagemen klub, kami tidak ada keluhan dengan nada protes. Karena emosi tidak akan dapat menyelesaikan masalah bahkan akan menambah masalah," jelasnya.

Biasanya jika ada hal yang akan disampaikan ke pihak manajemen klub, perwakilan kelompok suporter meminta waktu bertemu dengan pihak menajemen, melalui koordinator dari manajemen klub yang khusus mengurus kelompok suporter.

"Penyampaian aspirasi suporter tidak harus dengan unjuk rasa atau tindakan-tindakan anarkis lainnya. Hal itu haram hukumnya bagi kami Brigaz Bali, khususnya Semeton Bali umumnya," jelasnya.

5. Pertemuan rutin dengan pihak manajemen klub

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifSuporter Bali United. (Dok.IDNTimes/Ahmad Bersih))

Ahmad bersih mengungkapkan, pihak klub biasanya memiliki agenda rutin untuk melakukan pertemuan dengan perwakilan kelompok suporter Bali United. Biasanya pertemuan besar digelar saat awal liga bergulir.

"Biasanya pihak manajemen klub menggelar pertemuan dengan perwakilan elemen suporter saat ada perkenalan pemain baru atau perkenalan jersey baru," jelasnya.

Sampai saat ini, elemen suporter Bali United atau Semeton Dewata terus berkembang dan terdiri dari beberapa kelompok. Selain Brigaz Bali, ada juga Semeton Dewata Bulldog, NSB12, SM69, Basudewa dan sebagainya.

"Kami suporter Bali United, khususnya Brigaz Bali
rasa cinta kami ke klub, kami tunjukkan dengan selalu menaati aturan, misalnya selalu beli tiket, selalu memberikan support ke pemain dalam keadaan apapun, selalu ada perwakilan dari kami untuk mengawal klub jika main away (di luar kandang)," jelasnya.

6. Pembinaan dan diskusi berkelanjutan ke kelompok suporter

Utamakan Fair Play, Suporter Bali United Dilarang Buat Chant ProvokatifSuporter Bali United. (Dok.IDNTimes/Ahmad Bersih))

Bali United Community Relation Officer, Anang Wahyudi, mengungkapkan, pembinaan terhadap kelompok suporter Bali United dilakukan secara berkelanjutan, baik pada saat ada acara komunitas, match home atau pertandingan di kandang.

"Bahkan dari hasil diskusi dengan suporter melalui komunitas suporter, kami sering melakukan berbagai kegiatan di luar stadion, seperti bakti sosial di setiap agenda kemunitas suporter," ungkap Anang Wahyudi, Rabu (5/10/2022).

Jika Bali United mengalami hasil minor dan ada hal yang ingin disampaikan suporter, biasanya Anang Wahyudi mendatangi satu per satu komunitas untuk bertukar pikiran.

"Biasanya kita datangi satu per satu ke setiap komunitas, ataupun kita agendakan pertemuan dengan semua komunitas di satu titik," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya